Sumber Gambar: Islam Kaffah |
Berasal dari mana?
Jamaah Tabligh bukanlah organisasi yang berasal dari Indonesia akan tetapi sebuah organisasi transnasional yang berasal dari India. Pendiri Jamaah Tabligh adalah Muhammad Ilyas al-Kandahlawy, lahir pada tahun 1303 H di desa Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Utara Bagnladesh India. Ia wafat pada tanggal 11 Rajab 1363 H. Nama lengkap beliau ialah Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian Ad-Dihlawi. Al-Kandahlawi merupakan asal kata dari Kandahlah, sebuah desa yang terletak di daerah Sahranfur. Sementara Ad-Dihlawi adalah nama lain dari Dihli (New Delhi) ibukota India. Di negara inilah markas gerakan Jamaah Tabligh berada. Adapun Ad-Diyubandi adalah asal kata dari Diyuband yaitu madrasah terbesar bagi penganut madzhab Hanafi di semenanjung India. Sedangkan Al-Jisyti dinisbatkan kepada tarekat Al-Jisytisiyah yang didirikan oleh Mu’inuddin Al-Jisyti. Ayahnya bernama Syaikh Ismail dan Ibunya bernama Shafiyah al-Hafidzah. Dia menerima pendidikan pertamanya di rumah dan menghafal Al Quran dalam usia yang sangat muda. Dia belajar kepada kakaknya sendiri yaitu Syeikh Muhammad Yahya, setelah itu melanjutkan belajar di Madhāirul Ulum di kota Saharanpur. Pada tahan 1326, ia mengenyam pendidikan agama Islam di Madrasah Islam Deoband India. Di sini dia belajar mengenai AlQuran, Hadits, Fiqh dan ilmu Islam yang lain. Dia juga belajar al hadist Jam’ Shāhihu al Turmuzdi dan Shāhihu al-Bukhari dari seorang alim yang bernama Mahmud Hasan. Kemudian melanjutkan belajar Kutubu al-Sittah pada kakaknya sendiri Muhammad Yahya yang wafat pada tahun 1334 H.
Pergerakan ini berdasarkan atas asas Islam, dalam prakteknya, mereka berusaha untuk merealisasikan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan tujuan utama pergerakan ini adalah untuk menyebarkan agama Islam dan menghidupkan makna-makna yang terkandung di dalam hadits-hadits Nabi.
Jamaah Tabligh berdiri di India, jamaah ini muncul dilatarbelakangi oleh aib yang merata di kalangan umat Islam. Maulana Ilyas menyadari bahwa orang-orang Islam telah terlena jauh dari ajaran-ajaran iman. Dia juga merasakan bahwa ilmu agama sudah tidak dimaksudkan untuk tujuan agama. Dia mengatakan “ilmu-ilmu sudah tidak berharga karena tujuan dan maksud mereka mendapatkannya telah keluar dari jalur semestinya dan hasil serta keuntungan dari pengajian-pengajian mereka itu tidak akan tercapai lagi. Dua hal inilah yang mengganggu pikiranku, maka aku melakukan usaha ini dengan cara tabligh untuk usaha atas nama iman”. Selain itu keadaan umat Islam India yang saat itu sedang mengalami kerusakah akidah, dan kehancuran moral. Umat Islam sangat jarang mendengarkan syiar-syiar Islam.
Penyebarannya di Indonesia
Gerakan Jamaah Tabligh yang berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Masuknya gerakan Jamaah Tabligh dimulai pada tahun 1952, tetapi baru mulai berkembang pada tahun 1974 dengan dibentuknya Markaz untuk wilayah Indonesia di masjid Jami Kebun Jeruk Jakarta. Kegiatan Jamaah Tabligh yang bermarkaz di Masjid Jami Kebun Jeruk ini banyak diikuti oleh masyarakat Indonesia dari berbagai suku bangsa dan tingkat ekonomi yang berbeda-beda, terutama yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Salah satu program Markaz Kebun Jeruk adalah mengirim jamaah untuk melakukan khuruj fi sabilillah ke pelosok-pelosok seluruh daerah di Indonesia. Sebagian pengikut Jamaah Tabligh yang sedang pulang ke kampung halamannya, juga memperkenalkan metode Tabligh di kampungnya masing-masing, sehingga penyebarannya berjalan ke berbagai daerah di Indonesia.
Merebaknya Jamaah Tabligh sebenarnya hanyalah salah satu gerakan dari perkembangan serupa di banyak negara. Kelompok ini sekarang sedang mewabah di seluruh dunia, dan menjadi ujung tombak gerakan Islamisasi di negara-negara atau daerah-daerah non-muslim. Mereka bisa karena menawarkan format Islam yang lebih ramah, sederhana, sentuhan personal serta tekanan pengayaan spiritualitas personal. Format semacam ini bagaimanapun mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh kapitalisme dan modernisme.
Arah Dakwah
Gerakan dakwah yang dikembangkan oleh Jamaah Tabligh merupakan upaya menghidupkan perjuangan Islam di masa Rasulullah. Dakwah yang dilakukan Jamaah Tabligh merupakan upaya pencerahan sebagai penerus misi risalah kenabian Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT. Mereka mengajak umat Islam untuk kembali kuat seperti pada masa Rasulullah dan para sahabat.
Semangat inilah yang menjadikan Jamaah Tabligh melakukan dakwah dengan cara berkeliling dari masjid ke masjid. Anggota Jamaah Tabligh percaya dan yakin dengan menolong agama Allah maka mereka akan di tolong oleh Allah. Selanjutnya tujuan mereka adalah menumbuhkan kesadaran beragama dan kesadaran memahami ajaran agama untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jamaah Tabligh dalam melakukan dakwahnya mempunyai 6 prinsip dasar yaitu:
- Mengajak umat Islam untuk berdakwah menyebarkan agama Islam yang merupakan tanggung jawab setiap muslim.
- Tidak menunggu orang datang, akan tetapi berinisiatif mendatangi mereka.
- Berbaur dengan masyarakat tanpa memandang status sosial.
- Objek yang mendasar adalah materi dakwah mengenai keyakinan atau iman.
- Sebaik-baik umat adalah pendakwah yang menarik secara langsung Jamaah yang non muslim.
- Tidak mempermasalahkan perbedaan pendapat (khilafiyah) dan tidak boleh ikut campur dalam urusan perpolitikan.
Kegiatan dakwah Jamaah Tabligh biasanya dilakukan dengan dakwah bi al hal bi al lisan. Dalam mengaplikasikan dakwah tersebut Jamaah Tabligh membentuk beberapa model dakwah yang terdiri dari khuruj fi sabilillah, Jamaah jaulah, dan menjadikan masjid sebagai amal maqami basis tempat pergerakan dakwah-dakwah tersebut. Istilah-istilah tersebut dengan adanya model-model dakwah Jamaah Tabligh dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Khuruj Fii Sabilillah
- Jaulah
- Masturah
Khuruj Fii Sabilillah
Mereka begitu mencintai dakwah mereka yang dinamai dengan khuruj. Menjadi salah satu ciri khas gerakan Jamaah Tabligh adalah adanya konsep khuruj (keluar untuk berdakwah). Dalam konsepsi Jamaah Tabligh, seseorang akan dianggap sebagai pengikut Jamaah Tabligh, jika sudah turut serta dalam khuruj. Sebab khuruj bagi Jamaah Tabligh merupakan sebuah kewajiban.
Ketika keluar seorang Karkun (orang yang keluar) tidak boleh memikirkan keluarga, harta benda itu semuanya harus di tinggalkan dan pergi untuk memikirkan agama. Menurut KH. Uzairon selaku pimpinan pondok pesantren al-Fattah yang notabene ialah amir Jamaah Tabligh di daerah Jawa Timur pernah mengatakan kepada Jamaahnya didalam salah satu khutbahnya betapa pentingnya khuruj fi sabilillah berkaitan tentang Tasykil atau tawaran untuk khuruj secara berombongan. Beliau berkata bahwa disaat pendakwah pergi meninggalkan rumah mereka ada 75 malaikat yang akan menjaga anak, istri dan keluarganya.
Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid tanpa seizin Amir. Khuruj yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh yang dilakukan dengan cara berkelompok dan mencari masjid atau mushalla-mushalla sebagai tempat tinggal mereka dan sebagai tempat pusat komando dakwahnya. Khuruj ini dilakukan agar masyarakat terangsang agar mau menghidupkan masjid dan mushalla mereka. Khuruj ini biasanya terdiri dari orang dan maksimal 10 orang yang dikomandoi oleh salah satu diantara mereka.
Di bagian khuruj ini sebagian ulama yang berasas salafi menyatakan khuruj ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, tetapi Jamaah Tabligh tegar menghadapi hujatan-hujatan tersebut. Menurut keyakinan mereka khuruj adalah perbuatan jihad fi sabilillah, karena menurut mereka khuruj itulah berusaha menegakkan ajaran Islam di jalan Allah SWT. Mereka berdalil tentang disyari’atkan khuruj ini dengan mimpi pendiri Jamaah Tabligh yaitu Maulana Ilyas al-Khandahlawi, yang bermimpi tentang tafsir Q.S. Ali Imran (3): 110, yang berbunyi, ”Kuntum khairu umati ukhrijat linnasi...” mereka menafsirkan kata ukhrajat dengan makna keluar untuk mengadakan perjalanan (siyahah).
Mereka pun ketika khuruj dan berdakwah kepada umat dengan disertai ilmu dan bashirah (hujjah/ argumen yang nyata dan jelas). Saat khuruj mereka mengajak kaum muslimin untuk menegakkan shalat namun mereka tidak mau membahas permasalahan salat secara mendalam berserta hujjah dan dalilnya karena pergerakan ini ditabukan untuk membahas masalah-masalah khilafiyah. Mereka mengajak mencontoh kepada Rasulullah SAW dengan mengikuti sunnah-sunah dan hadist Rasulullah.
Seruan Jamaah Tabligh dilakukan kepada semua orang yang berada di sekitar masjid atau mushalla yang mereka tempati. Mereka melakukannya dengan cara-cara mereka sendiri tanpa ditentukan oleh pimpinan pusat Jamaah Tabligh. Adapun ketentuan-ketentuan mengikuti khuruj fi sabilillah anggota Jamaah Tabligh harus mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Setiap anggota dalam setiap hari harus khuruj fi sabilillah selama 2,5 jam setiap hari.
- Dalam seminggu harus mengikuti khuruj selama sehari
- Setiap bulan minimal 3 hari.
- Setiap setahun minimal 40 hari.
- Seumur hidup minimal 1 tahun.
Dalam khuruj yang dilakukan, tempat dan target dakwah sudah ditentukan. Biasanya mereka yang khuruj berkelompok terdiri dari 5-10 orang. Mereka biasanya diseleksi oleh anggota syura Jamaah Tabligh siapa saja yang layak untuk khuruj. Mereka yang khuruj dikirim ke berbagai kampung yang telah ditentukan. Sebelum berangkat khuruj terdapat pembekalan yang dilakukan pimpinannya, antara lain:
1. Bayan Hidayah
Bayan hidayah adalah bayan yang dilakukan ketika sebelum pemberangkatan jamaah ke tempat pengiriman da’i. Supanya da’i faham dan mengerti apa saja yang harus dilakukan ketika sampai tujuan. Dan biasanya juga bayan hidayah ini berupa motivasi–motivasi penyemangat untuk berdakwah agar khuruj yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan semangat dari dalam hati. Usaha dakwahnya yang dilakukan saat ini adlaah sebagai sarana tarbiyah atau pembelajaran bagi umat untuk membentuk sifat-sifat yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk mencapai kesempurnaan iman yang dilakukan secara bertahap.
Target usaha dakwah itu meliputi:
- Bagaimana keyakinan Nabi Muhammad SAW menjadi keyakinan umat
- Kerisauan Nabi Muhammad SAW menjadi kerisauan umat
- Maksud dan tujuan Nabi Muhammad SAW menjadi maksud dan tujuan umat
- Kecintaan Nabi Muhammad menjadi kecintaan umat
- Tertib hidup Nabi Muhammad menjadi tertib hidup umat
Untuk mencapai target usaha dakwah, seorang yang akan melakukan khuruj harus memperbaiki niatnya dan menanamkan keyakinan bahwa:
- Niat islah (memperbaiki) diri sendiri dalam sendi-sendi kehidupannya. Imannya, ibadahnya, muamalahnya, musyawarahnya, dan akhlaknya.
- Belajar bahwa dakwah ini adalah dakwah Nabi Muhammad SAW dan menjadi maksud hidup.
- Memikirkan umat seluruh alam.
- Niat untuk mencari ridho Allah SWT semata.
2. Musyawarah
Musyawarah di sini adalah musyawarah tentang keperluan apa- apa yang perlu di persiapkan dalam khuruj fi sabilillah, dan mudzakarah tentang adab-adab syafar.
3. Bayan Wabsi
Bayan wabsi adalah bayan yang dilakukan setelah pulang dari jihad atau pulang dari berdakwah. Atau laporan yang di berikan oleh karkun kepada penggurus markas. Adapun yang dilaporkan adalah tentang kondisi tempat yang telah di tuju, kondisi karkun yang ada, agenda yang telah dilakukan selama bepergian di jalan Allah dan jamaah di minta untuk bermusyawarah terkait rancangan waktu pergi untuk khuruj lagi.
4. Bayan Karghozari
Bayan ini dilakukan setelah kembali dari khuruj, mereka para Jamaah dianjurkan untuk melaporkan kondisi Islam di daerah yang telah disinggahi selama dalam berdakwah dan para jamaah mendapatkan beberapa nasehat-nasehat atau amalan-amalan yang harus di jaga ketika di dalam rumah.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada saat khuruj adalah :
- Subuh sampai dengan dhuhur
- Shalat subuh berjamaah
- Bayan bagaimana pentingnya iman, amal shaleh, dzikir, dan membaca al Qur’an
- Shalat sunah duha, dzikir dan membaca al Qur’an
- Musyawarah
- Jaulah atau silaturahim kepada warga setempat
- Halaqah kitab Fadhail Amal
- Mudzakarah atau saling mengingatkan enam sifat para sahabat
- Menyelesaikan kebutuhan pribadi yang misalnya mandi, Mencuci baju dan lain-lain.
- Dzuhur sampai dengan Ashar
- Shalat dhuhur berjamaah
- Ta’lim Hadist tentang keutamaan shalat dilanjutkan dengan makan siang
- Mudzakarah tentang pentingnya dakwah, adab dalam sehari-hari, wudhu dan sebagainya.
- Istirahat dan dilanjutkan dengan ta’lim Fadhail Amal
- Ashar sampai dengan Maghrib
- Shalat Ashar berjamaah
- Bayan tentang pentingnya dakwah dan mengajak jaulah kepada masyarakat
- Pembagian kelompok jaulah dan dilanjutkan dengan mudzakarah dakwah
- Sebagian keluar untuk jaulah dan sebagian mengadakan halaqah didalam masjid
- Maghrib sampai dengan isya’
- Shalat Maghrib berjamaah
- Bayan tentang iman dan amal shaleh Jamaah shalat
- Ramah tamah kepada Jamaah dan mengajak khuruj
- Isya’ sampai dengan Subuh
- Shalat Isya’ berjamaah
- Jaulah atau silaturahim kepada warga setempat
- Makan malam dan dilanjutkan dengan mudzakarah adab-adab tidur
- Istirahat dan ketika bangun dilanjutkan dengan shalat malam sampai subuh
Setelah melakukan khuruj, banyak manfaat yang didapatkan Jamaah Tabligh, diantaranya:
- Muncul rasa tanggung jawab agama terhadap keluarga, kaum kerabat Dan masyarakat. Kemudian ada timbul upaya untuk merubah suasana rumahnya menjadi rumah tangga yang penuh kesalihan dan meluangkan waktunya untuk membentuk kampung yang diberkahi.
- Mendapatkan pengalaman iman, dan meningkatkan iman. Contohnya: yang dahulunya berat untuk Shalat berjamaah ke masjid, membaca Al-Quran dan setelah khuruj, maka Allah mudahkan untuk mengamalkan.
- Mudah untuk mengamalkan Sunah Rasulullah SAW. Contohnya:
- Sunah Suro, yaitu penampilan atau gambaran Nabi SAW. Seperti memakai jubah, peci, sorban dan jenggot.
- Sunah Siro, yaitu adab sehari-hari Nabi SAW. Seperti cara beliau makan, minum dan sebagainya.
- Sunah Sariro, yaitu pikirnya Nabi. Bagaimana manusia pertama yang terlahir dimuka bumi sampai manusia yang terakhir menjelang hari kiamat, selamat dari adzab Allah SWT.
- Lebih mencintai kampung akhirat dari pada alam dunia. Contohnya: ketika adzan berkumandang, mereka langsung pergi ke masjid untuk shalat berjamaah.