“Sepak Terjang” Pemuda dalam Menjaga Pilar NKRI
Sejarah lahir dan berkembangnya NKRI, tidak lepas dari yang namanya “pemuda”. Di zaman sebelum kemerdekaan maupun pada zaman kemerdekaan, pemuda selalu tampil dengan jiwa dan semangat kepeloporan, perjuangan, dan patriotismenya untuk mengusung perubahan dan pembaharuan. Karya-karya monumental pemuda melalui peristiwa bersejarah seperti Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, gerakan 1966, serta yang paling fenomenal yang dilakukan adalah gerakan reformasi 1998 yang telah berhasil menumbangkan rezim otoriter dan merubah sistem ketatanegaraan Indonesia di segala bidang. Semua Peristiwa tersebut membuat mata seluruh elemen bangsa ini terpana menyaksikan kiprah dan peran pemuda sebagai garda terdepan perubahan sekaligus harapan bagi pembangunan bangsa.
Akan tetapi kiprah para pemuda sebagaimana para pendahulu diatas, mulai memudar. Tentu, memudarnya semangat jiwa nasionalisme dan patriotisme ini disebabkan karena beberapa aspek. Dari aspek agama, para pemuda di era globalisasi ini mulai jauh dari aturan agama. Padahal, agama adalah jalan hidup untuk mencapai kesuksesan bagi diri sendiri maupun bagi keutuhan bangsa dan negara. Dari aspek lainnya, pentingnya moral sudah tertindas lesu dihujani oleh tindakan diskriminatif dan beredarnya barang haram yang telah menggerogoti moral anak bangsa.
Jadi, sudah seharusnya pemuda Indonesia mengembalikan kembali khittahnya sebagai pendobrak, agen perubahan, kader bangsa, kader masyarakat, dan kader keluarga. Masyarakat Indonesia menaruh harapan besar terhadap para generasi muda untuk menjadi soekarno-soekarno di masa depan dengan semangat juang yang tinggi sebagai motor perjuangan besar. Para pemuda diharapkan mampu mengaumkan suaranya lagi agar para rayap yang selama ini menggerogoti NKRI lari tunggang langgang ketakutan.
Generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.
Pemuda juga menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari, bahwa sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan supaya tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-kebijakan strategis pemerintah betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.
Peran penting dari seorang pemuda adalah pada kemampuannya melakukan perubahan. Perubahan menjadi indikator suatu keberhasilan terhadap sebuah gerakan pemuda. Perubahan menjadi sebuah kata yang memiliki daya magis yang sangat kuat sehingga membuat gentar orang yang mendengarnya.
Keinginan akan suatu perubahan melahir sosok pribadi yang berjiwa optimis. Optimis bahwa masa depan pasti lebih baik. Namun segalanya tidak semudah yang kita sangka. Untuk membangunkan semua ini, segalanya perlu bermula dari diri kita sendiri. Kesugguhan kita untuk berubah menjadi pemuda berkualitas, memahami ajaran agamanya, menurut perintah Tuhannya, taat pada aturan, bersungguh-sungguh dalam setiap kerja dan focus dan fakih dalam pelajaran dan pekerjaan.
Pandangan Islam tentang Pemuda
Agama Islam sebagai agama yang rahmatan alamin sangat memperhatikan segala sesuatu yang ada di alam ini, termasuk perhatiannya kepada pemuda. Definisi yang berbeda ditunjukkan oleh Al Qur’an. Dalam kaidah bahasa Qur’ani, seorang pemuda atau yang disebut “asy-syabab” adalah mereka yang memiliki sifat dan sikap seperti yang tergambar dalam beberapa ayat Al Qur’an. Pemuda Islam harus menyadari, mereka bukanlah seperti rumput ilalang yang sembarang tumbuh di padang.
Seperti yang tertera dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 10. Ayat ini menceritakan tentang kisah Ash-Habul Kahfi, mereka meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarganya, serta teman-temannya hanya demi menyelamatkan keimanan dan aqidah kepada tuhannya.
Seorang pemuda hendaknya memiliki konsistensi yang tinggi dalam memegang teguh prinsip-prinsip yang telah diyakininya sesuai dengan ajaran agamanya. Pemuda bukanlah seseorang yang mudah tergiur oleh indahnya godaan dunia yang hanya akan melunturkan aqidah dan keyakinannya terhadap ajaran agamanya. Seorang pemuda harus memiliki standar moralitas, berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam perkataan. Seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi. Jika keimanan telah tertanam dalam diri seorang pemuda, maka pemuda tersebut akan selalu mengabdi terhadap agama dan negara.
Rasulullah SAW. pernah bersabda : “Syubbanul yaum rijalul gadd” yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari. Ini menandakan betapa pentingnya peranan pemuda dalam menentukan masa depan yang gemilang. Semua pemuda bisa dan pasti jadi pemimpin namun tidak semua orang mampu memimpin. Oleh karena itu, seorang pemuda harus mendapat asupan-asupan yang dapat membuat dirinya kokoh dan tahan banting dari segala perbuatan munkar demi terciptanya keutuhan suatu negara.
Ancaman bagi Pemuda
Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran akan pentingnya bela negara. Hal ini bisa kita lihat dari segelintir persoalan, penulis ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan informasi walaupun desa juga tidak bisa dilepaskan dari konteks ini. Hal ini bisa kita lihat semakin minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, penguasaan IPTEK yang terbatas.
Budaya yang dilakoni kebanyakan pemuda di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa kuatnya budaya asing merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar globalisasi. Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, seolah-olah, segala sesuatu yang datangnya dari luar merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa, bertutur dan berpikir tanpa melakukan penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan pemuda menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini merupakan bahaya laten yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya kesadaran pemuda kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.
Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba oleh pemuda juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam menyadari apa yang dilakukan dan dampaknya ke depan. Hampir setiap hari kita mendengar, membaca dan menonton di media cetak dan elektronik bahwa selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh aparat keamanan akibat perilaku tersebut. Bila hal ini terus menerus berlanjut dan tidak diantisipasi maka ketahanan negara ini ke depan sudah pasti terganggu.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Disitu, pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Akan tetapi, kondisi itu nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda itu sesungguhnya, kebanyakan pemuda saat ini lebih cenderung untuk bersikap individualis atau mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu persoalan di sekitarnya.
Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu tantangan bagi kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika pemuda kita tidak memiliki kompetensi dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan digilas zaman sehingga dominasi negara luar semakin kuat menguasai negara kita.
Kemajuan teknologi sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, terutama pemuda yang sedang mencari jati dirinya. Dewasa ono begitu merebaknya video-video porno yang berdampak besar terhadap pemuda yang diharapkan menjadi calon-calon pemimpin bangsa. Menurut Dr. Mark Kastleeman, pakar adiksi pornografi dari USA, mengatakan bahwa dampak dari menonton video porno begitu besar pengaruhnya daripada narkoba dalm hal merusak otak. Pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak. Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik menurun, orang tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Padahal, seorang pemuda yang diharapkan untuk menjaga keutuhan negara adalah mereka yang memiliki wawasan yang luas, memiliki perencanaan yang terstruktur dan mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Ingatkah dengan perkataan Ir. Soekarno, bahwa perjuangannya dalam membela NKRI tidak begitu sulit karena hanya melawan penjajah, akan tetapi ia berkata bahwa perjuangan generasi nanti akan lebih sulit karena melawan bangsanya sendiri. Perkataan Ir. Soekarno itu ternyata benar. Di era ini, masyarakat Indonesia sedang bergelut melawan penjajah dari bangsanya sendiri. Perpecahan antar suku, tawuran antar pelajar, dan KKN yang semakin meraja lela merupakan persoalan yang bisa menghancurkan bangsa ini.
Apa yang harus dilakukan pemuda?
Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun, kepada pemerintah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena ini merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju pengaruh asing yang mau menjajah atau membelenggu kita sehingga berdampak pada perpecahan ditengah masyarakat.
Hal penting yang tidak bisa dlupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah merumuskan semua pengalaman, pandangan hidup dan harapn bangsa. Tugas pemudalah untuk tetap menjaga Pancasila dan menjalankan amanat yang terkandung didalamnya. Tentunya,bagaimana menjalankan yang diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidakalah hanya mengetahui saja dan menghafalnya, akan tetapi mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup. Tidak ada lagi kata lain, bahwa untuk menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, pemuda harus turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan persolan-persoalan yang ada karena disana banyak persolan yang membutuhkan pemuda. Pemuda harus terdepan menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam menghormati toleransi, dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam mengimplementasikan Pancasila, tentunya dengan kekreatifan kita sebagai pemuda dan yang tanggap dengan situasi riil yang ada disekitar kita.
Kewajiban masyarakat terutama pemuda untuk membela negara tertuang dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3 yang berbunyi : “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara”. Ini memperkuat bahwa kita selaku pemuda wajib membela negara dan menjadi panutan terhadap generasi selanjutnya.
Apa yang dibutuhkan pemuda?
Untuk menunjang dan menciptakan pemuda yang memiliki jiwa nasionalis, patriotis, dan tidak mengenyampingkan jiwa religius. Masyarakat sangat berperan aktif untuk menciptakan itu semua. Dewasa ini, perhatian pemerintah terhadap pemuda menurut penulis sangatlah memprihatinkan. Terutama perhatian terhadap pendidikan. Padahal sudah jelas tercantum dalam UUD 1945 pasal 31, bahwa pemerintah sangat berperan dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat, terutama pemuda. Namun, fakta lapangan banyak sekali pemuda yang memiliki keterampilan dan berwawasan tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Pemerintah sekarang lebih memperhatikan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas dibanding ke masyarakat menengah ke bawah. Sehingga patut dipertnyakan, dimana jiwa tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat.
Fasilitas yang diberikan pemerintah juga sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama pemuda untuk mengasah keterampilannya dan kecerdasannya. Sekolah yang berkualitas adalah salah satu dari segelintir hal yang sangat menunjang.
Sekolah berkualitas? Seperti yang kita ketahui, untuk bisa belajar di lemabaga pendidikan yang berkualitas membutuhkan bayaran sangat mahal. Sedangkan, di Indonesia ini masih banyak fakir miskin dan gelandangan yang tidak bisa menikmati sekolah yang bagus. Hanya orang-orang “gedongan” yang bisa menikmati fasilitas yang sangat baik.
0 komentar