Hutan yang sunyi tak lagi menyapa hati
Gemericik air kali tak lagi menetes pada mimpi
Pagi tak lagi berhias tembang-tembang merpati
Kini tak lagi terlihat mentari
Laut telah tercemar buih tuba dan polusi
Lembah telah padat dengan jeritan burung-burung putus asa
Bukit telah menangis kehilangan ranting dan daunnya
Dusun telah mengabu diselimuti debu
Kehidupan telah menjadi bebal dan bertopeng menjemukan
Nurani terberangue karena resah
Takut tak bisa makan di batas senja
Tak peduli air mata bocah yang tidak kunjung reda
Musim mengkristal pada batu dan arang
Perempuan-perempuan mengusap air mata di sisa halimun
Wajah dan tubuh menghangus
Bersama waktu dikubur asap neraka
Bukanlah mimpi membatasi hidung menghirup bebas
Menatapi mesranya titik embun pada daunlah yang selalu menjadi dambaan
#27Agustus2018