Duka Sulawesi adalah Duka Negeri

by - Oktober 10, 2018


Akhir-akhir ini, ibu pertiwi menangis sesenggukan. Ujian Tuhan datang bertubi-tubi tiada henti. Permasalahan seperti mata rantai yang tiada ujung. Luka Lombok masih basah, tanpa permisi Palu dan sekitarnya dibombardir bencana hingga tak berupa.

Sejak terjadinya gempa yang disusul tsunami, aktifitas perekonomian mendadak lumpuh. Masyarakat menjerit kelaparan. Tidak ada kegiatan transaksi di toko-toko yang sedianya menyediakan bahan pokok. Akibat kelangkaan logostik ini, warga mulai menjarah minimarket untuk mendapatkan bahan makanan, air mineral hingga obat-obatan. Hal ini adalah cerminan betapa sulitnya bertahan hidup di sana, hingga menghalalkan segala cara. 

Duka Sulawesi adalah duka negeri. Sudah menjadi kewajiban untuk menyeka duka dengan memberikan semangat untuk pemulihan psikis korban dan mendermakan harta untuk bertahan hidup, terutama agar tidak terjadi penjarahan lagi. Tidak sedikit orang dan komunitas beramai-ramai melakukan kegiatan penggalangan dana, seperti mengadakan pertunjukan, bazar, penempatan kotak-kotak sumbangan di tempat-tempat umum, dan bahkan telah merambah ke dunia internet. Ini adalah momentum untuk berlomba-lomba mengais pahala dengan berbagi kasih dan mengukir kembali senyum yang sempat hilang di raut muka masyarakat Sulawesi, khususnya Palu, Donggala, dan Sigi. 

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Q.S. Al-Zalzalah: 7)

You May Also Like

0 komentar