• Beranda
  • Artikel dan Esai
  • Akademik
    • Beasiswa dan Kepemudaan
    • Tugas Kuliah
    • Soon
  • Puisi
  • Cerpen
  • Pidato
  • #Berani Merasa
  • Excel
instagram facebook youtube Google+ bloglovin Email

Aksara Fauzi

"Aku hadir saat mata terpejam..."

Sumber Gambar: Islam Kaffah

Berasal dari mana?

Jamaah Tabligh bukanlah organisasi yang berasal dari Indonesia akan tetapi sebuah organisasi transnasional yang berasal dari India. Pendiri Jamaah Tabligh adalah Muhammad Ilyas al-Kandahlawy, lahir pada tahun 1303 H di desa Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Utara Bagnladesh India. Ia wafat pada tanggal 11 Rajab 1363 H. Nama lengkap beliau ialah Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian Ad-Dihlawi. Al-Kandahlawi merupakan asal kata dari Kandahlah, sebuah desa yang terletak di daerah Sahranfur. Sementara Ad-Dihlawi adalah nama lain dari Dihli (New Delhi) ibukota India. Di negara inilah markas gerakan Jamaah Tabligh berada. Adapun Ad-Diyubandi adalah asal kata dari Diyuband yaitu madrasah terbesar bagi penganut madzhab Hanafi di semenanjung India. Sedangkan Al-Jisyti dinisbatkan kepada tarekat Al-Jisytisiyah yang didirikan oleh Mu’inuddin Al-Jisyti.  Ayahnya bernama Syaikh Ismail dan Ibunya bernama Shafiyah al-Hafidzah. Dia menerima pendidikan pertamanya di rumah dan menghafal Al Quran dalam usia yang sangat muda.  Dia belajar kepada kakaknya sendiri yaitu Syeikh Muhammad Yahya, setelah itu melanjutkan belajar di Madhāirul Ulum di kota Saharanpur. Pada tahan 1326, ia mengenyam pendidikan agama Islam di Madrasah Islam Deoband India. Di sini dia belajar mengenai AlQuran, Hadits, Fiqh dan ilmu Islam yang lain. Dia juga belajar al hadist Jam’ Shāhihu al Turmuzdi dan Shāhihu al-Bukhari dari seorang alim yang bernama Mahmud Hasan.  Kemudian melanjutkan belajar Kutubu al-Sittah pada kakaknya sendiri Muhammad Yahya yang wafat pada tahun 1334 H.

Pergerakan ini berdasarkan atas asas Islam, dalam prakteknya, mereka berusaha untuk merealisasikan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan tujuan utama pergerakan ini adalah untuk menyebarkan agama Islam dan menghidupkan makna-makna yang terkandung di dalam hadits-hadits Nabi.

Jamaah Tabligh berdiri di India, jamaah ini muncul dilatarbelakangi oleh aib yang merata di kalangan umat Islam. Maulana Ilyas menyadari bahwa orang-orang Islam telah terlena jauh dari ajaran-ajaran iman. Dia juga merasakan bahwa ilmu agama sudah tidak dimaksudkan untuk tujuan agama. Dia mengatakan “ilmu-ilmu sudah tidak berharga karena tujuan dan maksud mereka mendapatkannya telah keluar dari jalur semestinya dan hasil serta keuntungan dari pengajian-pengajian mereka itu tidak akan tercapai lagi. Dua hal inilah yang mengganggu pikiranku, maka aku melakukan usaha ini dengan cara tabligh untuk usaha atas nama iman”.  Selain itu keadaan umat Islam India yang saat itu sedang mengalami kerusakah akidah, dan kehancuran moral. Umat Islam sangat jarang mendengarkan syiar-syiar Islam.

Penyebarannya di Indonesia

Gerakan Jamaah Tabligh yang berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Masuknya gerakan Jamaah Tabligh dimulai pada tahun 1952, tetapi baru mulai berkembang pada tahun 1974 dengan dibentuknya Markaz untuk wilayah Indonesia di masjid Jami Kebun Jeruk Jakarta. Kegiatan Jamaah Tabligh yang bermarkaz di Masjid Jami Kebun Jeruk ini banyak diikuti oleh masyarakat Indonesia dari berbagai suku bangsa dan tingkat ekonomi yang berbeda-beda, terutama yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Salah satu program Markaz Kebun Jeruk adalah mengirim jamaah untuk melakukan khuruj fi sabilillah ke pelosok-pelosok seluruh daerah di Indonesia. Sebagian pengikut Jamaah Tabligh yang sedang pulang ke kampung halamannya, juga memperkenalkan metode Tabligh di kampungnya masing-masing, sehingga penyebarannya berjalan ke berbagai daerah di Indonesia.

Merebaknya Jamaah Tabligh sebenarnya hanyalah salah satu gerakan dari perkembangan serupa di banyak negara. Kelompok ini sekarang sedang mewabah di seluruh dunia, dan menjadi ujung tombak gerakan Islamisasi di negara-negara atau daerah-daerah non-muslim. Mereka bisa karena menawarkan format Islam yang lebih ramah, sederhana, sentuhan personal serta tekanan pengayaan spiritualitas personal. Format semacam ini bagaimanapun mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh kapitalisme dan modernisme.

Arah Dakwah

Gerakan dakwah yang dikembangkan oleh Jamaah Tabligh merupakan upaya menghidupkan perjuangan Islam di masa Rasulullah. Dakwah yang dilakukan Jamaah Tabligh merupakan upaya pencerahan sebagai penerus misi risalah kenabian Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT. Mereka mengajak umat Islam untuk kembali kuat seperti pada masa Rasulullah dan para sahabat. 

Semangat inilah yang menjadikan Jamaah Tabligh melakukan dakwah dengan cara berkeliling dari masjid ke masjid. Anggota Jamaah Tabligh percaya dan yakin dengan menolong agama Allah maka mereka akan di tolong oleh Allah. Selanjutnya tujuan mereka adalah menumbuhkan kesadaran beragama dan kesadaran memahami ajaran agama untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.  Jamaah Tabligh dalam melakukan dakwahnya mempunyai 6 prinsip dasar yaitu: 
  1. Mengajak umat Islam untuk berdakwah menyebarkan agama Islam yang merupakan tanggung jawab setiap muslim. 
  2. Tidak menunggu orang datang, akan tetapi berinisiatif mendatangi mereka. 
  3. Berbaur dengan masyarakat tanpa memandang status sosial.
  4. Objek yang mendasar adalah materi dakwah mengenai keyakinan atau iman.
  5. Sebaik-baik umat adalah pendakwah yang menarik secara langsung Jamaah yang non muslim.
  6. Tidak mempermasalahkan perbedaan pendapat (khilafiyah) dan tidak boleh ikut campur dalam urusan perpolitikan.
Kegiatan dakwah Jamaah Tabligh biasanya dilakukan dengan dakwah bi al hal bi al lisan. Dalam mengaplikasikan dakwah tersebut Jamaah Tabligh membentuk beberapa model dakwah yang terdiri dari khuruj fi sabilillah, Jamaah jaulah, dan menjadikan masjid sebagai amal maqami basis tempat pergerakan dakwah-dakwah tersebut.  Istilah-istilah tersebut dengan adanya model-model dakwah Jamaah Tabligh dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Khuruj Fii Sabilillah 
  2. Jaulah 
  3. Masturah

Khuruj Fii Sabilillah

Mereka begitu mencintai dakwah mereka yang dinamai dengan khuruj. Menjadi salah satu ciri khas gerakan Jamaah Tabligh adalah adanya konsep khuruj (keluar untuk berdakwah). Dalam konsepsi Jamaah Tabligh, seseorang akan dianggap sebagai pengikut Jamaah Tabligh, jika sudah turut serta dalam khuruj. Sebab khuruj bagi Jamaah Tabligh merupakan sebuah kewajiban.

Ketika keluar seorang Karkun (orang yang keluar) tidak boleh memikirkan keluarga, harta benda itu semuanya harus di tinggalkan dan pergi untuk memikirkan agama. Menurut KH. Uzairon selaku pimpinan pondok pesantren al-Fattah yang notabene ialah amir Jamaah Tabligh di daerah Jawa Timur pernah mengatakan kepada Jamaahnya didalam salah satu khutbahnya betapa pentingnya khuruj fi sabilillah berkaitan tentang Tasykil atau tawaran untuk khuruj secara berombongan. Beliau berkata bahwa disaat pendakwah pergi meninggalkan rumah mereka ada 75 malaikat yang akan menjaga anak, istri dan keluarganya.  

Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid tanpa seizin Amir.  Khuruj yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh yang dilakukan dengan cara berkelompok dan mencari masjid atau mushalla-mushalla sebagai tempat tinggal mereka dan sebagai tempat pusat komando dakwahnya. Khuruj ini dilakukan agar masyarakat terangsang agar mau menghidupkan masjid dan mushalla mereka. Khuruj ini biasanya terdiri dari  orang dan maksimal 10 orang yang dikomandoi oleh salah satu diantara mereka.

Di bagian khuruj ini sebagian ulama yang berasas salafi menyatakan khuruj ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, tetapi Jamaah Tabligh tegar menghadapi hujatan-hujatan tersebut. Menurut keyakinan mereka khuruj adalah perbuatan jihad fi sabilillah, karena menurut mereka khuruj itulah berusaha menegakkan ajaran Islam di jalan Allah SWT. Mereka berdalil tentang disyari’atkan khuruj ini dengan mimpi pendiri Jamaah Tabligh yaitu Maulana Ilyas al-Khandahlawi, yang bermimpi tentang tafsir Q.S. Ali Imran (3): 110, yang berbunyi, ”Kuntum khairu umati ukhrijat linnasi...” mereka menafsirkan kata ukhrajat dengan makna keluar untuk mengadakan perjalanan (siyahah).

Mereka pun ketika khuruj dan berdakwah kepada umat dengan disertai ilmu dan bashirah (hujjah/ argumen yang nyata dan jelas). Saat khuruj mereka mengajak kaum muslimin untuk menegakkan shalat namun mereka tidak mau membahas permasalahan salat secara mendalam berserta hujjah dan dalilnya karena pergerakan ini ditabukan untuk membahas masalah-masalah khilafiyah. Mereka mengajak mencontoh kepada Rasulullah SAW dengan mengikuti sunnah-sunah dan hadist Rasulullah.

Seruan Jamaah Tabligh dilakukan kepada semua orang yang berada di sekitar masjid atau mushalla yang mereka tempati. Mereka melakukannya dengan cara-cara mereka sendiri tanpa ditentukan oleh pimpinan pusat Jamaah Tabligh. Adapun ketentuan-ketentuan mengikuti khuruj fi sabilillah anggota Jamaah Tabligh harus mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut: 
  1. Setiap anggota dalam setiap hari harus khuruj fi sabilillah selama 2,5 jam setiap hari.
  2. Dalam seminggu harus mengikuti khuruj selama sehari
  3. Setiap bulan minimal 3 hari.
  4. Setiap setahun minimal 40 hari.
  5. Seumur hidup minimal 1 tahun.
Dalam khuruj yang dilakukan, tempat dan target dakwah sudah ditentukan. Biasanya mereka yang khuruj berkelompok terdiri dari 5-10 orang. Mereka biasanya diseleksi oleh anggota syura Jamaah Tabligh siapa saja yang layak untuk khuruj. Mereka yang khuruj dikirim ke berbagai kampung yang telah ditentukan. Sebelum berangkat khuruj terdapat pembekalan yang dilakukan pimpinannya, antara lain: 

1. Bayan Hidayah 
Bayan hidayah adalah bayan yang dilakukan ketika sebelum pemberangkatan jamaah ke tempat pengiriman da’i. Supanya da’i faham dan mengerti apa saja yang harus dilakukan ketika sampai tujuan. Dan biasanya juga bayan hidayah ini berupa motivasi–motivasi penyemangat untuk berdakwah agar khuruj yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan semangat dari dalam hati. Usaha dakwahnya yang dilakukan saat ini adlaah sebagai sarana tarbiyah atau pembelajaran bagi umat untuk membentuk sifat-sifat yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk mencapai kesempurnaan iman yang dilakukan secara bertahap. 

Target usaha dakwah itu meliputi:
  • Bagaimana keyakinan Nabi Muhammad SAW menjadi keyakinan umat
  • Kerisauan Nabi Muhammad SAW menjadi kerisauan umat
  • Maksud dan tujuan Nabi Muhammad SAW menjadi maksud dan tujuan umat
  • Kecintaan Nabi Muhammad menjadi kecintaan umat
  • Tertib hidup Nabi Muhammad menjadi tertib hidup umat
Untuk mencapai target usaha dakwah, seorang yang akan melakukan khuruj harus memperbaiki niatnya dan menanamkan keyakinan bahwa:
  • Niat islah (memperbaiki) diri sendiri dalam sendi-sendi kehidupannya. Imannya, ibadahnya, muamalahnya, musyawarahnya, dan akhlaknya.
  • Belajar bahwa dakwah ini adalah dakwah Nabi Muhammad SAW dan menjadi maksud hidup.
  • Memikirkan umat seluruh alam.
  • Niat untuk mencari ridho Allah SWT semata.

2. Musyawarah 
Musyawarah di sini adalah musyawarah tentang keperluan apa- apa yang perlu di persiapkan dalam khuruj fi sabilillah, dan  mudzakarah tentang adab-adab syafar.

3. Bayan Wabsi 
Bayan wabsi adalah bayan yang dilakukan setelah pulang dari jihad atau pulang dari berdakwah. Atau laporan yang di berikan oleh karkun kepada penggurus markas. Adapun yang dilaporkan adalah tentang kondisi tempat yang telah di tuju, kondisi karkun yang ada, agenda yang telah dilakukan selama bepergian di jalan Allah dan jamaah di minta untuk bermusyawarah terkait rancangan waktu pergi untuk khuruj lagi.

4. Bayan Karghozari 
Bayan ini dilakukan setelah kembali dari khuruj, mereka para Jamaah dianjurkan untuk melaporkan kondisi Islam di daerah yang telah disinggahi selama dalam berdakwah dan para jamaah mendapatkan beberapa nasehat-nasehat atau amalan-amalan yang harus di jaga ketika di dalam rumah.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada saat khuruj adalah : 
  1. Subuh sampai dengan dhuhur 
    • Shalat subuh berjamaah
    • Bayan bagaimana pentingnya iman, amal shaleh, dzikir, dan membaca al Qur’an 
    • Shalat sunah duha, dzikir dan membaca al Qur’an 
    • Musyawarah
    • Jaulah atau silaturahim kepada warga setempat
    • Halaqah kitab Fadhail Amal
    • Mudzakarah atau saling mengingatkan enam sifat para sahabat
    • Menyelesaikan kebutuhan pribadi yang misalnya mandi, Mencuci baju dan lain-lain. 
  1. Dzuhur sampai dengan Ashar 
    • Shalat dhuhur berjamaah
    • Ta’lim Hadist tentang keutamaan shalat dilanjutkan dengan makan siang
    • Mudzakarah tentang pentingnya dakwah, adab dalam sehari-hari, wudhu dan sebagainya. 
    • Istirahat dan dilanjutkan dengan ta’lim Fadhail Amal 
  1. Ashar sampai dengan Maghrib 
    • Shalat Ashar berjamaah
    • Bayan tentang pentingnya dakwah dan mengajak jaulah kepada masyarakat
    • Pembagian kelompok jaulah dan dilanjutkan dengan mudzakarah dakwah 
    • Sebagian keluar untuk jaulah dan sebagian mengadakan halaqah didalam masjid 
  1. Maghrib sampai dengan isya’ 
    • Shalat Maghrib berjamaah
    • Bayan tentang iman dan amal shaleh Jamaah shalat
    • Ramah tamah kepada Jamaah dan mengajak  khuruj
    • Isya’ sampai dengan Subuh
    • Shalat Isya’ berjamaah
    • Jaulah atau silaturahim kepada warga setempat
    • Makan malam dan dilanjutkan dengan mudzakarah adab-adab tidur
    • Istirahat dan ketika bangun dilanjutkan dengan shalat malam sampai subuh 
Setelah melakukan khuruj, banyak manfaat yang didapatkan Jamaah Tabligh, diantaranya:
  1. Muncul rasa tanggung jawab agama terhadap keluarga, kaum kerabat Dan masyarakat. Kemudian ada timbul upaya untuk merubah suasana rumahnya menjadi rumah tangga yang penuh kesalihan dan meluangkan waktunya untuk membentuk kampung yang diberkahi. 
  2. Mendapatkan pengalaman iman, dan meningkatkan iman.  Contohnya: yang dahulunya berat untuk Shalat berjamaah ke masjid, membaca Al-Quran dan setelah khuruj, maka Allah mudahkan untuk mengamalkan.
  3. Mudah untuk mengamalkan Sunah Rasulullah SAW. Contohnya:
    • Sunah Suro, yaitu penampilan atau gambaran Nabi SAW. Seperti memakai jubah, peci, sorban dan jenggot.
    • Sunah Siro, yaitu adab sehari-hari Nabi SAW. Seperti cara beliau makan, minum dan sebagainya.
    • Sunah Sariro, yaitu pikirnya Nabi. Bagaimana manusia pertama yang terlahir dimuka bumi sampai manusia yang terakhir menjelang hari kiamat, selamat dari adzab Allah SWT. 
  1. Lebih mencintai kampung akhirat dari pada alam dunia. Contohnya: ketika adzan berkumandang, mereka langsung pergi ke masjid untuk shalat berjamaah.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Beasiswa Bank Indonesia adalah beasiswa yang diberikan oleh Bank Indonesia bagi mahasiswa jenjang sarjana (S1) di berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai bagian program sosial Bank Indonesia berupa bantuan biaya kuliah kepada mahasiswa yang memiliki prestasi akademik dan aktivitas sosial kemasyarakatan.

Program Beasiswa BI tidak terbatas pada pembiayaan untuk mendukung biaya Pendidikan, tunjangan studi, maupun biaya hidup, para mahasiswa penerima Beasiswa BI juga diwadahi oleh komunitas yang bernama GenBI (Generasi Baru Indonesia) serta mendapatkan berbagai pelatihan secara berkala, terencana, dan terarah guna meningkatkan kompetensi individu, serta mengembangkan karakter dan jiwa kepemimpinan agar mampu menjadi insan unggul dan berdaya saing. Bagaimana, semakin tergiur, kah?

Sebelum kita memasuki inti topik tulisan ini, kita menjelajah dulu mengenai persyaratan administrasi sebagai rangkaian seleksi ya. Ini dia persyaratan adminsitrasi yang harus dipenuhi:

Kriteria
  1. Mahasiswa aktif (tidak dalam status cuti akademik)
  2. Telah menyelesaikan minimal 40 (empat puluh) SKS
  3. Memiliki Indeks Prestasi (IP) minimal 3.00
  4. Usia maksimal 23 tahun pada saat menerima beasiswa
  5. Tidak sedang menerima beasiswa dan atau berada dalam status ikatan dinas dari lembaga
  6. Berasal dari latar belakang ekonomi keluarga tidak mampu (pra sejahtera)

Berkas Administrasi
  1. Formulir pendaftaran (Unduh di sini)
  2. KTP
  3. KTM
  4. Transkrip Nilai
  5. SKTM (prioritas keluarga prasejahtera)
  6. Motivation letter
  7. Surat Rekomendasi dari 1 tokoh (akademik atau non akademik)
  8. Surat Kesanggupan Aktif (Unduh di sini)
  9. Memosting video di Instagram (syarat dan ketentuan berlaku) – Unduh di sini
Seluruh berkas diunggah di : 
http://gg.gg/Beasiswa_BI-UIN-SGD-2020


Alur Seleksi

Informasi lebih lanjut:
@genbi_uinbdg (Instagram)

__________

Tips dan Trik

1. Tanamkan intensi dengan penuh 

Sebesar apapun nominal yang ditawarkan pemberi beasiswa, tidak akan ada artinya jika kita tidak memiliki niat untuk mendapatkannya. Sehebat apapun program-program pengembangan diri yang disodorkan, tidak akan berguna jika kita tidak memberi intensi yang sama hebatnya.

Niat menjadi hal mendasar sebelum melakukan sesuatu. Bukankah dalam Islam terkenal dengan kalimat, “Segala sesuatu tergantung niatnya”, kan? Hal ini memanglah tidak mudah, tetapi harus dilakukan jika ingin meraih sesuatu. 

Rintangan yang bisa menggoyahkan niat kita diantaranya yaitu waktu mepet, terlalu menikmati rebahan, dan rasa minder. Apa penyebab utamanya? Manajerial diri yang belum baik. Waktu mepet tidak akan terjadi jika kita memiliki daftar prirotas. Terlalu menikmati rebahan adalah salah satu tanda bahwa kita lupa tujuan hidup, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Rasa minder muncul karena kita belum mengenal siapa kita dan seberapa hebat kita. Yuk tingkatkan dan eksplor diri lebih jauh lagi!

2. Penuhi Persyaratan Seleksi Administratif

Sebelum mengunggah, pastikan seluruh persyaratan administrative sudah lengkap dan tertata. Periksa satu persatu. Jangan sampai salah mengunggah. 

Berkas yang selalu menjadi salah satu syarat yang cukup berat dan bikin pusing, yaitu:
a. Surat Rekomendasi
Surat rekomendasi ini bisa kita dapatkan dari tokoh akademik atau pun non akademik. Tokoh akademik ini bisa dari dosen pembimbing, sekretaris jurusan, ketua jurusan, wakil dekan 3 (bidang akademik dan kemahasiswaan), dekan, wakil rektor 3 (bidang akademik dan kemahasiswaan), atau bahkan rektor. Kemudian, tokoh non akademik yang mejadi pemberi rekomendasi bisa berasal dari aparatur desa, kecamatan, kepolisian, dan masih banyak lagi. Yang terpenting dari surat rekomendasi adalah ada dan jika bisa berasal dari tokoh penting yang memiliki jabatan tertinggi dan strategis.

b. Motivation letter
Motivation letter adalah sebuah tulisan yang biasanya berupa esai dengan panjang kata sekitar 500, yang berisi tentang siapa kita, apa tujuan hidup kita, latar belakang pendidikan, potensi apa yang kita miliki, serta apa harapan yang kita mau ketika melanjutkan studi. Pada dasarnya, motivation letter adalah esai yang menunjukkan cara kita berpikir. Tulisan ini menjadi pertimbangan yang cukup besar karena ini menunjukan “Kenapa kita layak mendapatkan beasiswa ini?”

Ada beberapa hal yang akan dinilai dalam motivation letter:
- Kualitas penulisan kita, apakah ada typo, tata bahasa, kosa kata, dan lain-lain.
- Bobot esai kita, apakah isinya menginspirasi atau sekadar tulisan biografi.
- Skill yang kita miliki.
- Pengalaman, seperti kegiatan sosial, kompetisi, organisasi, dan lainnya.
- Project yang pernah dilakukan.
- Kesesuaian tujuan antara isi motivation letter dengan visi dan misi program beasiswa.

Lalu, apa saja trik menulis motivation letter agar bisa menghasilkan tulisan yang meyakinkan pemberi beasiswa bahwa kita layak?
- Tata Bahasa
Menulis motivation letter itu bukan seperti menulis Instagram Story, Quipperian. Maka, gunakanlah tata bahasa yang baik dan benar. Gunakan kata baku, perhatikan tanda baca, dan jangan gunakan singkatan seperti “yg” atau “adl”. Usahakan untuk stay humble dalam menulis motivation letter, jangan terlihat sombong tetapi jangan pula terlihat pesimis.

- Sistematis
Supaya perekrut tidak bingung ketika membaca motivation letter kita, maka sebaiknya tulis secara terstruktur. Misalnya, dimulai dari pengalaman hidup kita yang membawa kita jadi tertarik dengan beasiswa yang dituju, baru masuk ke biografi singkat tentang kita, lanjut ke skill yang kita miliki, kemudian apa tujuan kita dari beasiswa ini, dan lain-lain. Tulis secara bertahap dan terstruktur agar hasil motivation letter bagus.

- Gunakan Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threaths)
Terkadang kita bingung dalam menulis motivation letter, terlalu menonjolkan kelebihan, takut dianggap terlalu ambisius. Maka, rumus yang bisa kita gunakan adalah dengan analisis SWOT. Apa itu?

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama kita ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.

Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal diri kita. Hal-hal yang dapat kita kontrol dan dapat berubah. Dalam memahami aspek ini, kita harus bisa mengeksplor lebih jauh lagi diri kita. Kita bisa membuat daftar diri dari lahir sampai sekarang. Ahh, itu terlalu hiperbola. Ingat-ingat kembali dari SD sampai sekarang apa saja yang sudah kita lakukan. 

Kekuatan di sini bisa berupa prestasi yang pernah kita raih. Buatlah daftar prestasi. Selain dari itu, jangan lupakan juga keterampilan diri yang kita kuasai. Ini sangatlah penting, kenapa? Banyak dari kita hanya fokus terhadap prestasi akademik, yang ditunjukkan dengan nilai IPK. Alhasil, tidak sedikit yang tumbang sebelum berjuang karena merasa ‘minder’ dengan IPK yang tak di atas rata-rata. Keminderan ini amatlah fatal!

Sebutkan juga kelemahan kita -bersamaan dengan solusi yang kita lakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Hal ini tentu berhubungan erat dengan kelebihan yang dipunyai. Sehingga kelemahan di sini tidak menjadikan kita menyerah, tetapi justru memicu potensi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jika kita lemah di satu sisi, maka maksimalkan sisi lain. Eksplorasi diri menjadi hal krusial. Kekuatan atau kelebihan tidak sebatas wawasan akademik. Keterampilan diri seperti graphic design, kepenulisan (baik fiksi maupun non fiksi), pembuatan film, olahraga, IT, adalah sedikit dari banyaknya keterampilan yang bisa kita angkat dalam motivation letter. Hal lain yang bisa kita tonjolkan adalah keaktifan organisasi, keikutsertaan dalam kerelawanan, dan masih banyak lagi.

Bicara tentang kelebihan dan kekurangan ini menandakan bahwa kita harus lebih jauh lagi mengenal siapa kita, tujuan hidup kita, dan yang telah, sedang, dan akan kita lakukan. Kelebihan tak jarang tertutupi oleh rasa minder sebelum mendaftar beasiswa. Kenapa? karena minder dengan nilai tidak di atas rata-rata dan membuat kita tumbang sebelum berjuang. Jika kita lemah di satu sisi maka kita harus memaksimalkan di sisi yang lain. Nah, kita udah tahu nih bahwa kita lemah di nilai IPK, maka dari itu kita eksplor lebih jauh lagi apa nih yang bisa kita jual kepada pemberi beasiswa.  Hal ini bisa berupa keterampilan diri, misalnya kita jago di Graphic Design, olahraga, kepenulisan (baik fiksi maupun nonfiksi), dan masih banyak lagi. Boleh jadi, keterampilan yang kita miliki adalah yang sedang dicari pemberi beasiswa. Jadi, tidak selamanya beasiswa itu tentang IPK yang bagus pasti lolos 

Kemudian, mengenai kelemahan, di sini kita bisa menceritakan kelemahan yang dimiliki namun pada akhirnya kelemahan ini bukan menjadi tabir kelebihan yang ada, justru menjadi pemicu untuk lebih semangat menonjolkan potensi dan keterampilan diri.

Melakukan analisis SWOT mirip dengan pertemuan mendengerkan pendapat, untuk mengetahui cara yang benar dan salah dalam menjalankan suatu hal. Disarankan untuk memminta setiap orang mencatat dan minta setiap orang diam-diam menghasilkan ide untuk memulai sesuatu. Hal ini untuk mencegah subjektivitas.

Kita bisa menggunakan teori Johari Window. Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita.

Jendela tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah
a. Daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Area terbuka merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain.

b. Daerah tersembunyi berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll.

c. Daerah buta yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara orang lain tahu kemampuan dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan balik dan komunikasi merupakan cara agar kita lebih dikenal orang terutama kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri mulailah terbuka.

d. Daerah yang tidak disadari adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita.

Kita harus terus meningkatkan self-awareness kita dengan mengurangi ukuran dari daerah buta. Daerah tersebut merupakan area rapuh yang berisikan apa yang orang lain ketahui tentang kita, tapi tidak kita ketahui, atau lebih kita anggap tidak ada dan tidak kita pedulikan. Mengurangi daerah buta kita juga berarti bahwa kita memberbesar daerah terbuka, yang dapat berarti bahwa self-awareness serta hubungan interpersonal kita mungkin akan mengalami peningkatan.

Kemudian poin selanjutnya dalam analisis SWOT yaitu opportunities (peluang) dan threats (ancaman).  Contoh  peluangnya yaitu kita memiliki keterampilan menulis kemudian rajin mengikuti perlombaan, riset dengan dosen atau bahkan kita rutin mempublikasikan tulisan di Blog pribadi dan media cetak. 

Ancaman adalah faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Kita tetap harus mempertimbangkan hal ini untuk menempatkan rencana darurat dalam menangani masalah yang terjadi. Contoh ancaman ini adalah keadaan ekonomi yang mengancam keberlanjutan kuliah kita, atau tulisan kita mendapatkan penolakan dari perusahaan media cetak. Ancaman ini harus dikorelasikan dengan peluang, bagaimana ketanggapan kita mengatasi jalan terjal ini dengan peluang-peluang yang ada sehingga kondisi dapat terkendali, misalnya ktia memiliki keterampilan grafik desain, kemudian kita bekerja paruh waktu atau freelance untuk mendapatkan tambahan biaya UKT, meskipun harus mendapatkan rasa lelah yang besar karena dituntut untuk bisa seimbang antara dunia perkuliahan dengan dunia pekerjaan. Nah, cerita perjuangan kamu ini bisa dituliskan dalam motivation letter agar pembahasan yang disuguhkan lebih kaya dengan pengalaman dan kehebatan yang dimiliki.
Pada akhirnya analisis SWOT ini adalah tentang strategi yang dapat kita rangkai untuk keberhasilan meraih beasiswa. Analisis ini juga bisa ktia aplikasikan dalam perencanaan bisnis dan bahkan masa depan. 

Jangan terlalu fokus terhadap kekuranganmu yang ternyata orang lain pun memiliki kekurangan yang sama, tetapi cobalah fokus terhadap kelebihanmu boleh jadi hanya kamu yang memilikinya.


3. Buat video yang kreatif

Selanjutnya dalam pembuatan video perlu diperhatikan syarat dan ketentuan yang ada. Pembuatannya jangan hanya sekadar memenuhi kewajiban saja, tetapi juga harus dimaksimalkan dalam redaksi materi, kreatifitas video, dan kepercayaan diri dalam penyampaian sehingga penyeleksi akan memberikan perhatian lebih dan mungkin menjadikanmu favorit.

4. Seleksi Wawancara

Jika kita lulus seleksi administrasi, maka kita akan memasuki tahap berikutnya yaitu seleksi wawancara. Tahap ini kerapkali menjadi mimpi buruk bagi banyak orang. Bagaimana tidak, kita dihadapkan dengan berbagai pertanyaan dari orang yang baru saja kita temui.

Hal yang sering terbenak adalah, “Apa saja pertanyaan yang akan keluar?”. Nah, setidaknya ada 2 poin penting yang harus kita siapkan, yaitu: 
a. Know your self 
Ini adalah bahan refleksi diri, kita bisa membuat daftar pertanyaan, diantaranya:
- Siapa kita?
- Apa tujuan hidup kita? 
- Apa kelebihan dan kekuranganmu?
- Apa yang telah dilakukan, sedang dijalankan, dan akan dilakukan?
- Keterampilan diri atau prestasi apa yang bisa kita jual kepada pemberi beasiswa? 
- Kontribusi apa yang akan kita lakukan setelah mendapatkan beasiswa?

b. Know your target 
Artinya kamu harus tahu dulu siapa pemberi beasiswa ini, yaitu Bank Indonesia. Daftar pertanyaan yang bisa disiapkan, diantaranya, 
- Apa itu Bank Indonesia?
- Apa saja kebijakan yang tengah dijalankan Bank Indonesia?
- Kenapa Bank Indonesia memberikan beasiswa bagi mahasiswa?
- Siapa sasaran penerima beasiswa?
- Kontribusi apa yang akan dilakukan setelah menjadi bagian komunitas GenBI? –komunitas penerima beasiswa BI. 
- Apa saja program yang telah dilaksanakan komunitas GenBI?

Selanjutnya perbanyak latihan dari daftar pertanyaan tersebut di depan cermin atau meminta bantuan keluarga dan teman. Masukan dari teman dan keluarga pun harus diterima dan dicerna dengan baik. Jangan lupa juga untuk senantiasa berdoa. Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Semangat!

Tips dan trik ini bersifat fleksibel, bisa juga diramu dengan racikan yang kamu miliki. Kalau kalian memiliki tips dan trik yang keren, berbagi di kolom komentar ya!

Jangan lengah dalam doa. Jangan lelah dalam usaha. Jangan lalai dalam tawakal


Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Sumber gambar: Freepik

Menulis bukan sebatas mengekspresikan isi pikiran dan mungkin juga hati, tetapi di dalamnya terkandung banyak manfaat bagi diri sendiri, bahkan untuk orang banyak. Sebagai mahasiswa, keterampilan menulis menjadi hal mutlak yang harus dikuasai sebab untuk bisa mengenakan toga di hari pelepasan gelar ‘sarjana’, wajib hukumnya untuk menulis Tugas Akhir (TA) berupa karya tulis ilmiah, yaitu skripsi, selain dari itu masih banyak manfaat lainnya, yaitu:

1) Membantu mengingat materi perkuliahan dan syarat kelulusan
Penulis teringat petuah Imam Syafi’i, yang berbunyi “قيده الكتابة و صيد العلم”, artinya ilmu bagaikan binatang buruan dan pena/ tulisan adalah ibarat tali pengikatnya. Seperti yang diketahui bahwa materi setiap mata kuliah pada setiap semesternya memiliki korelasi, sehingga tulisan yang telah kita buat membuat kita mengingat kembali materi-materi yang dahulu dan juga membantu kita saat menghadapi ujian komprehensif yang pertanyaan-pertanyaannya adalah materi-materi selama kuliah.

2) Meningkatkan daya kritis
Jika diamati dari tahapan dalam proses menulis menurut Hariston (1986) yaitu pesiapan (prewriting), penulisan (composing), dan revisi (revision) yang di dalamnya membutuhkan beragam referensi agar bisa dituangkan ke dalam tulisan dengan membaca atau mengingat pengalaman terlebih dahulu. Jika kita mencermati dari langkah menulis di atas maka kita dapat melihat bahwa menulis juga merupakan proses kritis dimana kita dalam menulis kita juga melibatkan proses berpikir tingkat tinggi yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. Tulisan yang baik tentunya dibutuhkan wawasan yang luas, salah satunya dengan rajin membaca. Membaca adalah proses yang aktif, dinamis berarti membuat interaksi antara yang dibaca dengan memori di otak. Memahami proses membaca membantu orang menjadi pemikir yang kritis. Membuat prediksi adalah aktivitas utama dalam proses membaca. Pikiran kita terus menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, ketika kita melihat informasi berikutnya, kita akan dapat menegaskan atau merevisi prediksi kita.

3) Tambahan pemasukan uang (income)
Keuangan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi mahasiswa karena untuk membiayai hidup mereka mulai dari makan dan tempat tinggal, walaupun ada kiriman bulanan dari orang tua namun terkadang hal itu masih saja belum cukup bahkan habis sebelum bulan selanjutnya. Oleh karena itu banyak mahasiswa berpikir keras untuk mendapatkan biaya tambahan. Salah satu jalan agar bisa mendapatkan pemasukan tambahan adalah dengan rajin menulis untuk dipublikasikan di website, surat kabar, majalah, perlombaan menulis, dan lain-lain. Karya tulis yang naik di media cetak diharga rupiah yang cukup banyak, berkisar Rp 50.000 – Rp 1.000.000, dan bahkan bisa lebih, tergantung jenis dan isi tulisan yang kita buat.

4) Menambah untuk portofolio kepenulisan
Seorang mahasiswa adalah tergolong dalam ilmuwan dan akademisi. Ilmuwan dan akademisi secara umum akan dinilai dari karya-karya tulis yang telah dihasilkannya. Selain dari skripsi, dengan keterampilan menulis bisa menghasilkan esai, artikel, atau pun skripsi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat umum. Apabila sejak masih mahasiswa sudah menghasilkan karya-karya tulis yang dipublikasikan maka hal ini akan menjadi portofolio di bidang kepenulisan bagi mahasiswa tersebut. Portofolio tersebut sangat penting bagi karir mahasiswa tersebut untuk melangkah dan mengembangkan diri di bidang akademik dan keilmuan. Mahasiswa tersebut akan dinilai layak karena telah menghasilkan karya-karya tulis yang telah dipublikasikan.

Menulis sangat penting bagi kehidupan akademis mahasiswa. Bersamaan dengan akademisi, dilabelkan pula seseorang yang memiliki wawasan luas, peneliti yang hebat, dan tentunya insa yang bermanfaat, hal tersebut termaktub dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal yang akan difokuskan adalah sebagai peneliti yang hebat. Poin ke-2 dari Tri Dharma Perguruan Tinggi ini adalah tindakan lanjutan setelah melakukan pendidikan. Hasil akhir dari penelitian adalah penuangan ke dalam berbentuk tulisa atau dikenal karya tulis ilmiah. Dengan membuat karya tulis ilmiah, mahasiswa akan terbiasa untuk menyajikan gagasannya secara terstruktur dan sistematis. Hal ini sangat penting agar orang lain dapat lebih mudah memahami apa yang disampaikan, sehingga ilmu yang dimiliki penulis dapat ditransfer dengan baik kepada pembaca. 

Pentingnya kemampuan menulis tulisan ilmiah sebanyak-banyaknya bagi mahasiswa tidak hanya semata-mata untuk menyelesaikan perkuliahan, tetapi kita pun punya andil dalam menyebarluaskan informasi ilmiah sekaligus tentu nama dan institusi tempat kita bekerja pun ikut dikenal masyarakat karena kebermanfaatannya dirasakan oleh khalayak. Urgensi keterampilan menulis bagi mahasiswa juga adalah semata-mata untuk melestarikan penelitian agar terus berkembang seiring perubahan zaman. 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Karakteristik Jurnalistik Media Sosial

Kegiatan jurnalisme media sosial yang memanfaatkan media sosial sebagai platform menunjukkan karakteristik-karakteristik jurnalisme yang interaktif. Menurut Hamna, karakteristik tersebut meliputi: (Hamna: 2017)

  1. Aktualitas (immediacy). Karakteristik tersebut merujuk pada konten berita yang meliputi peristiwa yang sedang terjadi dan disajikan aktual atau terkini.
  2. Transparansi (transparency). Karakteristik ini merujuk pada penyajian berita yang tidak memanipulasi fakta, atau sudah melalui tahap verifikasi oleh jurnalis melalui narasumber berita.
  3. Jurnalisme Partisan. Karakteristik jurnalisme partisipan merujuk pada kegiatan jurnalisme yang melibatkan penonton untuk melakukan interaksi dalam sebuah pemberitaan melalui media sosial.
  4. Anonimitas (anonymity). Karakteristik di atas merujuk pada kebebasan dalam menciptakan identitas dunia maya dalam sebuah media sosial. Karakteristik ini perlu untuk dihindari dalam jurnalisme media sosial dikarenakan jika sumber berita tersebut anonim, maka pada umumnya berita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Saling berbagi konten (sharing). Karakteristik ini merujuk pada fitur media sosial yang dapat menyebarkan konten-konten orang lain kepada khalayak yang luas. Selain itu, dalam jurnalisme media sosial, para jurnalis dapat membagikan berbagai macam konten berita.

Kelebihan Jurnalistik Media Sosial

Kehadiran internet membawa perubahan revolusioner terhadap cara informasi disajikan. Jika sebelumnya produsen informasi itu adalah wartawan atau lembaga pers, kini kita masyarakat biasa pun bisa menjadi produsen informasi. Berbagai media sosial bisa menjadi saluran informasi. UGC atau user generated content pun bermunculan di Indonesia. Bahkan untuk menarik calon-calon produsen informasi ini, beberapa media sudah menerapkan semacam honornya. Para produsen informasi yang bukan wartawan ini biasa dikenal dengan netizen journalism atau jurnalisme warga.

Tak bisa disangkal, dalam media sosial pun, para jurnalis warga melakukan desiminasi informasi-informasi yang dirasa penting disiarkan karena hal tersebut tidak dimunculkan di media massa seperti televisi. Jurnalisme sendiri merupakan salah satu jalan yang digunakan untuk mengembangkan sayap jurnalis, bergerilya lewat digital untuk misi jurnalisme, sebagai wahana publik dalam bahasa merupakan jurnalisme akar rumput. Kehadirannya ini menjadi antitesis atas ketidakpuasan publik terhadap pemberitaan media arus utama. Sebab media arus utama dibangun oleh sebuah struktur, bermodal besar, dan berkepentingan komersial serta politik yang hanya menempatkan warga sebagai konsumen atau obyek berita. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat dan lugas membuat jurnalisme warga kian subur di berbagai media sosial. Adapun keunggulan jurnalistik media sosial yang disuguhkan diantaranya yaitu: 

1. Biaya mengakses informasi terjangkau.

2. Bersifat interaktif, sehingga memungkinkan muncul perdebatan hangat dan menarik antara penulis dan pembaca.

Media sosial merupakan platform yang sangat interaktif melalui individu dan komunitas bersama-sama membuat dan mendiskusikan konten dengan bertukar pesan dan komentar. Fitur inti seperti berbagi, berkomentar, dan "menyukai" membuat interaksi menjadi mudah. Dalam poin ini memungkinkan terjadinya kolaburasi antara jurnalis profesional dengan jurnalis warga. Dengan adanya kolaborasi antara jurnalis profesional dan jurnalis warga diharapkan bisa membuat produk berita yang dihasilkan menjadi lebih baik lagi.

3. Informasinya mampu menembus ruang dan waktu.

Penggunaan media sosial dalam kegiatan jurnalistik memungkinkan publikasi konten jurnalistik dapat dilakukan dalam skala yang lebih luas. Hal ini bisa dilihat dari misalnya penggunaan akun media sosial Twitter oleh media jurnalistik, dengan menggunakan sistem hyperlink, media jurnalistik bisa mempublikasikan beritanya secara mudah dan berita bisa diakses oleh semua pengikut dari akun Twitter media jurnalistik tersebut.

4. Adanya kebebasan berbicara.

5. Setiap orang memiliki hak untuk memberikan kritik, informasi, opini dan saran secara terbuka.

6. Dapat membantu mengarahkan newsroom fokus pada pemanfaatan komunitas. 
Hal ini bisa dilakukan dengan memantau isu apa yang sedang ramai diikuti oleh pengguna akun media sosial, dari isu tersebut, jurnalis bisa mengemas isu yang ada menjadi berita yang tentunya menarik pembaca.

Kekurangan Jurnalistik Media Sosial

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa jurnalistik media sosial telah melahirkan jurnalisme warga yang dikhawatirkan menyampaikan informasi tidak melalui sistem verifikasi, informasi yang tidak memenuhi unsur 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, dan How) dan di dalamnya memiliki nilai berita (significance, timeliness, magnitude, proximity, prominence, human interest). Verifikasi yang dimaksud adalah tidak adanya proses pengecekan ulang antara narasumber satu dengan narasumber lainnya terkait informasi yang dibagikan dalam media sosial. 

Media sosial juga telah memunculkan diskusi yang memanas tentang bagaimana jurnalis harus menggunakan media, terutama dihasilkan dari perselisihan norma media sosial dan norma jurnalisme tradisional. Sebagai pengguna media sosial, jurnalis tunduk pada pengaruh norma media sosial seperti pengungkapan kepribadian dan interaksi. Sebuah studi yang menganalisis tweet (posting Twitter) dari 500 jurnalis profesional paling banyak ditemui menemukan bahwa tweet mereka umumnya menyertakan tautan (42%), kisah kehidupan pribadi (20,2%), pendapat (15,7%), informasi dengan setidaknya satu unsur opini (27%), retweet (15,2%), dan diskusi (14,9%) (Lasorsa et al., 2012). Selain dari itu, kekurangan dari jurnalistik media sosial, diantaranya yaitu:

1. Informasi yang sudah lama dibuat ulang.

2. Tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya.

Sebagian besar artikel yang beredar di jejaring media sosial adalah artikel dengan judul yang tidak jelas, bombastis dan “murahan”. Sebagian besar artikel tersebut berisi informasi-informasi palsu yang asal dibagikan tanpa konfirmasi dan verifikasi. Pakar Media Sosial, Nukman Luthfie mengatakan, membagikan informasi-informasi palsu tersebut merupakan karakter masyarakat digital. Melalui situs http://buzzsumo.com, misalnya, bisa terpantau bagaimana peredaran berita-berita berjudul bombastis di media sosial. Bahkan, sebagian besar berita dengan judul tidak jelas banyak dibagi oleh portal-portal yang tidak jelas atau media abal-abal. (Kompas, 25 November 2016). Fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lainnya. Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu, berita-berita yang paling banyak beredar di media sosial Amerika Serikat adalah berita abal-abal.

Minimnya literasi digital juga dialami negara maju yang masyarakatnya berpendidikan tinggi. Sekitar 59 persen konten yang dibagikan di media sosial tidak pernah di-klik atua dibuka, tetapi hanya dibaca sepintas lalu. Bahkan dengan kecenderungan ini, karena tuntutan bisnis media-media online mainstream akhirnya mengikuti arus dengan membuat berita-berita berjudul bombastis. Sementara itu, media-media online dengan konten-konten mendalam dan serius justru cenderung tidak laku dibaca. Terlebih, di dalam media sosial tidak ada prosedur penyaringan layaknya di media konvensional (arus utama) seperti koran, majalah, radio, dan televisi. Segala jenis konten langsung ditampilkan apa adanya, bahkan banyak yang telah dibumbui demi sensasi. Banjir informasi di media sosial mengarahkan netizen justru mencari konten yang membenarkan pemikirannya, bukan yang memberi sudut pandang berbeda.

Psikolog Sosial Universitas Indonesia, Roby Muhammad mengatakan media sosial mengerdilkan kemampuan seseorang melakukan kontestasi ide karena penalaran digunakan untuk mencari pembenaran, bukan kebenaran. Pendapat serupa dikemukakan peneliti Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan yang juga Psikolog Pendidikan Universitas Surabaya, Anindito Aditomo. Kurangnya kemauan untuk mencari verifikasi atas berita yang didapat di media sosial juga disebabkan kurangnya literasi digital. Minimnya sikap skeptis dan kritis selama ini mengakibatkan segala sesuatu ditanggapi secara emosional. Ekspresi di media sosial jauh lebih ekstrem daripada yang bisa diungkapkan secara langsung di depan umum karena tidak harus berhadapan dengan khalayak di dalam ruang fisik yang sama. Kemauan untuk menggali informasi lebih lanjut lebih penting daripada memiliki kemampuan analisis. (Kompas, 23 Desember 2016). Penyesuaian tersebut dilakukan dengan cara membuat media konvensional menjadi lebih interaktif, lebih instan, dan bisa menyampaikan informasi dengan cepat tanpa mengorbankan akurasi. 

3. Artikel atau segala informasi yang dipublikasikan bisa saja masih dangkal dan tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik.

Pengungkapan diri dan interaksi biasanya dikenal untuk membantu mencapai tujuan interpersonal daripada tujuan profesional. Perilaku media sosial tersebut dapat menghadirkan jurnalis sebagai orang yang baik dan ramah, tetapi pada saat yang sama, hal itu dapat dilihat sebagai pelanggaran profesionalisme yang secara tradisional mengharuskan jurnalis bersikap netral dan terpisah (Molyneux & Holton, 2014). Wartawan sosial-media-aktif cenderung menyimpang dari norma-norma tradisional (Hedman & Djerf-Pierre, 2013), dan audiensi dapat menganggap penyimpangan sebagai tanda tidak profesionalisme. Karena itu, Editor Publik New York Times Margaret Sullivan menyebut media sosial sebagai "pedang bermata dua" (Sims, 2013). Menurut teori pelanggaran harapan, penyimpangan dari norma tersebut dapat mengakibatkan konsekuensi negatif setidaknya dalam dimensi profesional. Menurut Gillin (2011), kemampuan jurnalis untuk berperilaku secara tidak memihak dianggap sebagai "keterampilan inti dari profesi" dan pelanggarannya menimbulkan keraguan tentang obyektivitas reporter di benak pembaca dan sumber. Karena norma obyektivitas masih merupakan fitur yang menentukan dari jurnalis profesional di AS dan Kanada (Ward, 2005), audiens dapat menerapkannya ketika mereka menilai jurnalis sebagai profesional sedangkan mereka menerapkan norma-norma media sosial umum untuk pengguna lain. Secara keseluruhan, kegiatan media sosial jurnalis cenderung menghasilkan persepsi audiens yang sangat berbeda dari jurnalis tergantung pada dimensi fokus, apakah itu dimensi pribadi atau dimensi profesional. Pada gilirannya, persepsi tersebut cenderung memengaruhi persepsi audiens terhadap produk berita jurnalis.

4. Mudah terjerat UU ITE.

Para jurnalis warga bisa saja menyalahgunakan kebebasan yang diberikan, dengan menyebarkan pornografi, penghinaan, berita bohong dan berita lainnya yang sifatnya negatif, tidak etis dan melanggar hukum.Jurnalis warga akan lebih mudah terjerat UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 

Bahkan, media-media arus utama yang menyediakan kanal jurnalisme warga pun tak mau bertanggungjawab apabila terjadi gugatan terhadap pemberitaan jurnalis warga. Ini artinya, resiko kriminalisasi terhadap jurnalis warga jauh lebih besar dibandingkan jurnalis pada media arus utama. Oleh karena itu, untuk mencetak jurnalis warga yang kapabel dan meminimalkan resiko hukum, pelatihan jurnalistik dan sosialisasi Kode Etik Jurnalistik perlu digalakkan. Dengan cara ini, diharapkan jurnalis warga tidak menyajikan berita bohong, bermuatan SARA, atau bermuatan pornografi. Sebaliknya, Kode Etik Jurnalistik mendorong jurnalis warga membuat berita yang berimbang, tidak subyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga kegiatan jurnalistik media sosial memberikan informasi-informasi yang sehat dan sesuai dengan tujuan kegiatan jurnalistik.

5. Maraknya fenomena clickbait.

Banyak judul berita yang berserakan di sirus-situs berita --dan di-share di media sosial-- berupa "clickbait" yang merupakan "bentuk terendah jurnalisme media sosial" (clickbait is the lowest form of social media journalism). 

Mengerikan karena melabrak kaidah jurnalistik yang memihak kepada pembaca. Menyebalkan karena judul-judulnya dramatis, bombastis, dan sensasional layaknya jurnalisme koran kuning (yellow journalism). 

Wartawan atau editor situs-situs berita saat ini banyak yang membuat judul berita seenaknya, sekenanya, dan semata-mata berorientasi "klik" --untuk memancing pembaca klik link berita. "Headline writing has long been considered a skill but, in the digital age, a new word has become synonymous with online journalism - clickbait," tulis BBC dalam "Clickbait: The changing face of online journalism".  "Jurnalisme clickbait adalah sebuah kemunduran, kembali ke abad 19 " menurut A History of Clickbait: The First 100 Years. Jurnalisme clickbait ini muncul karena pengaruh Media Sosial. Studi tentang dampak media sosial terhadap jurnalisme atau media sudah banyak diulas, di antaranya Journalism in the Age Social Media dan Journalism in a New Era.

REFERENSI

Barns, S. B. (2006). A privacy paradox: Social networking in the United States. First Monday, 11( 9).
Diakses dari https://www.kompasiana.com/albertussalama/5d88e2b7097f361618690ff2/baca-asal-usul-perkembangan-media-dan-jurnalisme-online-di-dunia-dan-indonesia?page=3 pada 10 April 2020 
Hedman, U., & Djerf‐Pierre, M. (2013). The social journalist: Embracing the social media life or creating a new digital divide?. Digital Journalism, 1( 3), 368– 385.
Hermida, A. (2013). #Journalism: Reconfiguring journalism research about Twitter, one tweet at a time. Digital Journalism, 1( 3), 295– 313.
Hikmat, Mahi M. 2018. Jurnalistik : Literaly Jurnalism. Jakarta Timur: Prenadamedia Goup
Lasorsa, D. (2012). Transparency and other journalistic norms on Twitter: The role of gender. Journalism Studies, 13( 3), 402– 417.
Molyneux, L., & Holton, A. (2014). Branding (Health) Journalism: Perceptions, practices, and emerging norms. Digital Journalism, (ahead‐of‐print), 1– 18.
Singer, J. B. (2005). The political j‐blogger ‘normalizing’ a new media form to fit old norms and practices. Journalism, 6( 2), 173– 198.
Wahyudin, 2016. Pengantar Jurnalistik Olahraga. Makasar
Ward, S. J. (2005). The invention of journalism ethics: The path to objectivity and beyond. Montreal, Que.: McGill‐Queen's University Press.
Widodo, Y. 2001. Modul Jurnalisme Online. 
Trammell, K. D. (2005, May). Looking at the pieces to understand the whole: An analysis of blog posts, comments, and trackbacks. Paper presented at the 55th Annual Conference of the International Communication Association, New York, NY.
Di akses dari https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/modul-jurnalisme-online.pdf pada 10 April 2020 
Gillin, P. (April 20, 2011). Journalists and social media: How far is too far? [blog]. Retrieved from http://socialmediatoday.com/paulgillin/287878/journalists‐and‐social‐media‐how‐far‐too‐far
Hamna, Dian Muhtadiah (2017-05-01). "Eksistensi Jurnalisme Di Era Media Sosial". Jurnal Jurnalisa (dalam bahasa Inggris). 3 (1).
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sumber gambar: PNGitem

Media sosial tumbuh secara drastis mewakili langkah lebih lanjut dalam kemunduran profesi dan etika jurnalisme yang sedang berlangsung. Garis-garis antara jurnalis profesional dan amatir telah kabur; akibatnya, struktur media berita telah banyak berubah yang memengaruhi sifat-sifat inti profesi dan etikanya. Fenomena ini telah menantang konsep jurnalisme yang sudah diperdebatkan sebagai profesi dan jurnalis sebagai profesional.

Jurnalistik media sosial dibidani jurnalistik daring (online), maka sebelum memasuki materi inti, penulis akan membahas jurnalistik daring sekilas. Jurnalistik daring merupakan jurnalis generasi ketiga berupa kegiatan jurnalistik dengan pelaporan fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet. Jurnalisme jenis ini ini merupakan perubahan baru atau media baru dalam ilmu jurnalistik dengan pemanfaatan media daring. Rupanya, terdapat perbedaan dengan jurnalistik konvensional yang hanya menampilkan teks dan gambar, karena jurnalistik daring ini dapat menampung berita teks, gambar, audio, dan bahkan video. 

Jika dilihat dari runtutan sejarah, jurnalistik daring diprakarsai Universitas Florida, kemudian diikuti The New York Times yang mempublikasikan artikel pertamanya di web miliknya pada 8 Desember 1993 hingga kemunculan Yahoo pada April 1994. Sedangkan kemunculannya di Indonesia ditandai ketika media konvensional pertama yang memiliki portal daring yaitu Republika Online dan disusul oleh media tempo yaitu Tempo Interaktif yang sekarang berubah menjadi Tempo.co pada tahun 1994.
Pada tahun 2008 media daring dapat diakses dengan gadget. Hingga saat ini, media daring menjamur di internet dan menjadi sangat populer. Kemudian media juga berinovasi dan pengguna dimudahkan dalam mengakses informasi melalui media sosial secara cepat serta bebas.

Apa itu Jurnalistik Media Sosial?

Kegiatan jurnalistik sedang dalam kondisi fluks saat ini. Meskipun norma objektivitas masih hidup dan baik dalam buku teks, standar dan praktik jurnalisme tampaknya bergerak menjauh dari prinsip ketidakberpihakan dan detasemen yang ketat menuju paradigma baru transparansi dan keterlibatan publik dengan munculnya media baru, terutama media sosial (Hermida, 2013; Lasorsa, 2012).

Jurnalisme media sosial merupakan pelaporan berita yang dilakukan jurnalis melalui media sosial. Jurnalisme media sosial muncul karena khalayak sering mengakses media sosial. Para jurnalis mempublikasikan berita di media sosial supaya khalayak dapat menerima berita selagi mengakses media sosial. 

Penggunaan media interaktif didorong tidak hanya oleh kebutuhan informasi (mis., Pengawasan) tetapi juga oleh utilitas sosial seperti ekspresi diri dan interaksi sosial (Trammell, 2005). Jurnalis sekarang dapat melakukan percakapan nyata dengan audiens mereka. Debat online juga telah dilakukan sehingga semua orang dapat mengekspresikan diri mereka–tentu saja ketika komentar diaktifkan. Komunikasi satu arah tradisional berubah menjadi percakapan dua arah. Media sosial telah memberi makna nyata pada apa itu kebebasan berbicara. Dalam sejarah, mengekspresikan diri tidak pernah semudah ini.

Pengguna media sosial memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk pengungkapan diri dibandingkan pengguna media lain, mereka tampaknya tidak terlalu khawatir tentang kemungkinan dampak negatif dari berbagi informasi pribadi mereka dengan pengguna lain. Pengaturan default Facebook seperti tampilan publik tentang pembaruan status dan komentar mendorong pengguna untuk mengungkapkan kepribadian dan aktivitas sehari-hari mereka melalui feed berita bersama mereka. Karena norma dipelajari dari mengamati perilaku orang lain, pengguna media sosial yang terpapar dengan konten pribadi orang lain cenderung mengikuti.

Salah satu media sosial yang progresif dalam pemberitaan adalah twitter. Twitter membantu jurnalis menemukan kutipan dan menghubungi orang-orang yang mungkin tidak pernah mereka temui secara langsung. Ini juga merupakan cara yang baik untuk mendapatkan berita-berita baru segera setelah itu terjadi. Terlebih dengan pemanfaatan kejadian yang sedang trending dengan tanda tagar “#” memudahkan jurnalis memproduksi berita sesuai keinginan khalayak. 

Jurnalis menggunakan twitter secara pribadi untuk menunjukkan kepada penonton bahwa mereka adalah manusia. Ini meningkatkan kesukaan beberapa jurnalis dan memainkan peran kunci dalam bagaimana mereka berinteraksi dengan audiens mereka. Konvergensi antara kehidupan pribadi dan profesional, di Twitter misalnya, adalah tanda signifikan adopsi media sosial. Di media sosial, organisasi berita akan lebih mengenal pembaca mereka daripada dengan siaran pers, karena tersedia bagian komentar.

Adanya media sosial ini bisa juga memunculkan jurnalisme warga. Jurnalisme warga didefinisikan sebagai orang yang berbagi informasi kepada orang lain meskipun bukan seorang jurnalis.

Fenomena Jurnalistik Media Sosial di Indonesia

Media sosial telah membawa angin baru bagi dunia jurnalistik, bisa baik dan juga buruk. Adanya tren konvergensi yang marak, menuntut awak media berkemampuan multi tasking. Tak hanya perlu piawai menuangkan kabar yang sudah diverifikasi dengan rangkaian kata yang benar, runtut, dan sesuai standar etika jurnalistik, wartawan pun harus memiliki selera fotografi yang apik, membuat vlog, plus mengunggah konten ke jejaring media sosial. Kuantitas media yang besar berbanding lurus dengan ketatnya persaingan. Seiring dengan itu, membesar pula kebutuhan awak media sebagai mesin produksi.

Dengan beban multi tasking yang tak linear dengan tingkat remunerasi dan cepatnya pola rotasi antardesk, membuat awak media sosial serupa penumpang moda transportasi yang sedang transit. Baru menyesuaikan diri, sudah dituntut menghasilkan berita yang bernas, akurat, sekaligus menarik. Kekagetan tersebut tentu saja berakibatnya pada informasi yang disajikan karena belum memahami bidang liputan. Apakah hal tersebut masalah? Tidak juga selama mayoritas konsumen informasi di Indonesia pun hanya butuh informasi serupa kudapan crackers yang ringan, atau bahkan cukup remah crackers berupa news feed.

Riset konsumsi media terhadap 300 mahasiswa Gen-Z di 30 kampus se-Jakarta yang dilakukan Algooth Putranto, dosen ilmu komunikasi Unviersitas Bakrie, pada Juni 2017 menemukan bahwa pola konsumsi berita didominasi melalui penggunaan aplikasi tukar pesan seperti WhatsApp dan Line, maupun news feed yang disediakan Facebook dan Line Today. Bila pola konsumsi Gen-Z di Jakarta dianggap sebagai representasi pola konsumsi pembaca berita daring di Indonesia, maka dapat dimaklumi jenis berita yang harus diproduksi media sosial adalah berita ringan, cenderung remeh, dan sensasional.

Produk berita yang renyah tersebut akan menarik untuk dibagikan (viral) melalui media sosial maupun aplikasi tukar pesan. Riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2016 dan 2017 mendapati mayoritas penggunaan internet di Indonesia adalah untuk ngobrol (chatting) melalui media sosial. Maka tidak mengherankan bila isu di media sosial dengan media daring pun makin erat: media sosial adalah alat pemicu kabar (news-breaking tool). Hal yang jadi masalah, media massa kemudian memproduksi berita dengan hanya berdasarkan topik yang populer di media sosial dan mengabaikan fungsi jurnalisme dalam menyodorkan pembicaraan publik yang bermutu. Repotnya, informasi yang beredar melalui media sosial tersebut kemudian ditulis begitu saja sebagai berita oleh awak media yang kemudian dipercaya pembaca sebagai sebuah kebenaran untuk diviralkan.

Pertengahan Juli 2012 silam, tidak kurang dari 55 pemimpin redaksi dari sejumlah media berkumpul dan mendeklarasikan berdirinya Forum Pemred. Ketua Pengurus Harian Forum Pemred, Wahyu Muryadi menegaskan, forum yang dibentuknya bersama puluhan pemred media massa itu bebas dari berbagai kepentingan. Pemimpin Redaksi Tempo ini mengatakan, tantangan paling konkret Forum Pemred tersebut adalah bagaimana mengembalikan esensi jurnalisme, informasi berkualitas, dan pengabdian kepada publik yang menjadi tujuan akhir media-media. Pers yang bebas atau independen dari pengaruh kekuasaan, baik ekonomi maupun politik semakin sedikit dan pada akhirnya publik yang akan mengalami kerugian itu. (Kompas, 28 Juli 2012)

Kerugian timbul apabila pemberitaan yang muncul dari pelbagai outlet media sering tampil secara bias, mengesampingkan isu-isu penting untuk publik, tetapi mengedepankan kepentingan para pemilik media. Belum lagi isi media makin menghindar dari risiko menjadi jurnalisme yang baik, mengurangi upaya melakukan kerja jurnalisme investigasi. Media sosial yang muncul belakangan ini memang mengubah panorama jurnalisme di Indonesia, terutama yang menyangkut proses pengumpulan berita, proses pembuatan berita, dan proses penyebaran berita. 

Dalam proses pengumpulan berita, sudah menjadi umum saat ini jika “status” yang ditunjukkan oleh para orang terpandang–ataupun orang orang yang biasa jadi narasumber–dalam aneka media sosial mereka bisa menjadi bahan, yang kemudian ditulis di media massa mainstream. Sementara itu, aneka “informasi” yang tersebar dalam jejaring media sosial juga sering menjadi informasi yang kemudian disebarkan oleh media massa mainstream. Dalam hal ini, jurnalisme warga memiliki ruang untuk beritanya makin tersebar, sedangkan dalam proses pembuatan berita, sekarang pun sudah menjadi sesuatu yang umum ketika media online yang menampilkan jurnalisme memberikan ruang komentar dari para pembacanya atas item berita yang mereka hasilkan. Dalam proses penyebaran berita, aneka tampilan media sosial dipergunakan baik oleh media itu sendiri maupun para pembacanya untuk meneruskan berita yang telah diproduksi. Di sini terlihat pembaca atau konsumen media yang memiliki perilaku senang berbagi dalam suasana media yang makin konvergensi. (Henry Jenkins, Convergence Culture: Where Old and New Media Collide, 2006 dalam Kompas, 24 September 2011).

Banyak pihak melihat jurnalisme dan media sosial sebagai sesuatu yang sedang popular dan perlu terus dipromosikan. Namun, tidak semua orang melihat kedua hal tersebut sebagai sesuatu yang saling menguntungkan. Robert G Pichard, misalnya dalam artikelnya di Nieman Reports (Musim Gugur, 2009) justru mempertanyakan manfaat dari media sosial terhadap perusahaan media secara umum. “Hanya karena teknologi itu popular untuk kalangan jurnalis dan penggunanya, itu bukan berarti penggunaan teknologi itu lalu menguntungkan perusahaan media secara keseluruhan”.

Kemudian, media sosial ibarat pedang bermata dua. Pengaruhnya bisa menjadi positif dan produktif, tetapi bisa juga negatif dan kontraproduktif. Media sosial yang memproduksi ujaran kebencian, menyebarkan informasi bohong, merupakan terorisme verbal yang menciptakan kekhawatiran dan ketidakpastian. Setelah 71 tahun merdeka, bangsa Indonesia memasuki euforia kebebasan berekspresi di media sosial. Presiden RI, Joko Widodo mulai mempertanyakan ujaran kebencian, adu domba yang merebak di media sosial. Jumlah pengguna internet di Indonesia hingga Juni 2015, mencapai 73 juta atau 28,5 persen dari penduduk Indonesia. Pengguna Facebook berjumlah 51.096.860 akun per 31 Desember 2012. Seiring dengan dinamika politik Indonesia, linimasa media sosial mulai merambah isu politik yang sangat rawan. Linimasa merupakan loncatan besar dalam demokrasi karena menciptakan ruang tanpa batas untuk mengekspresikan pandangan politik. Linimasa memotong hierarki informasi yang selama ini berjenjang.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Sebagai mahasiswa, pendanaan menjadi hal penting. Tak bisa dielakkan, tanpa dana yang cukup bisa membuyarkan konsentrasi dalam meniti karir akademik di dunia perkuliahan. Hal itu menjadi kompleks ketika kita mengembangkan saya dengan mengikuti beragam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan komunitas luar kampus yang tentunya menambah pengeluaran. Boleh jadi ada yang harus mengikat perutnya demi peningkatan potensi diri. 

Lantas, apakah ada jalan untuk permasalahan tersebut? Tentu saja ada. Ada dua jawaban untuk itu, yaitu bekerja paruh waktu atau mendapatkan beasiswa. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan bekerja, tingkat kelelahan tentu bertambah. Dengan beasiswa, tingkat semangat mempertahan nilai IPK menjadi hal penting. 

Pada tulisan kali ini, penulis hendak membahas solusi kedua, yaitu beasiswa. Bukan bermaksud hiperbola, ratusan beasiswa menawarkan mahasiswa untuk kemudahan perkuliahan. Ratusan? Wah banyak pilihan. Sayangnya, tak semua pemberi beasiswa menghibahkan dana untuk semua mahasiswa. Hal itu tergantung mitra diantara pemberi beasiswa dengan perguruan tinggi. Menurut pandangan penulis, beasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung terbilang sedikit ketimbang PTN lainnya. Semoga bisa segera melebarkan sayap ya! Aamiin.. 

Namun tak usah risau, meski sedikit, beasiswa yang ditawarkan tak main-main manfaatnya. Lantas apa saja? Berikut beasiswa yang terdapat di UIN Bandung: 

Peringatan! 

Seluruh program beasiswa tidak mengizinkan penerimanya mengikuti beasiswa yang lain. Jika kamu menerima beasiswa, perhatikan surat perjanjian. Syarat dan ketentuan berlaku tergantung pemberi beasiswa.

 

BIDIKMISI 

Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Berbeda dengan kampus negeri yang tanpa embel-embel “Islam” lain, UIN Bandung melaksanakan seleksi beasiswa Bidikmisi saat camaba sah menjadi mahasiswa Bandung (Semester 1/ Maba). 

1. Masa Pendaftaran: Awal September 

2. Semester: HANYA semester 1 (mahasiswa baru) 

3. Link Informasi: https://bidikmisi.uinsgd.ac.id/ 

4. Berkas yang dibutuhkan*: 

    a. Resi pembayaran UKT 

    b. FC Ijazah dan SKHUN (legalisir Kepala Sekolah) 

    c. Surat Keterangan peringkat di kelas dan bukti piagam prestasi akademik dan non akademik

        (legalisir Kepala Sekolah) 

    d. Surat Keterangan Penghasilan orangtua (diketahui Kepala Desa dan distempel asli) 

    e. Surat Keterangan Tidak Mampu (dikeluarkan Kepala Desa setempat dan distempel asli) 

    f. Surat Keterangan Kematian orangtua dari Desa/ Kelurahan 

        (Apabila orangtuanya sudah meninggal) 

    g. FC rekening listrik bulan terakhir 

    h. FC pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) 

    i. FC KK, KTP yang bersangkutan, Bapak, dan Ibu 

    j. Foto latar merah terbaru 3x4 (1 lembar) 

    k. Foto rumah/ tempat tinggal dari 3 sisi (Depan, samping, belakang, ruang tamu, 

        dapur dan kamar mandi) (Format 1 lembar) 

    l. Surat pernyataan siap menyelesaikan kuliah selama 8 (delapan) semester 

5. Alur Seleksi*: 

    a. Seleksi berkas administrasi 

    b. Wawancara – survey tempat tinggal 

6. Manfaat yang diterima: 

    a. UKT (sampai 8 semester) 

    b. Uang bulanan (sampai 8 semester) 

    c. Tempat tinggal (ditempatkan di pondok pesantren mitra kampus) (Wajib) (sampai 8 semester) 

*) Persyaratan dan Alur seleksi dapat berubah sewaktu-waktu. Pantau terus link resmi kampus di http://bidikmisi.uinsgd.ac.id/ dan www.beasiswa.uinsgd.ac.id 

__________ 

BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) 

Beasiswa ini diberikan pemerintah melalui Kemenristekdikti yang sekarang berada di bawah Kemendikbud. Beasiswa ini tak hanya terdapat di UIN Bandung, tetapi juga seluruh PTN maupun PTS. Pendafataran beasiswa ini tergantung kebijakan masing-masing kampus. 

1. Masa Pendaftaran: Sekitar Mei-Agustus 

2. Semester: Minimal semester 2 (dua) 

3. Link Informasi: https://beasiswa.uinsgd.ac.id/blog/ 

4. Berkas yang dibutuhkan*: 

    a. Foto latar merah 3x4 

    b. FC KTM 

    c. Transkrip Nilai (IPK min. 3,25) 

    d. Sertifikat prestasi 

    e. Formulir pendaftaran –didapatkan di website 

    f. Seluruh berkas di-upload di website dan dicetak untuk diserahkan ke 

        Kemahasiswaan (Gedung Al-Jamiah lantai 4) 

Jika dinyatakan lulus, membuat rekening Bank Syariah Mandiri dan menyelesaikan berkas akhir di website. 

5. Alur Seleksi: Hanya seleksi berkas saja 

6. Manfaat yang diterima 

    a. Uang (Diberikan sekali, tahun depan bisa daftar dan mengikuti seleksi lagi) 

*) Persyaratan dapat berubah sewaktu-waktu. Pantau terus link resmi kampus di https://beasiswa.uinsgd.ac.id/blog/ 

__________ 

BEASISWA BIOFARMA 

Beasiswa ini tahap awal yang ditujukan untuk kalangan internal. Yakni, terdiri atas anak-anak karyawan dan outsourching Bio Farma, juga anak yatim dari keluarga karyawan yang wafat semasa bertugas di Bio Farma. Namun sejak 2018, PT Bio Farma akan menyalurkan beasiswa yang ditujukan untuk masyarakat sekitar. Mereka terdiri atas kaum dhuafa yang berprestasi di tingkat SD,SMP,SMA, hingga perguruan tinggi. 

Beasiswa ini terbuka untuk umum, tidak hanya untuk mahasiswa UIN Bandung. Seleksinya pun berlangsung secara langsung di PT Biofarma, jadi tidak ada seleksi dalam kampus. 

Ada yang sedikit berbeda beasiswa ini dengan beasiswa lainnya. Publikasinya cukup kurang, hanya orang-orang tertentu saja yang beruntung bisa dapat informasi beasiswa ini. Haha.. Begitu pun dengan formulir pendaftarannya, panitia menyediakan dengan sangat terbatas dan pengambilannya pun harus langsung ke PT Biofarma (tepatnya di Masjid An Nur-Biofarma). Siapa cepat, dia dapat.. 

1. Masa Pendaftaran: Februari 

2. Semester: Semua 

3. Link Pendaftaran: Langsung datang ke Masjid An-Nur PT Biofarma 

4. Berkas yang dibutuhkan*: 

    a. Formulir pendaftaran 

    b. Transkrip Nilai 

    c. Piagam Prestasi 

    d. Surat Keterangan Aktif Kuliah dan KTM 

    e. SKTM 

5. Alur Seleksi: (Dilaksanakan pada waktu yang sama) 

    a. Wawancara 

    b. Tes membaca Al-Quran 

    c. Hafalan surat-surat Al-Quran 

6. Manfaat yang diterima: 

    a. Uang (Diberikan sekali, tahun depan bisa daftar dan mengikuti seleksi lagi) 

*) Persyaratan dapat berubah sewaktu-waktu. 

__________ 

BEASISWA BANK INDONESIA 

Beasiswa Bank Indonesia tidak terbatas pada pembiayaan untuk mendukung biaya pendidikan, tunjangan studi, maupun biaya hidup. Para penerima Beasiswa BI juga diwadahi oleh komunitas dan nantinya akan mendapatkan berbagai pelatihan secara berkala, terencana, dan terarah guna meningkatkan kompetensi individu, serta mengembangkan karakter dan jiwa kepemimpinan supaya mampu menjadi insan unggul dan berdaya saing. Beasiswa ini hanya bermitra dengan beberapa kampus, beruntunglah UIN Bandung bisa menjadi salah satunya. Terdapat 15 jurusan prioritas namun jurusan lain pun dapat mendaftar tergantung kebijakan pihak kampus. (silahkan kunjungi @genbi_uinbdg), 

1. Masa Pendaftaran: Sekitar Maret-April 

2. Semester: Minimal semester 4 (empat) – 40 SKS 

3. Link Informasi: @genbi_uinbdg (Informasi lebih lanjut) 

4. Berkas yang dibutuhkan*: 

    a. Formulir pendaftaran – Biodata (silahkan kunjungi @genbi_uinbdg) 

    b. KTP 

    c. KTM 

    d. Transkrip Nilai (minimal telah menyelesaikan 40 SKS dengan IPK >3.00) 

    e. Piagam prestasi 

    f. SKTM (Prioritas keluarga prasejahtera) 

    g. Surat Rekomendasi dari 1 tokoh (akademik/ non akademik) 

    h. Surat Kesanggupan Aktif (silahkan kunjungi @genbi_uinbdg) 

5. Alur Seleksi: 

    a. Seleksi Administrasi 

    b. Tes Wawancara 

6. Manfaat yang diterima: 

    a. Uang 

    b. Menjadi bagian komunitas GenBI (Generasi Baru Indonesia) 

    c. Pengembangan softskill 

*) Persyaratan dapat berubah sewaktu-waktu. Silahkan kunjungi instagram @genbi_uinsgd *) Tips dan Trik bisa cek di sini: https://aksarafauzi.blogspot.com/2020/04/tips-dan-trik-mendapatkan-beasiswa-bank.html 

 __________ 

BEASISWA DJARUM 

Djarum Foundation turut berperan aktif dalam memajukan pendidikan di Indonesia melalui program beasiswa prestasi (merit based scholarship) yang dikenal sebagai Djarum Beasiswa Plus bagi mahasiswa berprestasi tinggi di Indonesia. 

Yang membedakan Djarum Beasiswa Plus dengan program beasiswa lain adalah, selain mendapatkan dana beasiswa selama satu tahun, Beswan Djarum (sebutan bagi penerima program Djarum Beasiswa Plus) juga mendapatkan berbagai macam pelatihan ketrampilan lunak atau soft skills guna mempersiapkan mereka menjadi calon pemimpin masa depan bangsa. Pelatihan ini meliputi Nation Building, Character Building, Leadership Development, Competition Challenges, serta International Exposure. Tidak hanya berhenti sampai di sini, melalui program Community Empowerment, Beswan Djarum juga diberikan kesempatan untuk menerapkan berbagai ketrampilan lunak yang telah diperoleh dengan melibatkan diri secara langsung dalam memberikan jalan keluar pada suatu permasalahan sosial di lingkungan tempat mereka berada. Oleh karena itu, peminat beasiswa ini sangat banyak! Tapi jangan patah arang ya, semangat! 

1. Masa Pendaftaran: Maret-Mei 

2. Semester: HANYA semester 4 

3. Link Informasi: https://djarumbeasiswaplus.org/ 

4. Berkas yang dibutuhkan*: 

    a. Form pendaftaran online 

    b. Foto berwarna 4x6 (memakai jas almamater) 

    c. FC KTM 

    d. Transkrip Nilai sampai dengan semester 3 (dilegalisir otoritas kampus) 

    e. Surat Keterangan aktif organisasi dan atau sertifikat prestasi 

    f. Surat keterangan dari kampus (aljamiah) bahwa tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain. 

5. Alur Seleksi: 

    a. Seleksi Administrasi 

    b. Tes Tulis 

    c. Tes Wawancara Jangan lupa membawa KTM, bukti undangan tes (SMS/email), 

        alat tulis, dan berpakaian rapi mengenakan almamater. 

6. Manfaat yang diterima: 

    a. Uang 

    b. Pelatihan softskill 

*)Persyaratan dapat berubah sewaktu-waktu. Silahkan kunjungi https://djarumbeasiswaplus.org/ __________ 

BEASISWA JABAR FUTURE LEADER 

Merupakan program bantuan biaya pendidikan tinggi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada masyarakat Jabar yang sedang menempuh pendidikan jenjang S1, S2, dan S3 yang berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Program ini memfasilitasi masyarakat Jabar yang berkuliah di pendidikan tinggi yang berada di wilayah Jawa Barat. Pemberian beasiswa tersebut bertujuan menyiapkan generasi muda Jabar sebagai calon pemimpin di masa depan. Setiap mahasiswa nantinya menerima manfaat bantuan biaya pendidikan serta program pembinaan dan pendampingan. 

Beasiswa ini memiliki banyak kelasnya, namun yang bisa didapatkan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yaitu: (hanya bisa pilih satu) 

1. Beasiswa Prestasi Keagamaan 

    Minimal hafal Al-Qur’an 10 Juz ditandai dengan sertifikat yang diakui. 

2. Beasiswa Prestasi Olahraga 

    Minimal menjuarai kejuaran tingkat provinsi yang diselenggarakan oleh pemerintah

    dan/atau masyarakat dibuktikan dengan sertifikat yang berlaku maksimal 3 (tiga) tahun terakhir. 

3. Beasiswa Prestasi Seni Budaya 

    Minimal mengikuti dan mendapatkan apresiasi karya seni/ festival/ kegiatan tingkat nasional (sebagai

    tim) atau tingkat provinsi (sebagai individu) dibuktikan dengan sertifikat yang berlaku maksimal 

    3 (tiga) tahun terakhir. 

4. Beasiswa Prestasi Aktivis 

    Minimal berkontribusi aktif di organisasi kesiswaan, kemahasiswaan dan/atau kemasyarakatan 

    (karang taruna) dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang ditandai dengan rekomendasi organisasi terkait. 

5. Percepatan Akses Pendidikan Tinggi D3/ D4/ S1 

Pilihlah yang memang sesuai dengan kemampuan dan keunggulan masing-masing ya. Hati-hati dalam memilih. 

1. Masa Pendaftaran: Sekitar Juli-September 

2. Semester: Semua 

3. Link Informasi: https://beasiswa-jfl.disdik.jabarprov.go.id/ 

4. Berkas yang dibutuhkan*: 

    a. KK 

    b. KTP 

    c. Pas Foto 3x4 

    d. KTM 

    e. Surat keterangan diterima dari Perguruan Tinggi yang dtelah ditentukan (LoA Unconditional) 

        atau Surat Keterangan Aktif Kuliah bagi mahasiswa berjalan/ on-going 

    f. SKHUN, Ijazah, dan surat hasil UTBK (jika ada) 

    g. Kartu Hasil Studi (mahasiswa on-going) 

    h. Sertifikat TOEFL/IELTS (tidak wajib) 

    i. CV 

    j. Essay berbahasa Indonesia berkaitan dengan Statement of Purposes (min. 400 kata) 

    k. Surat Pernyataan tidak menerima beasiswa dari sumber lain (dapat diunduh di website) 

    l. Menandatangani pakta integritas (dapat diunduh di website) 

    m. Melampirkan salinan PBB rumah 

    n. Rekening listrik bulan terakhir 

5. Alur Seleksi*: 

    a. Seleksi Administrasi 

    b. Seleksi Perguruan Tinggi 

    c. Seleksi Pemprov Jabar 

6. Manfaat yang diterima: 

    a. Uang 

    b. Program pembinaan dan pendampingan 

*)Persyaratan dapat berubah sewaktu-waktu. Silahkan kunjungi https://beasiswa-jfl.disdik.jabarprov.go.id/  

 __________ 

BEASISWA PEMERINTAH KOTA/ KABUPATEN 

Beasiswa ini bersifat ekslusif, hanya untuk mahasiswa dengan KTP bersangkutan. Mengenai informasi beasiswa dari pemerintah kota/ kabupaten, kita bisa menanyakan ke website atau media sosial resmi masing-masing dan juga menanyakannya ke organisasi daerah masing-masing. Diantara beasiswa yang penulis ketahui, yaitu: 

1. Kota Bandung 

2. Kabupaten Bandung Barat 

3. Kabupaten Karawang 

4. DKI Jakarta 

__________ 

BEASISWA PERBANKAN 

Sebagai perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, banyak perbankan menyadari bahwa kelangsungan usaha Perusahaan tak lepas dari peran dan kontribusi dari masyarakat. Oleh karena itu, Perusahaan berkomitmen untuk melakukan pengembangan sosial kemasyarakatan dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat kurang mampu melalui program beasiswa pendidikan bagi mahasiswa serta dalam rangka mendukung mimpi para generasi penerus bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang memadai. Program ini mampu mendorong semangat mahasiswa agar terus berprestasi serta mempersiapkan generasi pemimpin bagi Indonesia. 

Lalu, apa saja beasiswa dari perbankan yang bisa diikuti mahasiswa UIN Bandung? Berikut diantaranya, 

1. Beasiswa BCA Finance 

    Informasi lebih lanjut : https://www.bcafinance.co.id/ 

2. Beasiswa #KejarMimpi CIMB Niaga 

    Informasi lebih lanjut : https://kejarmimpi.id/ 

3. CIMB Asean Scholarship 

    Informasi lebih lanjut: https://careers.cimb.com/students 

4. Beasiswa BRI (brilian) 

    Informasi lebih lanjut: https://e-recruitment.bri.co.id/beasiswabrilian/newuser/register 

5. Beasiswa Mandiri Tunas Finance 

    Informasi lebih lanjut: instagram @karirmtf 


Sudah baca keseluruhan? Lalu, mau mengikuti program beasiswa yang mana nih? Oh iya, kalau ada kesalahan mengenai informasi beasiswa di atas, komen di bawah ya. Jika kalian mempunyai informasi beasiswa yang lainnya, jangan segan untuk berbagi di komentar ya! Beasiswa-beasiswa di atas adalah baru sebagian dari banyaknya beasiswa yang ada di UIN Bandung

Jangan patah arang dalam mencoba! Jangan kalah sebelum berperang! Seringkali kita pesimis karena melihat ramainya peserta yang mendaftar dengan segudang prestasi yang mumpuni, padahal kita pun memiliki keunggulan yang luar biasa. Jangan terlalu fokus terhadap kekurangan, yang ternyata orang lain pun memiliki kekurangan yang sama. Fokuslah terhadap kelebihan yang dimiliki, boleh jadi hanya kita yang memilikinya. Semangat!

Penting!!!

Buat kamu yang ingin mengetahui beragam beasiswa dari instansi maupun perusahaan lain, kalian bisa kunjungi:

1. Instagram: @beasiswa.uinbandung 

2. www.indbeasiswa.com 

3. Instagram: @sahabat_beasiswa

4. Instagram: @info_beasiswa

5. https://beasiswa.uinsgd.ac.id/

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Kiriman Lampau

Siapakah Aksa?

Siapakah Aksa?
Aku adalah apa yang kamu baca dan dengar

Ikuti dan Tanya Aku!

  • instagram
  • facebook
  • youtube
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Apa aja yang banyak dicari?

  • [Syarhil] Akhlak Rasulullah sebagai Kunci Perbaikan Dekadensi Moral
    Ilustrasi Assalamualaikum wr.wb. Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Qur’an yang berbahagia, serta ha...
  • Dollar menjadi Raja
    “Waduh! Sembako mahal!” “BBM naik!” “Kemana pemerintah? Kok bahan-bahan pokok jadi mahal!” Itulah beberapa pernyataan yang terlo...
  • Disiplin, Apakah perlu?
    Saat mendengar kata “Disiplin” maka pikiran yang terlintas di benak kita adalah suatu beban atau suatu tanggung jawab yang ...
  • Beasiswa PPA 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    Assalamualaikum! Hallo! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.. Berjumpa lagi dengan Aksa di tahun yang berbeda tapi kabar yang sama...
  • [Story Telling] Malin Kundang (+Video)
    Once upon a time, there was a poor boy named Malin Kundang. He lived with his old mother in West Sumatera. He was very nice boy but he...
  • Mengenal Pilar Budaya Cianjur
    Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur...
  • Ruksakna Iman jeung Alam (Bahasa Sunda)
    Sumber: ISNET Dina surat Ar-Rum ayat 40 deugika 42, Alloh negeskeun ka manusa, yén ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakeun rejeki’ ajan...
  • [PUISI] Tangis (W.S. Rendra)
    Tangis Karya: W.S. Rendra Ke mana larinya anak tercinta Yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! Ia la...
  • Best Position Paper Asia World MUN III (Committee OIC)
    Topic : “Discussing the Roles of Member States and the OIC in Response to the Ongoing Refugee Crisis” Commit...
  • Cyberbullying, Tren Generasi Milenial Indonesia
    Source: iam1n4.com Perbincangan mengenai bullying kembali mencuat ke permukaan. Masalah kolot yang biasanya terjadi di sekolah ini b...

Postingan Terbaru!!

Ada Apa Aja?

  • Artikel dan Essai
  • Beasiswa dan Kepemudaan
  • Berani Merasa
  • Cerpen
  • Excel
  • Pidato
  • Puisi
  • Tugas Kuliah

Garis Waktu

  • Juli 2025 (2)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2021 (3)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (6)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (3)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (5)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (5)
  • November 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Juni 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (2)
  • Desember 2018 (6)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (10)
  • September 2018 (5)
  • Agustus 2018 (6)
  • Juli 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Desember 2015 (8)
  • Juli 2015 (1)
  • April 2015 (1)
  • Maret 2015 (9)

Created with by Aksara Fauzi | Helped by Someone