• Beranda
  • Artikel dan Esai
  • Akademik
    • Beasiswa dan Kepemudaan
    • Tugas Kuliah
    • Soon
  • Puisi
  • Cerpen
  • Pidato
  • #Berani Merasa
  • Excel
instagram facebook youtube Google+ bloglovin Email

Aksara Fauzi

"Aku hadir saat mata terpejam..."

1. Struktur Redaksi Media

Jabar Ekspres



Keterangan:

Komisaris Utama: H. Alwi Hamu
Komisaris: Dwi Nurmawan, H. Suparno, Priyo Susilo
Direktur Utama: Yanto S Utomo
Direktur: Eko Suprihatmoko, Arif Badi Karyawan, Suhendrik

Pemimpin Redaksi: Eriek Topik
Asisten Redaktur: Igun Gunawan
Redaktur Pelaksana: -
Reporter: Yuli S. Yulianti, Nur Aziz, Erus Rustandi
IT: Riski Anggiono
Desain: Ali Caslim
Percetakan: Samsul Rijal

Pemimpin Perusahaan: Odilius Wicahyadi
Iklan: M. Rohhim, Andy Rusnandy, Doni Ramdani, Fitri Intansari
Pemasaran: Jajat Darojat, Ferry Nugraha
Keuangan: Jhoni Bayu Aji, Fittriya Dwi Rahayu, Fitria Ramadhani, Rizki Oktaviani S
Kepala biro Jawa Barat: Yayan Agustiyanto
Kepala biro Bandung Ekspres: Hendrik Kaparyadi

Jabar Ekspres (Bandung Ekspres) terbit kali pertama 7 Februari 2009. Tapi distribusinya makin lancar, penetrasi makin kuat, pelanggan terus tumbuh. Itu karena kami melakukan promosi yang kreatif. Jabar Ekspres lahir dari semangat mewujudkan ketersebaran informasi kepelosok-pelosok Jawa Barat.

Jabar Ekspres memang bukanlah koran pertama di Jawa Barat. Tapi Jabar Ekspres kini telah menjadi koran dengan tingkat kepercayaan tinggi dari pembaca. Ini karena kerja keras dari semua awak Jabar Ekspres yang rata-rata berusia muda, Kreatif dan inovatif. Sebagai koran pendatang baru di Jawa Barat, Jabar Ekspres sejak awal terbit sudah dilengkapi mesin cetak berkapasitas 26.000 eksemplar per jam.

Profil Jabar Ekspres
Alamat
Jl. Soekarno Hatta 627, Bandung 40685  Telp. (022) 7313860, (022) 7302838 , Faks (022) 7316634

Website
http://www.jabarekspres.com

Email
Redaksi: redaksikoranjabarekspres@gmail.com , bdgekspres@gmail.com
Iklan: iklanbdg@gmail.com

Media Sosial
Facebook: jabarekspres
Twitter: @jabarekspres
Instagram: @jabarekspres
g+: +BandungEkspres
 
2. Adopsi Konsep dan Struktur Redaksi

TJIANDJOER POST

STRUKTUR KEPENGURUSAN PERUSAHAAN TJIANDJOER POST

Profil Harian Umum Tjiandjoer Post

Data Teknis
Nama Perusahaan: Aksara Post
Alamat Redaksi dan Pemasaran: Jln. Arta Kencana No. 3B Cianjur
Telp: 0263 261 939
Jenis Usaha: Usaha Penerbitan dan Surat Kabar
Tahun Didirikan: 19 April 2025
Bentuk Perusahan: Perseroan Terbatas
Bahasa: Bahasa Indonesia
Waktu Terbit: Pagi hari
Periode Terbit: 7x seminggu, kecuali hari libur nasional
Isi Berita: Lokal (75%), Nasional (20%), Internasional (5%)
Jumlah Halaman: 20 halaman
E-mail: redaksi@tjiandjoerpost.com

Visi
Menjadi media yang menebar semangat ketersebaran informasi yang aktual, faktual, dan bermanfaat ke seluruh wilayah Cianjur

Misi
Memberikan informasi yang mendidik, membangun, serta berimbang
Menjadi kekuatan sinergitas antara masyarakat dan pemerintah

Sasaran Pembaca
Sasaran pembaca Tjiandjoer Post ditujukan untuk semua lapisan masyarakat di Cianjur, dengan lebih menekankan/ memfokuskan pada konsumen semua lapisan menengah ke bawah dan pelajar/ mahasiswa. Penekanan jenis beritanya pada kejadian yang terjadi khususnya di Cianjur dan daerah masing–masing yang berada di Provinsi Jawa Barat.

Isi Berita
Dalam masalah pemberitaan Tjiandjoer Post mencoba menyajikan berita-berita secara tersaji cepat, akurat, dan faktual, oleh karena itu Tjiandjoer Post mencoba untuk menjadi koran yang ekslusif, dengan menghadirkan atau menyajikan rubrik unggulan, yaitu:
  1. Rubrik informasi di lingkungan Desa, yaitu Lembur, dimana rubrik ini menjadi rubrik unggulan di harian Tjiandjoer Post dengan total halaman 8 halaman yang menjadikan Tjiandjoer Post sebagai Harian Pagi yang paling unggul dalam rubrik informasi seputar kegiatan di desa dibandingkan dengan Harian Pagi lain, selain rubrik olahraga, 
  2. Rubrik seputar remaja atau ABG, yaitu Ngora, berisi seputar informasi yang sedang booming di kalangan remaja saat sekarang, mengungkap profil remaja yang berprestasi entah itu artis, penyanyanyi atau tokoh masyarakat. Tokoh yang diulas profilnya pun sesuai dengan trend saat ini. Lalu ada fashion terkini baik cowok maupun cewek, mengulas gadget, bermacam cerita fiksi, horoscope, musik, dll.
3. Menulis Berita Terkait


Santri Cianjur Demo Tolak LGBT

CIANJUR – Ribuan umat muslim dari berbagai lapisan di Kabupaten Cianjur, menggelar aksi unjukrasa damai di depan Kantor DPRD dan Pendopo Cianjur, Jumat (26/10). Massa menolak keberadaan LGBT di Cianjur.

Ribuan orang dengan mengenakan pakaian yang seragam serba putih dan membawa bendera tauhid, melakukan orasi di depan kantor DPRD Cianjur, menuntut agar Pemkab Cianjur segera mengeluarkan Perda terkait LGBT.

Bahkan massa menuntut LGBT diberikan sanksi tegas dan setimpal atas perilaku menyimpang yang dapat merugikan banyak orang dan mencoreng nama Kabupaten Cianjur sebagai "Kota Santri". Mila Jamilah, selaku massa yang mengikuti kegiatan ini mengatakan, perilaku seks sesama jenis sangatlah dilaknat, jangan sampai terjadi lagi seperti peristiwa pada zaman Nabi Luth.

“Tidak ada ruang untuk LGBT di Cianjur, Pemkab Cianjur harus dengan segera membuat Perda terkait LGBT yang semakin bertambah jumlahnya setiap tahun,” kata Mila. (26/10)

Selang beberapa saat massa melakukan orasi secara bergantian, anggota Komisi IV DPRD Cianjur, Istinganah, menerima perwakilan pengujukrasa dan menyatakan setuju dengan dibentuknya perda terkait LGBT.

“Kami setuju dengan keinginan umat islam di Cianjur, agar dibentuknya perda terkait LGBT yang saat ini jumlahnya semakin meresahkan. Namun sesuai mekanisme biarkan panitia khusus merumuskan,” katanya.

Setelah mendapat janji dari wakil rakyat, massa kembali melakukan konvoi ke Kantor Bupati Cianjur, untuk melakukan hal yang sama sambil mengimbau warga untuk sama-sama menolak LGBT di Cianjur. aksi damai yang dilakukan ribuan massa di depan kantor bupati mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. (MIF)

Graha Samolo, Solusi Rumah Bersubsidi

KARANGTENGAH – Graha Samolo Indah yang beralamat di Kampung Selakopi, Desa Babakan Caringin, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, merupakan perumahan modern dan strategis serta nyaman dan aman sehingga cocok bagi keluarga.
Pelaksanaan pembangunan perumahan pun lebih cepat dibandingkan perumahan lain yang menjadi kompetitornya, demi memberikan kepuasan terhadap konsumen Graha Samolo dan tentunya agar dapat segera dihuni.

“Hingga saat ini rumah yang ada di Perumahan Graha Samolo sudah selesai dibangun sekitar 50 unit, yang tentunya dengan waktu finishing yang sangat singkat. Meskipun dengan secara cepat, pembangunan rumah tersebut tentunya juga berkualitas,” ucap Didi. (28/10)

Ia memaparkan bahwa bangunan rumah dibangun dengan bahan-bahan yang berkualitas, sehingga membuat rumah berdiri kokoh dan tahan terhadap segala cuaca. Sedangkan untuk pembayarannya sendiri, bisa dibayar secara kontan maupun dengan cara kredit, harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau.

Perumahan Graha Samolo Indah merupakan hunian modern dengan desain cluster minimalis, berada di lokasi yang sangat nyaman, cocok sebagai perumahan keluarga, yang mengutamakan keindahan dan keamanan di lingkungan perumahan yang dibangun di atas tanah dengan luas sekitar 3 hektar.

Harga rumah yang ada di Graha Samolo Indah mulai dari Rp105 juta hingga Rp110 juta, dengan ukuran luas bangunan 32 meter dan luas tanah 72 meter. Uang muka atau DP (Down Payment—red) disesuaikan, mulai dari 7,5 persen. Serta cicilan mulai dari hanya Rp23 ribu saja per harinya.

"Tujuan kami adalah agar semua orang bisa memiliki rumah dengan harga yang terjangkau, karena seperti yang diketahui bahwa harga rumah saat ini sangatlah meroket," tutup Didi. (28/10) (MIF)

MAN 1 Cianjur Bawa Pulang 3 Piala di Ajang Aksioma Tingkat Jawa Barat
(Berita Lama/ Arsip)

MAN Cianjur berhasil menjejerkan 3 piala baru diantara piala-piala sebelumnya yang pernah diraih dari berbagai macam perlombaan, baik tingkat kabupaten, wilayah, maupun provinsi. 26 Mei 2015 kemarin adalah hari ketika diantara utusan MAN Cianjur atas nama Kontingen Kabupaten Cianjur memboyong piala di Kota Bekasi pada ajang perlombaan Aksioma dan KSM tingkat provinsi Jawa Barat. Ajang perlombaan ini diselenggarakan tanggal 25-26 Mei 2015.

Alvira, Hana, dan Rahma adalah nama-nama penyandang gelar juara utusan Kabupaten Cianjur di ajang Aksioma dari berbeda cabang lomba. Sayangnya, utusan kontingen kabupaten Cianjur belum berhasil menyabet piala di ajang KSM (Kompetisi Sains Madrasah).

Alvira, siswa kelas X F merupakan utusan Kabupaten Cianjur dari MAN Cianjur dari cabang perlombaan atletik puteri 100 m. Dirinya berhasil menyisihkan 6 pesaing lainnya di babak semifinal dan berhasil menempati posisi ke-2 di babak final dikalahkan atletik dari utusan kabupaten Cirebon.
Pada lain cabang, Hana siswa kelas X E dari cabang Bulutangkis tunggal puteri berhasil menyabet juara ke-3 setelah berhasil mengalahkan lawannya dari kabupaten lain. Rahmawati, siswi kelas XI IPA 2 dari cabang lomba pidato bahasa inggris puteri tidak disangka berhasil menempati posisi pertama dan akan melenggang ke tingkat nasional yang akan dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan pada Agustus nanti.

“Alhamdulillah! Saya gak nyangka, saya bisa berhasil menempati posisi pertama dan nanti bisa berangkat ke Palembang!” Ujar Rahmawati seraya menangis bahagia. ***(M Irfan Fauzi)

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Source: Quotefancy


Assalamualaikum wr.wb.

Your excellences the lecturer of English Language
Your excellences all the audiences

First of all, let’s thanks and pray to our God, Allah SWT. Who has given us mercy and blessing, so we can come and gather in this place in good condition.
Second of all, may salutation and peace always be given for our prophet, Muhammad SAW. The last messenger of God, who has guided us from the darkness, from the stupidity, and from jahiliyyah to Islamiyah.
Third of all, I won’t forget to say thanks to the lecturer of English language, who has given me a chance to give a speech.

Ladies and gentleman...

In this opportunity, I’d like to present a speech about “War Ethics in Islam”

Ladies and gentleman

There is a question that always be asked by others, Muslims or Non-Muslims. “Why did Muhammad go to war?”

The Prophet did not initiate war against anyone who offered to make peace with him. War is a last resort in Islam for the physical defence of the community and it is not a means to force people to enter Islam. Peaceful coexistence among different religions is highly preferred over conflict. For example, the war between Muslim and Quraish in Muhammad’s era.

Since the start of hostilities or the state of war, every individual of Quraish or the Meccans was a public enemy of the Muslims and liable to be treated as such in his person and property, except those who were unable to take part in the hostilities, or, as a matter of fact, abstained from engaging in them. It was different with Quraish treatment to enemies (Muslims). Muslims were tortured at the hands of the ungodly and fierce Quraish. And the Muslims who became prisoners, are not given the properly fed and other services.

History stands testimony to the bitter fact that the victorious nations let loose a reign of terror against the helpless prisoners of war. Islam strictly forbids such inhuman actions. During their captivity, the prisoners must be treated kindly. They have to be properly fed, clothed and looked after.

We can take the lesson from the victory of Muslim in war, was not of man's glory but humility, not of power but of service, not an appeal to vanity but a realization of Allah's mercy.

Ladies and gentleman…

Now, we have known that war in Islam is different from other wars in this world. And I think, today, war isn’t a choice. Because, the war isn’t for defend but just for the personal interests of a country, enriching themselves, or expanding the territory of the country. One message from me, Stop the war and violence, spread love and peace, let’s make this world a better place.

Thank you for your best attention.

Wassalamualaikum..

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
source: Rakyatku.com
Dewasa ini, sedang terjadi pergeseran sosial di masyarakat yaitu maraknya budaya massa. Segala aspek kehidupan hampir tidak luput dari pengaruh budaya massa, tak terkecuali agama, terutama agama Islam. Pemaknaan agama diambil alih oleh media sosial yang berimplikasi pada pergeseran peranan institusi tradisional di masyarakat. Saat ini, aspek-aspek keagamaan memperoleh legitimasinya dari pesan-pesan berbalut aura agama yang bertebaran di media sosial.

Pernikahan Muda

Salah satu aspek agama yang ramai dibicarakan adalah pernikahan. Tradisi Islam menanamkan nilai penting pernikahan lewat berbagai firman Tuhan dan sabda Nabi yang mencerminkan bahwa tidak ada alasan bagi seorang Muslim untuk tidak melakukan pernikahan. 

Pernikahan adalah bagian dari sunnah Rasul. Selain untuk menciptakan keluarga Muslim dan meneruskan rantai untuk melestarikan masyarakat Muslim, juga sebagai benteng diri untuk mengendalikan hawa nafsu sehingga mampu menjaga kehormatan dirinya. 

Para pemuda selalu digambarkan sebagai makhluk yang memiliki libido seks yang tinggi dan dikhawatirkan  menjerumuskan kepada jurang kemaksiatan melalui mekanisme pacaran atau pelacuran. Dengan berlandaskan dalil tentang bahaya mendekati zina, maka pernikahan usia muda direkomendasikan sebagian orang, bahkan dianggap suatu keharusan. Sekilas fenomena seperti ini memunculkan kesan polarisasi wacana bahwa kalau tidak mau berzina, ya menikah.

Pernikahan muda adalah salah satu sub ajaran Islam yang selalu seru didiskusikan. Topik ini diangkat ke permukaan karena disamping sebagai salah satu sunnah yang diajarkan Rasulullah saw., juga sebagai upaya pereduksian terhadap fenomena perzinahan antar lawan jenis yang belum sah menurut dogma agama yang marak dipertontonkan di depan khalayak.

Kampanye untuk menyegerakan pernikahan disinyalir diawali oleh pernikahan kontroversial antara Alvin (putra sulung dari ustadz Arifin Ilham) yang baru berusia 17 tahun dengan perempuan mualaf berusia 20 tahun. Pernikahan ini menjadi perdebatan karena usia mempelai laki-laki yang dianggap tidak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Namun, kebanyakan masyarakat memakna pernikahan ini sebagai tujuan tertinggi dalam suatu hubungan.

Pernikahan di usia muda dijadikan alat untuk menjustifikasi bahwa yang demikian adalah hal yang berani dan membanggakan. Maka tak heran, seminar tentang pernikahan muda sedang subur-suburnya tumbuh di kalangan muda terutama aktivis dakwah. Bahkan kini telah dikemas menjadi gerakan sosial yang dibuktikan dengan hadirnya beragam komunitas pro nikah muda dan pemuda hijrah. 

Kemaskulinan laki-laki pun diukur dari seberapa beraninya meminang perempuan dambaannya. Secara tidak langsung, hal ini memicu terjadinya segmentasi dan pendiskreditan terhadap para laki-laki yang menunda pernikahan, tidak peduli apakah dia sudah mapan dalam segi psikologis, material, maupun fisik.

Kekuatan Media Sosial

Di era milenial ini, gerakan nikah muda tidak mau ketinggalan dengan perkembangan zaman. Media sosial dijadikan boncengan untuk penyemaian ajaran-ajaran tentang anjuran menikah muda dengan ditawarkan beragam keindahan yang ada di dalamnya. Keterbukaan media massa kontemporer ini terlihat menjadi ajang umat Muslim untuk berkontribusi dan berekspresi atas suatu konsep pemahaman ajaran yang berada di lintas ruang dan waktu.

Posisi media sosial telah menjadi nadi kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Media telah memengaruhi segala tindak-tanduk individu. Terlebih lagi, masyarakat Indonesia sedang beramai-ramai bermigrasi ke sosial media. Alhasil, media sosial telah menjadi saluran tepat untuk mobilisasi individu dan kelompok masyarakat untuk manut terhadap suatu topik. 

Belakangan ini, jagat media sosial diriuhkan akun-akun khusus yang memiliki fokus pembahasan mengenai pernikahan muda dalam Islam. Kehadiran akun-akun ini ternyata digandrungi oleh kalangan remaja, terlihat dari para followers-nya yang sampai menyentuh angka ribuan.  

Melalui platform media sosial, kampanye nikah muda menjadi lebih hidup dan lebih efektif untuk bisa tersampaikan kepada target utama, yaitu kaula muda. Wacana pernikahan dan pendiskreditan yang masih melajang di media sosial sangat laku dan diminati para pengguna media sosial.

Penyebaran gerakan pernikahan muda banyak disimbolkan melalui meme, quotes, dan videografis. Saat ini, individu tergerak untuk menikah muda karena kesederhanaan pesan yang ‘mengena’ dan daya tarik dari media yang mengusung pesan tertentu (pernikahan), alih-alih mendalami hakikat dari pesan yang disampaikan. Target utama para pembuatnya adalah kalangan remaja perempuan Muslim. Substansi yang tercantum pun seolah-olah ‘menyeret’ para kaum Adam untuk mengabulkan keinginan menikah dari kaum Hawa.

Kampanye nikah muda berseliweran di beranda media sosial dengan mencantumkan tagar #NikahMuda atau #IndonesiaTanpaPacaran. Para aktivis nikah muda gencar memborbardir para pengikut media sosialnya dengan beragam dalil yang dikemas dengan apik dan kekinian akan keharaman mendekati zina dan pernikahan dijadikan solusi. Tentu hal ini besar dampaknya ketika yang mempublikasikannya adalah seorang artis sosial media dengan latar belakang yang baik. Bak domino, kalaupun tidak banyak dari para pengikutnya yang berhasil menikah muda, minimal niat untuk segera menikah seketika muncul. 

Di sisi lain, kebebasan di media sosial menjadikan individu lebih pasif. Hal ini dikarenakan media sosial terus menerus mencekoki para pengguna sehingga terjadinya dependensi terhadap produk yang disuguhkan media sosial. Implikasi dari sikap dependensi ini adalah menurunnya keingintahuan dan sikap kritis individu terhadap suatu hal. Semua dipercayakan kepada media sosial karena menganggap informasi yang disuguhkan adalah suatu kebenaran yang hakiki lewat imaji yang berada di bawah kontrol media.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa media sosial sebagai media massa kontemporer memiliki peranan yang besar dalam pembentukan paradigma individu, salah satunya mengenai pernikahan muda. Media sosial telah menjadi panggung euforia pernikahan muda. Para kaula muda dengan mudah digiring opininya menuju imaji tentang indahnya pacaran yang telah dibingkai pernikahan pada usia muda melalui media sosial. Mereka terlelap dibuai manisnya cinta dan cenderung melupakan poin penting lainnya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. 
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Source: artikeldaninformasi.com

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Your excellences all the juries council
Your excellences master of ceremony
Your excellences all audiences

First of all, let’s thank to Allah SWT. who has given us blessing and mercy, so we can come and gather in this place in a good condition.

Second of all, may salution and peace be given to our prophet, Muhammad SAW, the last messenger of Allah SWT, who has guided us from the darkness and   stupidity to the brightness, from jahiliyah to Islamiyyah.

Third of all, I won’t forget to say thanks to the master of ceremony who has given me a chance to deliver speech in this moment.

Ladies and gentleman …

In this opportunity, I’d like to present a speech about “Creating the Clean Environment in Madrasah“

We often notice slogans in various places, especially in schools including “keep cleanliness” which invites us to keep the environment clean. But the slogan is always ignored, the function of it just like any other ordinary slogans, is mere decoration without any action. Without denying the importance of the slogans that remind us about the cleanliness of our environment, it’s a big question for us ... Have we realized wholeheartedly about the importance of the cleanliness of our environment?

Currently, the awareness to keep the cleanliness of the environment is very sadden ...  very distressing, especially in the most of Islamic education institution. We are so indifferent to the condition of our environment. That can be seen from our school environment which is still polluted with a lot of trash ... it becomes our daily view. Without thinking twice, the students throw the trash carelessly averywhere. 

Then, who is responsible for these all? Keeping the cleanliness of our school environment is not only the responsibility of the school’s janitor, but it is the responsibility of everyone as members of school such as students, teachers, and also staff at the school. We all must involve in keeping our school environment clean. We act as if we do not know that this condition would endanger our own health. The piling up of rubbish can cause various diseases such as dengue disease because rubbish heap could be the breeding place of the dengue mosquitoes, and any other dangerous and deadly desease. 

Ladies and gentleman …
Let’s take other countries as example. One of the country is Singapore, one of ASEAN member which has the majority of their inhabitant are christian. Especially compared with Europe countries which most of the people arenot moslem.  In every corner of their schools, hygiene is absolutely secure. But, now let’s see our beloved country which has the majority of inhabitant are moslem. In every school, garbage strewn everywhere. The facilities already polluted with many abandoned food and rubbish. Health and clean school is still just a dream.
Whereas, Islam is a religion that is concerned about cleanliness. Our prophet Muhammad said in hadits:

الطهورشطرالايمان

“Cleanliness is half of faith”

But, if we consider this only a proverb without any action, we should be embarrassed by other countries in the world which most of inhabitans are not moslem. 
Where is our soul of Islam? The soul that always obeys the command of Allah and His Messenger. God said in the Qur’an :

إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ 

“indeed, Allah loves those who turn to Him constantly, and He loves those who keep themselves pure and clean.”

Ladies and gentleman …
The cleanliness of our environment depends on our awarness. Creating clean, healthy and beautiful environment is our responsibility. It’s time for us to change the negative stigma about madrasah that is always considered as unclean and unhealthy education institution. So, let’s create and keep our school clean. Remember, keeping cleanliness is obeying God.

Ladies and gentleman …

That’s all my speech. Thanks for your best attention.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

---000---

It was created for English Speech Competition (Aksioma 2016) in Bekasi
Although I didn't get the "trophy"
But I was glad because God had given me a chance to be around the amazing people
And I won't to say THANK YOU SO MUCH to my amazing teacher ever
Mr. Bram

Wish you all the best and May God bless you

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Source: Merdeka.com

Today, English has an important role in our daily life. It is the massive means of communication. Is there a strong argument which says that English will not give any benefits?.

Learning to speak English well, maybe the best way to improve our life. It seems all the people in the world have agreed to use English to talk each other. About 1,500,000,000 people in the world speak English. While another 1,000,000,000 are still learning English.

If we can communicate in English, we can contact people from all over the world. We can talk about our ideas and opinions on Internet discussion groups or even in International forum, such as in United Nation forum. We also can chat with other interesting people in other countries to learn about their life, tradition, and culture.

If we can communicate in English, we can travel more easily. English is spoken in more than 100 countries. If we lost, we can ask directions or ask for help. So, we won’t hard to find a way to go home.

English is useful for us to continue school or looking for job. Almost every school give us a test with English language if we want continue to our favorite school. As we know, in Southeast Asia (ASEAN) has been happening The Public Economic ASEAN (MEA). Our competitor to looking for job are not just from Indonesia. So, our ability to speak English very useful to looking for job.

These are why, we should make every effort possible to find somebody to speak with. There is question, Where can we find people who can speak English with us? We can find them at school, shopping mall, tourist destination, or even we can make english group with our friends.

Above all, don’t be afraid to speak English. We must try to speak, even if we make mistakes. We can not learn without mistakes. So, speak English as much as possible! 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Kehadiran becak menjadi polemik yang kembali mencuat ke permukaan, terutama di Kota Jakarta. Alat transportasi asli Indonesia ini seringkali ditolak kehadirannya di wilayah jalan raya karena menghambat aktifitas kendaraan yang lain. Di sisi lain, transportasi roda tiga ini menjadi pilihan utama para pembeli di pasar, terutama ibu-ibu, karena barang belanjaan yang banyak dan keadaan jalan di pasar yang tak memungkinkan kendaraan lain bisa melewatinya.

Di balik semua itu, lelahnya pengendara becak tidak sebanding dengan tarif yang ada. Pemerintah jangan hanya mengizinkan pengoperasian kembali, tetapi juga menyoroti kelayakan dalam segi pendapatan pengendara becak. Zonasi pun harus tegas dilakukan, becak jangan menabrak batas trayek dan berkeliaran di jalan raya, karena keselamatan bagi pengendara dan penumpang tidak terjamin serta malah memperparah kemacetan. 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Source: IDNtimes

Ketika mendengar kata "wartawan", secara tanggap otak pun berpikir tentang jurnalis, dan sebaliknya. Wartawan itu jurnalis, jurnalis itu wartawan. Begitulah anggapan kebanyakan orang. Barangkali karena di satu waktu, kita membaca istilah wartawan, lalu di waktu yang lain, kita mendengar julukan jurnalis. Lalu, apakah terdapat perbedaan? 

Siapakah Wartawan?

Secara harfiah, wartawan dirujuk dari akar katanya terdiri dari warta dan wan yang menunjukan bahwa wartawan adalah orang yang mengabarkan. Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wartawan adalah orang yang pekerjaannya mengumpukan dan menulis berita di media massa cetak atau elektronik. Dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), wartawan berhubungan dengan kegiatan tulis-menulis, di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut objektif, berbeda dengan penulis atau kolomnis yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.

Sebagian kalangan menyebutkan bahwa wartawan adalah profesi, sehingga ia adalah bagian dari perusahaan. Wartawan memiliki keterikatan dengan perusahaan dimana dia bekerja. Menurut Dudi Rustandi, S.Sos.I, M.I.Kom dalam website pribadinya menyatakan bahwa wartawan cenderung melaporkan peristiwa yang terjadi sesuai dengan tuntutan yang sangat mendasar dari menulis jurnalistik dengan memedomani kode etik wartawan. Jika hal tersebut sudah dilakukan maka selesailah tugas seorang wartawan. Plus tidak bertabrakan dengan kebijakan perusahaan dimana wartawan tersebut bekerja. Dengan demikian, usai mencari dan melaporkan berita, usai pula tugasnya sesuai kebijakan perusahaan. Idealisme sudah bukan menjadi beban. Dari sinilah mungkin lahir wartawan-wartawan yang pragmatis, wartawan-wartawan yang pada akhirnya terjebak pada persekongkolan dengan pihak tertentu yang menguntungkan pihak tersebut. Istilah “wartawan amplop”, “wartawan bodrek”, dan “wartawan kuning” pun bermunculan seiring hadirnya wartawan yang bersikap pragmatis. Mereka hanya memikirkan isi perutnya dengan cara memeras seseorang atau kelompok dan mengancam mereka jika tidak dipenuhi kemauannya maka akan dipublikasikan berita-berita negatif tentang seseorang atau kelompok tersebut.

Siapakah Jurnalis?

Menurut KBBI, pengertian jurnalis sama dengan wartawan. Istilah jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat. Jurnalis merupakan serapan bahasa asing, yakni “journalist” yang berakar dari kata “journal” berarti catatan harian mengenai kejadian.

Pada saat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan. Namun, jurnalis lebih luas cakupannya dibanding wartawan. 

Selain daripada itu, jurnalis memiliki idealisme yang dijunjung penuh. Apa yang dilakukannya tidak hanya menyampaikan berita, ia juga dengan sadar berdasarkan ilmunya memberikan persfektif baru kepada masyarakat ketika menyampaikan berita. Berita yang dipublikasikan pun berpihak kepada kepentingan umum. Berani berkata benar walaupun harus menerima pahit atau bahkan membahayakan keselamatan nyawa, bukan hanya dirinya tapi bisa juga keluarga dan orang-orang terdekatnya. Halang rintang selalu mengiringi langkah jurnalis dalam menguak suatu misteri.

Profesionalitas Jurnalis

Jadi terbenak mengenai film The Adventure of Tintin (2011).  Film ini mengisahkan mengenai seorang jurnalis muda koran Belgia Le Petit Vingtieme, Tintin, Sebagai seorang wartawan, naluri Tintin kadang menuntunnya pada masalah besar dengan risiko tinggi. Tintin bersama sahabat karibnya, seekor anjing fox bernama Snowy berpetualang menelusuri misteri harta karun Kapal Unicorn. Lewat film ini, Tintin bukanlah seorang jurnalis biasa karena ia lebih banyak menjadi bagian dari suatu peristiwa yang ia selidiki dibanding hanya melaporkan kejadian tersebut, rahasianya adalah terus mengajukan pertanyaan dan tidak puas atas pernyataan yang diberikan.

Adapun kisah nyata mengenai profesionalitas dan keberanian seorang jurnalis, bahkan mengantarkannya kepada kematian ketika bertugas. Dilansar dari Liputan6.com, salah satu jurnalis yang akhir hayatnya berujung tragis adalah jurnalis Jepang, Kenji Goto. Hidupnya diakhiri sebilah pedang algojo ISIS. Video pemenggalan Kenji Goto beredar pada Sabtu 31 Januari 2015. Seluruh dunia berduka atas kematiannya, terutama warga negara asalnya, Jepang. Dia dikenang sebagai sosok pahlawan karena berani menyelamatkan warga lain yang disandera ISIS, hingga membuatnya turut masuk lingkaran tahanan kelompok ekstremis tersebut.

Pada dasarnya, wartawan dan jurnalis sama-sama berada di lingkungan media pemberitaan, tugasnya pun sama yaitu mencari berita dan melaporkannya kepada khalayak. Poin pembedanya adalah mengenai idealism yang dipegang. Wartawan cenderung mematuhi kode etik wartawan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan, ia tidak mengindahkan apakah berita yang dipublikasikannya adalah berpihak kepada masyarakat umum atau justru menguntungkan sebagian pihak. Sementara jurnalis, ia selalu resah terhadap fenomena yang kebanyakan tidak mendukung bangsa dan lingkungan sekitarnya, sehingga pemberitaan yang ditelusuri dan dilaporkan adalah menitikberatkan untuk kesejahteraan dan kebermanfaatan bagi rakyat.***

Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar

Akhir-akhir ini, ibu pertiwi menangis sesenggukan. Ujian Tuhan datang bertubi-tubi tiada henti. Permasalahan seperti mata rantai yang tiada ujung. Luka Lombok masih basah, tanpa permisi Palu dan sekitarnya dibombardir bencana hingga tak berupa.

Sejak terjadinya gempa yang disusul tsunami, aktifitas perekonomian mendadak lumpuh. Masyarakat menjerit kelaparan. Tidak ada kegiatan transaksi di toko-toko yang sedianya menyediakan bahan pokok. Akibat kelangkaan logostik ini, warga mulai menjarah minimarket untuk mendapatkan bahan makanan, air mineral hingga obat-obatan. Hal ini adalah cerminan betapa sulitnya bertahan hidup di sana, hingga menghalalkan segala cara. 

Duka Sulawesi adalah duka negeri. Sudah menjadi kewajiban untuk menyeka duka dengan memberikan semangat untuk pemulihan psikis korban dan mendermakan harta untuk bertahan hidup, terutama agar tidak terjadi penjarahan lagi. Tidak sedikit orang dan komunitas beramai-ramai melakukan kegiatan penggalangan dana, seperti mengadakan pertunjukan, bazar, penempatan kotak-kotak sumbangan di tempat-tempat umum, dan bahkan telah merambah ke dunia internet. Ini adalah momentum untuk berlomba-lomba mengais pahala dengan berbagi kasih dan mengukir kembali senyum yang sempat hilang di raut muka masyarakat Sulawesi, khususnya Palu, Donggala, dan Sigi. 

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Q.S. Al-Zalzalah: 7)

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Akhir-akhir ini, ibu pertiwi menangis sesenggukan. Ujian Tuhan datang bertubi-tubi tiada henti. Permasalahan seperti mata rantai yang tiada ujung. Luka Lombok masih basah, tanpa permisi Donggala dan Palu dibombardir hingga tak berupa. Masyarakat selalu was-was mengamati keadaan. Lengah sedetik, berdebar berhari-hari. Langkah selalu diiringi kekhawatiran yang tidak karuan.

Seantero negeri dirundung duka. Senyum yang selalu tersungging pudar dihempas bencana. Badai, gempa, tsunami, gunung meletus, kekeringan, dan beragam bencana lainnya hilir mudik mengunjungi negeri. Indonesia yang dianggap visualisasi nyata Surga Tuhan seolah tidak layak disematkan, negeri yang gemah ripah loh jinawi ini sedang mengalami kerusakan.

Penyebab Bencana Indonesia

Semua orang bertanya-tanya perihal musibah yang tengah terjadi. Setidaknya, terdapat tiga analisa yang sering diajukan untuk mencari sumber malapetaka ini, yaitu:

1. Ujian dari Allah untuk “peningkatan” level
“Semakin tinggi pohon, semakin kencang badai yang menerpa”
Layaknya siswa, untuk menaiki jenjang yang lebih tinggi harus mengikuti ujian tertentu, begitu pun kehidupan. Semakin tinggi pohon, semakin kencang badai yang menerpa. Untuk lebih dekat dengan Allah dan mendapat predikat manusia yang bertakwa sudah tentu tidaklah mudah. Allah akan menguji hamba-hamba-Nya untuk mengetahui sebarapa kuat jiwa dan raga kita sehingga layak menjadi kekasih Allah. Bukan hanya iman yang diuji, namun juga harta yang selama ini membuat kita bangga dan terlena. Sebagaimana firman Allah swt.:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan: Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diujilagi?”( Al-Ankabut [29]:2).

 لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.” (Ali Imran [3]: 186)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
“Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Muhammad [47]: 31)

2. Azab dari Allah karena dosa yang menumpuk
“Jangan terburu-buru mempolitisasi bencana sebagai azab kepada seseorang/ kelompok orang”

Jika bencana dikaitkan dengan dosa-dosa bangsa ini bisa saja benar, sebab kemaksiatan sudah menjadi kebanggaan, baik di tingkat pemimpin (struktural maupun kultural) maupun sebagian rakyatnya, perintah atau ajaran agama banyak yang tidak diindahkan, orang-orang miskin diterlantarkan. Hukum manusia yang mudah fana dijunjung, hukum Allah yang kekal diinjak-injak. Manusia sudah tidak takut kepada Pemilik Alam.

Manusia-manusia munafik berkeliaran, tidak sedikit iblis bertopengkan malaikat. Agama dijadikan alat merebut kekuasaan, menindas yang lemah, menyombongkan diri, dan yang paling parahnya adalah agama sebagai tameng menutup kebusukan hati.

Namun, jangan terburu-buru menisbatkan bencana sebagai azab. Harus dipahami dahulu ciri-ciri dari bencana yang bisa dikatakan sebagai azab atau bencana yang dikategorikan sebagai penghapus dosa. Hanya pribadi masing-masinglah yang dapat memahami. Hatilah yang berbicara atas segala peristiwa terjadi, tanyakanlah pada diri sendiri, apakah ini azab atas dosa-dosa yang lama dikoleksi atau ujian untuk membersihkan diri sehingga suci ketika berhadapan Tuhan Yang Maha Esa. 

Maka ingatlah firman Allah:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
“Jika Kami menghendaki menghancurkan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah (berkedudukan untuk taat kepada Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri tersebut, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya,” (Al-Isra'[17]: 16).
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Araf [7]: 96)
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.” (Al-Anfal [8]: 25)
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (Al-Araf [7]: 165)
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
“Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar merkea memahami(nya).” (Al-Anam [6]: 65)

3. Sunatullah karena gejala alam

Akan tetapi, jika dikaitkan dengan gejala alam pun besar kemungkinannya, karena  bumi Nusantara memang berada di bagian  bumi yang rawan bencana seperti gempa, tsunami dan letusan gunung. Bahkan, secara keseluruhan bumi yang ditempati manusia ini rawan akan terjadinya bencana, sebab hukum alam yang telah ditetapkan Allah SwT atas bumi ini dengan ber bagai hikmah yang terkandung di dalamnya. Seperti pergerakan gunung dengan  berbagai konsekuensinya. Hal ini dilatarbelakangi karena Indonesia termasuk dalam ring of the fire (Baca selengkapnya disini).
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ ۚ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ۚ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal gunung-gunung itu bergerak sebagaimana awan bergerak.(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh segala sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al-Naml [27]: 88).

Tingkatkan Muhasabah dan Kualitas Kesabaran

Oleh karena itu, kita harus tetap bersikap optimis dan berupaya mengenali hukum-hukum Allah yang telah ditetapkan atas alam ini, adalah bijak untuk terus melakukan introspeksi terhadap keseriusan kita dalam menaati perintah-perintah Allah swt dan terutama menghitung-hitung kedurhakaan kita kepada-Nya. 

Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia di Dunia menjadi sarana yang membuktikan sejauh mana kesabaran, kerelaan dan penerimaannya terhadap ketetapan Allah SWT. Dia telah berfirman,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”. (QS. Al-Mulk: 2).

Kesabaran dalam kondisi tertimpa musibah menjadi wajib jika kesabaran itu yang akan menghalangi seseorang berbuat dosa lantaran tertimpa musibah. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata: 

“Sabar menjadi wajib sesuai kesepakatan Ulama, ia adalah setengah iman, karena iman memiliki dua bagian, bagian pertama sabar dan bagian kedua syukur”.

Buah dari kesabaran adalah manis. Allah menjanjikan kebahagiaan dan meningkatkan kualitas diri kita. Dan setiap ujian, Allah jauh lebih tahu kemampuan kita dalam menaklukannya, jadi lanjutkan perjuangan hidup dan perteguh kesabaran. Firman-Nya banyak mencatat tentang sabar dan buah dari kesabaran, diantaranya yaitu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (Ali Imran [3]: 200)

...لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Al-Baqarah [2]: 286)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah [2]: 155)
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (Az-Zumar [39]: 10)
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Fushshilat [41]: 35)

"Jadilah orang yang peka terhadap sinyal Tuhan. Ketika Dia menguji kita, berarti Dia ingin lebih dekat dengan kita. Telah lama Dia merindukan sujud dan mendengarkan curahan hati kita."
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Sejarah lahir dan berkembangnya NKRI, tidak lepas dari yang namanya “pemuda”. Di zaman sebelum kemerdekaan maupun pada zaman kemerdekaan, pemuda selalu tampil dengan jiwa dan semangat kepeloporan, perjuangan, dan patriotismenya untuk mengusung perubahan dan pembaharuan. Karya-karya monumental pemuda melalui peristiwa bersejarah seperti Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, gerakan 1966, serta yang paling fenomenal yang dilakukan adalah gerakan reformasi 1998 yang telah berhasil menumbangkan rezim otoriter dan merubah sistem ketatanegaraan Indonesia di segala bidang. Semua Peristiwa tersebut membuat mata seluruh elemen bangsa ini terpana menyaksikan kiprah dan peran pemuda sebagai garda terdepan perubahan sekaligus harapan bagi pembangunan bangsa.

Akan tetapi kiprah para pemuda sebagaimana para pendahulu diatas, mulai memudar. Tentu, memudarnya semangat jiwa nasionalisme dan patriotisme ini disebabkan karena beberapa aspek. Dari aspek agama, para pemuda di era globalisasi ini mulai jauh dari aturan agama. Padahal, agama adalah jalan hidup untuk mencapai kesuksesan bagi diri sendiri maupun bagi keutuhan bangsa dan negara. Dari aspek lainnya, pentingnya moral sudah tertindas lesu dihujani oleh tindakan diskriminatif dan beredarnya barang haram yang telah menggerogoti moral anak bangsa.

Jadi, sudah seharusnya pemuda Indonesia mengembalikan kembali khittahnya sebagai pendobrak, agen perubahan, kader bangsa, kader masyarakat, dan kader keluarga. Masyarakat Indonesia menaruh harapan besar terhadap para generasi muda untuk menjadi soekarno-soekarno di masa depan dengan semangat juang yang tinggi sebagai motor perjuangan besar. Para pemuda diharapkan mampu mengaumkan suaranya lagi agar para rayap yang selama ini menggerogoti NKRI lari tunggang langgang ketakutan.

Generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.

Pemuda juga menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari, bahwa sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan supaya tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-kebijakan strategis pemerintah betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.

Peran penting dari seorang pemuda adalah pada kemampuannya melakukan perubahan. Perubahan menjadi indikator suatu keberhasilan terhadap sebuah gerakan pemuda. Perubahan menjadi sebuah kata yang memiliki daya magis yang sangat kuat sehingga membuat gentar orang yang mendengarnya.

Keinginan akan suatu perubahan melahir sosok pribadi yang berjiwa optimis. Optimis bahwa masa depan pasti lebih baik. Namun segalanya tidak semudah yang kita sangka. Untuk membangunkan semua ini, segalanya perlu bermula dari diri kita sendiri. Kesugguhan kita untuk berubah menjadi pemuda berkualitas, memahami ajaran agamanya, menurut perintah Tuhannya, taat pada aturan, bersungguh-sungguh dalam setiap kerja dan focus dan fakih dalam pelajaran dan pekerjaan.

Pandangan Islam tentang Pemuda

Agama Islam sebagai agama yang rahmatan alamin sangat memperhatikan segala sesuatu yang ada di alam ini, termasuk perhatiannya kepada pemuda. Definisi yang berbeda ditunjukkan oleh Al Qur’an. Dalam kaidah bahasa Qur’ani, seorang pemuda atau yang disebut “asy-syabab” adalah mereka yang memiliki sifat dan sikap seperti yang tergambar dalam beberapa ayat Al Qur’an. Pemuda Islam harus menyadari, mereka bukanlah seperti rumput ilalang yang sembarang tumbuh di padang. 

Seperti yang tertera dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 10. Ayat ini menceritakan tentang kisah Ash-Habul Kahfi, mereka meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarganya, serta teman-temannya hanya demi menyelamatkan keimanan dan aqidah kepada tuhannya.

Seorang pemuda hendaknya memiliki konsistensi yang tinggi dalam memegang teguh prinsip-prinsip yang telah diyakininya sesuai dengan ajaran agamanya. Pemuda bukanlah seseorang yang mudah tergiur oleh indahnya godaan dunia yang hanya akan melunturkan aqidah dan keyakinannya terhadap ajaran agamanya. Seorang pemuda harus memiliki standar moralitas, berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam perkataan. Seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi. Jika keimanan telah tertanam dalam diri seorang pemuda, maka pemuda tersebut akan selalu mengabdi terhadap agama dan negara.

Rasulullah SAW. pernah bersabda : “Syubbanul yaum rijalul gadd” yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari. Ini menandakan betapa pentingnya peranan pemuda dalam menentukan masa depan yang gemilang. Semua pemuda bisa dan pasti jadi pemimpin namun tidak semua orang mampu memimpin. Oleh karena itu, seorang pemuda harus mendapat asupan-asupan yang dapat membuat dirinya kokoh dan tahan banting dari segala perbuatan munkar demi terciptanya keutuhan suatu negara.

Ancaman bagi Pemuda

Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran akan pentingnya bela negara. Hal ini bisa kita lihat dari segelintir persoalan, penulis ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan informasi walaupun desa juga tidak bisa dilepaskan dari konteks ini. Hal ini bisa kita lihat semakin minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, penguasaan IPTEK yang terbatas.

Budaya yang dilakoni kebanyakan pemuda di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa kuatnya budaya asing merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar globalisasi. Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, seolah-olah, segala sesuatu yang datangnya dari luar merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa, bertutur dan berpikir tanpa melakukan penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan pemuda menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini merupakan bahaya laten yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya kesadaran pemuda kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.

Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba oleh pemuda juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam menyadari apa yang dilakukan dan dampaknya ke depan. Hampir setiap hari kita mendengar, membaca dan menonton di media cetak dan elektronik bahwa selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh aparat keamanan akibat perilaku tersebut. Bila hal ini terus menerus berlanjut dan tidak diantisipasi maka ketahanan negara ini ke depan sudah pasti terganggu.

Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Disitu, pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Akan tetapi, kondisi itu nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda itu sesungguhnya, kebanyakan pemuda saat ini lebih cenderung untuk bersikap individualis atau mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu persoalan di sekitarnya.

Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu tantangan bagi kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika pemuda kita tidak memiliki kompetensi dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan digilas zaman sehingga dominasi negara luar semakin kuat menguasai negara kita.

Kemajuan teknologi sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, terutama pemuda yang sedang mencari jati dirinya. Dewasa ono begitu merebaknya video-video porno yang berdampak besar terhadap pemuda yang diharapkan menjadi calon-calon pemimpin bangsa. Menurut Dr. Mark Kastleeman, pakar adiksi pornografi dari USA, mengatakan bahwa dampak dari menonton video porno begitu besar pengaruhnya daripada narkoba dalm hal merusak otak. Pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak. Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik menurun, orang tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Padahal, seorang pemuda yang diharapkan untuk menjaga keutuhan negara adalah mereka yang memiliki wawasan yang luas, memiliki perencanaan yang terstruktur dan mampu mengendalikan hawa nafsunya.

Ingatkah dengan perkataan Ir. Soekarno, bahwa perjuangannya dalam membela NKRI tidak begitu sulit karena hanya melawan penjajah, akan tetapi ia berkata bahwa perjuangan generasi nanti akan lebih sulit karena melawan bangsanya sendiri. Perkataan Ir. Soekarno itu ternyata benar. Di era ini, masyarakat Indonesia sedang bergelut melawan penjajah dari bangsanya sendiri. Perpecahan antar suku, tawuran antar pelajar, dan KKN yang semakin meraja lela merupakan persoalan yang bisa menghancurkan bangsa ini. 

Apa yang harus dilakukan pemuda?

Dengan melihat sekelumit persoalan yang sedang dialami oleh pemuda saat ini, tidak ada kata lain bahwa pemuda harus mempersiapkan diri dalam segala hal yang serta merta juga harus membangun kesadaran bahwa dengan mampu menjaga citra pemuda sudah merupakan bagian dari menjaga negara ini dari keterpurukan  dan tentunya memperkuat identitas kita.

Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun, kepada pemerintah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena ini merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju pengaruh asing yang mau menjajah atau membelenggu kita sehingga berdampak pada perpecahan ditengah masyarakat.

Hal penting yang tidak bisa dlupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah merumuskan semua pengalaman, pandangan hidup dan harapn bangsa. Tugas pemudalah untuk tetap menjaga Pancasila dan menjalankan amanat yang terkandung didalamnya. Tentunya,bagaimana menjalankan yang diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidakalah hanya mengetahui saja dan menghafalnya, akan tetapi mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup. Tidak ada lagi kata lain, bahwa untuk menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, pemuda harus turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan persolan-persoalan yang ada karena disana banyak persolan yang membutuhkan pemuda. Pemuda harus terdepan menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam menghormati toleransi, dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam mengimplementasikan Pancasila, tentunya dengan kekreatifan kita sebagai pemuda dan yang tanggap dengan situasi riil yang ada disekitar kita.

Kewajiban masyarakat terutama pemuda untuk membela negara tertuang dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3 yang berbunyi : “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara”. Ini memperkuat bahwa kita selaku pemuda wajib membela negara dan menjadi panutan terhadap generasi selanjutnya.

Apa yang dibutuhkan pemuda?

Untuk menunjang dan menciptakan pemuda yang memiliki jiwa nasionalis, patriotis, dan tidak mengenyampingkan jiwa religius. Masyarakat sangat berperan aktif untuk menciptakan itu semua. Dewasa ini, perhatian pemerintah terhadap pemuda menurut penulis sangatlah memprihatinkan. Terutama perhatian terhadap pendidikan. Padahal sudah jelas tercantum dalam UUD 1945 pasal 31, bahwa pemerintah sangat berperan dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat, terutama pemuda. Namun, fakta lapangan banyak sekali pemuda yang memiliki keterampilan dan berwawasan tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Pemerintah sekarang lebih memperhatikan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas dibanding ke masyarakat menengah ke bawah. Sehingga patut dipertnyakan, dimana jiwa tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat. 

Fasilitas yang diberikan pemerintah juga sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama pemuda untuk mengasah keterampilannya dan kecerdasannya. Sekolah yang berkualitas adalah salah satu dari segelintir hal yang sangat menunjang. 

Sekolah berkualitas? Seperti yang kita ketahui, untuk bisa belajar di lemabaga pendidikan yang berkualitas membutuhkan bayaran sangat mahal. Sedangkan, di Indonesia ini masih banyak fakir miskin dan gelandangan yang tidak bisa menikmati sekolah yang bagus. Hanya orang-orang “gedongan” yang bisa menikmati fasilitas yang sangat baik. 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Kiriman Lampau

Siapakah Aksa?

Siapakah Aksa?
Aku adalah apa yang kamu baca dan dengar

Ikuti dan Tanya Aku!

  • instagram
  • facebook
  • youtube
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Apa aja yang banyak dicari?

  • [Syarhil] Akhlak Rasulullah sebagai Kunci Perbaikan Dekadensi Moral
    Ilustrasi Assalamualaikum wr.wb. Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Qur’an yang berbahagia, serta ha...
  • Dollar menjadi Raja
    “Waduh! Sembako mahal!” “BBM naik!” “Kemana pemerintah? Kok bahan-bahan pokok jadi mahal!” Itulah beberapa pernyataan yang terlo...
  • Disiplin, Apakah perlu?
    Saat mendengar kata “Disiplin” maka pikiran yang terlintas di benak kita adalah suatu beban atau suatu tanggung jawab yang ...
  • Beasiswa PPA 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    Assalamualaikum! Hallo! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.. Berjumpa lagi dengan Aksa di tahun yang berbeda tapi kabar yang sama...
  • [Story Telling] Malin Kundang (+Video)
    Once upon a time, there was a poor boy named Malin Kundang. He lived with his old mother in West Sumatera. He was very nice boy but he...
  • Mengenal Pilar Budaya Cianjur
    Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur...
  • Ruksakna Iman jeung Alam (Bahasa Sunda)
    Sumber: ISNET Dina surat Ar-Rum ayat 40 deugika 42, Alloh negeskeun ka manusa, yén ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakeun rejeki’ ajan...
  • [PUISI] Tangis (W.S. Rendra)
    Tangis Karya: W.S. Rendra Ke mana larinya anak tercinta Yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! Ia la...
  • Best Position Paper Asia World MUN III (Committee OIC)
    Topic : “Discussing the Roles of Member States and the OIC in Response to the Ongoing Refugee Crisis” Commit...
  • Cyberbullying, Tren Generasi Milenial Indonesia
    Source: iam1n4.com Perbincangan mengenai bullying kembali mencuat ke permukaan. Masalah kolot yang biasanya terjadi di sekolah ini b...

Postingan Terbaru!!

Ada Apa Aja?

  • Artikel dan Essai
  • Beasiswa dan Kepemudaan
  • Berani Merasa
  • Cerpen
  • Excel
  • Pidato
  • Puisi
  • Tugas Kuliah

Garis Waktu

  • Juli 2025 (2)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2021 (3)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (6)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (3)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (5)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (5)
  • November 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Juni 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (2)
  • Desember 2018 (6)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (10)
  • September 2018 (5)
  • Agustus 2018 (6)
  • Juli 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Desember 2015 (8)
  • Juli 2015 (1)
  • April 2015 (1)
  • Maret 2015 (9)

Created with by Aksara Fauzi | Helped by Someone