Tips dan Trik Lolos Beasiswa Bank Indonesia

by - April 20, 2020


Beasiswa Bank Indonesia adalah beasiswa yang diberikan oleh Bank Indonesia bagi mahasiswa jenjang sarjana (S1) di berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai bagian program sosial Bank Indonesia berupa bantuan biaya kuliah kepada mahasiswa yang memiliki prestasi akademik dan aktivitas sosial kemasyarakatan.

Program Beasiswa BI tidak terbatas pada pembiayaan untuk mendukung biaya Pendidikan, tunjangan studi, maupun biaya hidup, para mahasiswa penerima Beasiswa BI juga diwadahi oleh komunitas yang bernama GenBI (Generasi Baru Indonesia) serta mendapatkan berbagai pelatihan secara berkala, terencana, dan terarah guna meningkatkan kompetensi individu, serta mengembangkan karakter dan jiwa kepemimpinan agar mampu menjadi insan unggul dan berdaya saing. Bagaimana, semakin tergiur, kah?

Sebelum kita memasuki inti topik tulisan ini, kita menjelajah dulu mengenai persyaratan administrasi sebagai rangkaian seleksi ya. Ini dia persyaratan adminsitrasi yang harus dipenuhi:

Kriteria
  1. Mahasiswa aktif (tidak dalam status cuti akademik)
  2. Telah menyelesaikan minimal 40 (empat puluh) SKS
  3. Memiliki Indeks Prestasi (IP) minimal 3.00
  4. Usia maksimal 23 tahun pada saat menerima beasiswa
  5. Tidak sedang menerima beasiswa dan atau berada dalam status ikatan dinas dari lembaga
  6. Berasal dari latar belakang ekonomi keluarga tidak mampu (pra sejahtera)

Berkas Administrasi
  1. Formulir pendaftaran (Unduh di sini)
  2. KTP
  3. KTM
  4. Transkrip Nilai
  5. SKTM (prioritas keluarga prasejahtera)
  6. Motivation letter
  7. Surat Rekomendasi dari 1 tokoh (akademik atau non akademik)
  8. Surat Kesanggupan Aktif (Unduh di sini)
  9. Memosting video di Instagram (syarat dan ketentuan berlaku) – Unduh di sini
Seluruh berkas diunggah di : 
http://gg.gg/Beasiswa_BI-UIN-SGD-2020


Alur Seleksi

Informasi lebih lanjut:
@genbi_uinbdg (Instagram)

__________

Tips dan Trik

1. Tanamkan intensi dengan penuh 

Sebesar apapun nominal yang ditawarkan pemberi beasiswa, tidak akan ada artinya jika kita tidak memiliki niat untuk mendapatkannya. Sehebat apapun program-program pengembangan diri yang disodorkan, tidak akan berguna jika kita tidak memberi intensi yang sama hebatnya.

Niat menjadi hal mendasar sebelum melakukan sesuatu. Bukankah dalam Islam terkenal dengan kalimat, “Segala sesuatu tergantung niatnya”, kan? Hal ini memanglah tidak mudah, tetapi harus dilakukan jika ingin meraih sesuatu. 

Rintangan yang bisa menggoyahkan niat kita diantaranya yaitu waktu mepet, terlalu menikmati rebahan, dan rasa minder. Apa penyebab utamanya? Manajerial diri yang belum baik. Waktu mepet tidak akan terjadi jika kita memiliki daftar prirotas. Terlalu menikmati rebahan adalah salah satu tanda bahwa kita lupa tujuan hidup, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Rasa minder muncul karena kita belum mengenal siapa kita dan seberapa hebat kita. Yuk tingkatkan dan eksplor diri lebih jauh lagi!

2. Penuhi Persyaratan Seleksi Administratif

Sebelum mengunggah, pastikan seluruh persyaratan administrative sudah lengkap dan tertata. Periksa satu persatu. Jangan sampai salah mengunggah. 

Berkas yang selalu menjadi salah satu syarat yang cukup berat dan bikin pusing, yaitu:
a. Surat Rekomendasi
Surat rekomendasi ini bisa kita dapatkan dari tokoh akademik atau pun non akademik. Tokoh akademik ini bisa dari dosen pembimbing, sekretaris jurusan, ketua jurusan, wakil dekan 3 (bidang akademik dan kemahasiswaan), dekan, wakil rektor 3 (bidang akademik dan kemahasiswaan), atau bahkan rektor. Kemudian, tokoh non akademik yang mejadi pemberi rekomendasi bisa berasal dari aparatur desa, kecamatan, kepolisian, dan masih banyak lagi. Yang terpenting dari surat rekomendasi adalah ada dan jika bisa berasal dari tokoh penting yang memiliki jabatan tertinggi dan strategis.

b. Motivation letter
Motivation letter adalah sebuah tulisan yang biasanya berupa esai dengan panjang kata sekitar 500, yang berisi tentang siapa kita, apa tujuan hidup kita, latar belakang pendidikan, potensi apa yang kita miliki, serta apa harapan yang kita mau ketika melanjutkan studi. Pada dasarnya, motivation letter adalah esai yang menunjukkan cara kita berpikir. Tulisan ini menjadi pertimbangan yang cukup besar karena ini menunjukan “Kenapa kita layak mendapatkan beasiswa ini?”

Ada beberapa hal yang akan dinilai dalam motivation letter:
- Kualitas penulisan kita, apakah ada typo, tata bahasa, kosa kata, dan lain-lain.
- Bobot esai kita, apakah isinya menginspirasi atau sekadar tulisan biografi.
- Skill yang kita miliki.
- Pengalaman, seperti kegiatan sosial, kompetisi, organisasi, dan lainnya.
- Project yang pernah dilakukan.
- Kesesuaian tujuan antara isi motivation letter dengan visi dan misi program beasiswa.

Lalu, apa saja trik menulis motivation letter agar bisa menghasilkan tulisan yang meyakinkan pemberi beasiswa bahwa kita layak?
- Tata Bahasa
Menulis motivation letter itu bukan seperti menulis Instagram Story, Quipperian. Maka, gunakanlah tata bahasa yang baik dan benar. Gunakan kata baku, perhatikan tanda baca, dan jangan gunakan singkatan seperti “yg” atau “adl”. Usahakan untuk stay humble dalam menulis motivation letter, jangan terlihat sombong tetapi jangan pula terlihat pesimis.

- Sistematis
Supaya perekrut tidak bingung ketika membaca motivation letter kita, maka sebaiknya tulis secara terstruktur. Misalnya, dimulai dari pengalaman hidup kita yang membawa kita jadi tertarik dengan beasiswa yang dituju, baru masuk ke biografi singkat tentang kita, lanjut ke skill yang kita miliki, kemudian apa tujuan kita dari beasiswa ini, dan lain-lain. Tulis secara bertahap dan terstruktur agar hasil motivation letter bagus.

- Gunakan Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threaths)
Terkadang kita bingung dalam menulis motivation letter, terlalu menonjolkan kelebihan, takut dianggap terlalu ambisius. Maka, rumus yang bisa kita gunakan adalah dengan analisis SWOT. Apa itu?

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama kita ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.

Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal diri kita. Hal-hal yang dapat kita kontrol dan dapat berubah. Dalam memahami aspek ini, kita harus bisa mengeksplor lebih jauh lagi diri kita. Kita bisa membuat daftar diri dari lahir sampai sekarang. Ahh, itu terlalu hiperbola. Ingat-ingat kembali dari SD sampai sekarang apa saja yang sudah kita lakukan. 

Kekuatan di sini bisa berupa prestasi yang pernah kita raih. Buatlah daftar prestasi. Selain dari itu, jangan lupakan juga keterampilan diri yang kita kuasai. Ini sangatlah penting, kenapa? Banyak dari kita hanya fokus terhadap prestasi akademik, yang ditunjukkan dengan nilai IPK. Alhasil, tidak sedikit yang tumbang sebelum berjuang karena merasa ‘minder’ dengan IPK yang tak di atas rata-rata. Keminderan ini amatlah fatal!

Sebutkan juga kelemahan kita -bersamaan dengan solusi yang kita lakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Hal ini tentu berhubungan erat dengan kelebihan yang dipunyai. Sehingga kelemahan di sini tidak menjadikan kita menyerah, tetapi justru memicu potensi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jika kita lemah di satu sisi, maka maksimalkan sisi lain. Eksplorasi diri menjadi hal krusial. Kekuatan atau kelebihan tidak sebatas wawasan akademik. Keterampilan diri seperti graphic design, kepenulisan (baik fiksi maupun non fiksi), pembuatan film, olahraga, IT, adalah sedikit dari banyaknya keterampilan yang bisa kita angkat dalam motivation letter. Hal lain yang bisa kita tonjolkan adalah keaktifan organisasi, keikutsertaan dalam kerelawanan, dan masih banyak lagi.

Bicara tentang kelebihan dan kekurangan ini menandakan bahwa kita harus lebih jauh lagi mengenal siapa kita, tujuan hidup kita, dan yang telah, sedang, dan akan kita lakukan. Kelebihan tak jarang tertutupi oleh rasa minder sebelum mendaftar beasiswa. Kenapa? karena minder dengan nilai tidak di atas rata-rata dan membuat kita tumbang sebelum berjuang. Jika kita lemah di satu sisi maka kita harus memaksimalkan di sisi yang lain. Nah, kita udah tahu nih bahwa kita lemah di nilai IPK, maka dari itu kita eksplor lebih jauh lagi apa nih yang bisa kita jual kepada pemberi beasiswa.  Hal ini bisa berupa keterampilan diri, misalnya kita jago di Graphic Design, olahraga, kepenulisan (baik fiksi maupun nonfiksi), dan masih banyak lagi. Boleh jadi, keterampilan yang kita miliki adalah yang sedang dicari pemberi beasiswa. Jadi, tidak selamanya beasiswa itu tentang IPK yang bagus pasti lolos 

Kemudian, mengenai kelemahan, di sini kita bisa menceritakan kelemahan yang dimiliki namun pada akhirnya kelemahan ini bukan menjadi tabir kelebihan yang ada, justru menjadi pemicu untuk lebih semangat menonjolkan potensi dan keterampilan diri.

Melakukan analisis SWOT mirip dengan pertemuan mendengerkan pendapat, untuk mengetahui cara yang benar dan salah dalam menjalankan suatu hal. Disarankan untuk memminta setiap orang mencatat dan minta setiap orang diam-diam menghasilkan ide untuk memulai sesuatu. Hal ini untuk mencegah subjektivitas.

Kita bisa menggunakan teori Johari Window. Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita.

Jendela tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah
a. Daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Area terbuka merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain.

b. Daerah tersembunyi berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll.

c. Daerah buta yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara orang lain tahu kemampuan dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan balik dan komunikasi merupakan cara agar kita lebih dikenal orang terutama kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri mulailah terbuka.

d. Daerah yang tidak disadari adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita.

Kita harus terus meningkatkan self-awareness kita dengan mengurangi ukuran dari daerah buta. Daerah tersebut merupakan area rapuh yang berisikan apa yang orang lain ketahui tentang kita, tapi tidak kita ketahui, atau lebih kita anggap tidak ada dan tidak kita pedulikan. Mengurangi daerah buta kita juga berarti bahwa kita memberbesar daerah terbuka, yang dapat berarti bahwa self-awareness serta hubungan interpersonal kita mungkin akan mengalami peningkatan.

Kemudian poin selanjutnya dalam analisis SWOT yaitu opportunities (peluang) dan threats (ancaman).  Contoh  peluangnya yaitu kita memiliki keterampilan menulis kemudian rajin mengikuti perlombaan, riset dengan dosen atau bahkan kita rutin mempublikasikan tulisan di Blog pribadi dan media cetak. 

Ancaman adalah faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Kita tetap harus mempertimbangkan hal ini untuk menempatkan rencana darurat dalam menangani masalah yang terjadi. Contoh ancaman ini adalah keadaan ekonomi yang mengancam keberlanjutan kuliah kita, atau tulisan kita mendapatkan penolakan dari perusahaan media cetak. Ancaman ini harus dikorelasikan dengan peluang, bagaimana ketanggapan kita mengatasi jalan terjal ini dengan peluang-peluang yang ada sehingga kondisi dapat terkendali, misalnya ktia memiliki keterampilan grafik desain, kemudian kita bekerja paruh waktu atau freelance untuk mendapatkan tambahan biaya UKT, meskipun harus mendapatkan rasa lelah yang besar karena dituntut untuk bisa seimbang antara dunia perkuliahan dengan dunia pekerjaan. Nah, cerita perjuangan kamu ini bisa dituliskan dalam motivation letter agar pembahasan yang disuguhkan lebih kaya dengan pengalaman dan kehebatan yang dimiliki.
Pada akhirnya analisis SWOT ini adalah tentang strategi yang dapat kita rangkai untuk keberhasilan meraih beasiswa. Analisis ini juga bisa ktia aplikasikan dalam perencanaan bisnis dan bahkan masa depan. 

Jangan terlalu fokus terhadap kekuranganmu yang ternyata orang lain pun memiliki kekurangan yang sama, tetapi cobalah fokus terhadap kelebihanmu boleh jadi hanya kamu yang memilikinya.


3. Buat video yang kreatif

Selanjutnya dalam pembuatan video perlu diperhatikan syarat dan ketentuan yang ada. Pembuatannya jangan hanya sekadar memenuhi kewajiban saja, tetapi juga harus dimaksimalkan dalam redaksi materi, kreatifitas video, dan kepercayaan diri dalam penyampaian sehingga penyeleksi akan memberikan perhatian lebih dan mungkin menjadikanmu favorit.

4. Seleksi Wawancara

Jika kita lulus seleksi administrasi, maka kita akan memasuki tahap berikutnya yaitu seleksi wawancara. Tahap ini kerapkali menjadi mimpi buruk bagi banyak orang. Bagaimana tidak, kita dihadapkan dengan berbagai pertanyaan dari orang yang baru saja kita temui.

Hal yang sering terbenak adalah, “Apa saja pertanyaan yang akan keluar?”. Nah, setidaknya ada 2 poin penting yang harus kita siapkan, yaitu: 
a. Know your self 
Ini adalah bahan refleksi diri, kita bisa membuat daftar pertanyaan, diantaranya:
- Siapa kita?
- Apa tujuan hidup kita? 
- Apa kelebihan dan kekuranganmu?
- Apa yang telah dilakukan, sedang dijalankan, dan akan dilakukan?
- Keterampilan diri atau prestasi apa yang bisa kita jual kepada pemberi beasiswa? 
- Kontribusi apa yang akan kita lakukan setelah mendapatkan beasiswa?

b. Know your target 
Artinya kamu harus tahu dulu siapa pemberi beasiswa ini, yaitu Bank Indonesia. Daftar pertanyaan yang bisa disiapkan, diantaranya, 
- Apa itu Bank Indonesia?
- Apa saja kebijakan yang tengah dijalankan Bank Indonesia?
- Kenapa Bank Indonesia memberikan beasiswa bagi mahasiswa?
- Siapa sasaran penerima beasiswa?
- Kontribusi apa yang akan dilakukan setelah menjadi bagian komunitas GenBI? –komunitas penerima beasiswa BI. 
- Apa saja program yang telah dilaksanakan komunitas GenBI?

Selanjutnya perbanyak latihan dari daftar pertanyaan tersebut di depan cermin atau meminta bantuan keluarga dan teman. Masukan dari teman dan keluarga pun harus diterima dan dicerna dengan baik. Jangan lupa juga untuk senantiasa berdoa. Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Semangat!

Tips dan trik ini bersifat fleksibel, bisa juga diramu dengan racikan yang kamu miliki. Kalau kalian memiliki tips dan trik yang keren, berbagi di kolom komentar ya!

Jangan lengah dalam doa. Jangan lelah dalam usaha. Jangan lalai dalam tawakal


You May Also Like

4 komentar