• Beranda
  • Artikel dan Esai
  • Akademik
    • Beasiswa dan Kepemudaan
    • Tugas Kuliah
    • Soon
  • Puisi
  • Cerpen
  • Pidato
  • #Berani Merasa
  • Excel
instagram facebook youtube Google+ bloglovin Email

Aksara Fauzi

"Aku hadir saat mata terpejam..."



The Greatest Showman, sebuah film drama musikal Amerika ini dirilis pada Desember 2017 yang menceritakan tentang bagaimana pertunjukan terhebat dan fenomena semacam itu oleh P. T. Barnum (Hugh Jackman) di abad kesembilan belas.  Film yang disutradarai Michael Gracey dan ditulis oleh Jenny Bicks dan Bill Condon ini mampu meraup $264,2 juta dengan bermodalkan $84 juta.

Drama musikal ini dimulai dengan Barnum termuda yang mencoba bertahan hidup di New York setelah ayahnya meninggal. Ia hanyalah seorang anak tukang jahit, namun kemudian Barnum menikah dengan Charity Hallet (Michelle Williams) dari Bourjois, cintanya saat remaja. Barnum termotivasi menjadi pria sukses dan tidak diremehkan oleh masyarakat. Barnum memulai usahanya naik turun hingga Barnum membuktikan kepandaiannya dalam mengambil kesempatan bisnis pada sektor hiburan yang berujung sukses menjadi salah satu pengusaha sukses di New York pada abad ke-19.

Taktik marketing yang brilian dari P.T Barnum ini berhasil menginspirasi 20th Century Fox untuk menciptakan film The Greatest Showman yang diperankan oleh beberapa artis papan atas seperti Hugh Jackman, Zac Efron, Zendaya, dan Michelle Williams. Karakter Barnum diperankan oleh Jackman.

Selain dibuat takjub dengan musikalitasnya yang tinggi dan atraksi-atraksi sirkus yang memukau, film The Greatest Showman juga mengandung beberapa pelajaran bisnis yang bisa memotivasi kita. Apalagi di saat pandemi COVID-19 yang membuat perekonomian menjadi terpuruk. Berikut enam pelajaran bisnis dari film ini:

1.     Motivasi bangkit dan pantang menyerah

Ingatkah kalian dengan adegan pembuka di film The Greatest Showman, dimana Barnum kecil membayangkan dirinya menjadi seorang pemilik sirkus? Sayangnya, impian tersebut belum bisa dilaksanakan karena Barnum kecil dan ayahnya hanya hidup sebagai seorang penjahit sangat miskin.

Begitupula dengan mimpi Barnum untuk berteman dengan Charity harus hilang karena ayah dari Charity yang tidak menerima Barnum dan kemiskinannya. Walau begitu, Barnum tidak menyerah. Barnum menjadi pribadi yang pekerja keras dan penuh mimpi agar bisa memberikan kehidupan makmur. Saat dewasa, Barnum tetap meminang Charity dan dikaruniai dua orang anak perempuan. Barnum ialah laki-laki miskin yang jatuh cinta dengan seorang gadis yang kaya raya. Kehidupan keluarga kecil mereka serba sederhana. Barnum yang menjanjikan kehidupan bahagia untuk Charity mulai memutar otak, terlebih ketika dia harus keluar dari perusahaan tempatnya bekerja akibat kebangkrutan.

Kesenjangan sosial yang sangat berjarak antara dirinya dan kekasih memotivasi Barnum untuk meraih mimpinya yang besar, apapun yang terjadi.

2.     Ambil kesempatan

Selain pekerja keras, Barnum juga memiliki otak bisnis yang cemerlang. Ia mampu melihat peluang yang tidak disadari oleh orang-orang pada zamannya.

Barnum menyadari bahwa saat itu, hiburan dan kesenangan hanya merupakan privilege yang dimiliki orang-orang kaya. Maka dari itu, orang-orang kelas menengah dan ke bawah di kota New York pastinya haus akan hiburan dan kesenangan setelah melewati aktivitas sehari-hari mereka yang membosankan.

Akhirnya, Barnum menggabungkan fantasi, 'keanehan' dan keberaniannya untuk menghibur orang-orang biasa. Dalam film ini, kita bisa menyadari bahwa salah satu hal terpenting adalah mengetahui pangsa pasar dan mengisi celah yang hadir di tengah-tengah mereka.

3.     Kolaborasi

Barnum bekerjasama dengan orang-orang yang terasingkan karena keanehan mereka. Mulai dari perempuan berjenggot sampai orang kerdil, Barnum melihat kekurangan mereka sebagai kelebihan. Tak disangka, pertunjukkan ini menarik minat banyak orang.

Sedikit demi sedikit uang terkumpul dari pertunjukkan ini. Namun, bukan hidup namanya jika tanpa masalah. Pertunjukan yang dibangun Barnum diprotes oleh warga sekitar, bahkan mendapat kritik tajam dari kritikus seni yang menyebut pertunjukkannya sebagai sirkus penjual tipuan.

Tak ambil pusing, Barnum malah mengajak seseorang untuk bekerja sama dengannya. Ialah Phillip Carlyle (Zac Efron), yang diminta oleh Barnum untuk dapat menggaet penonton kelas atas menonton pertunjukan garapannya.

Hal ini serupa dengan berbisnis di kehidupan nyata. Cari orang-orang berpotensi, berkualitas, dan tepat untuk membentuk sebuah tim. Gunakan talenta-talenta unik mereka untuk menyempurnakan tim dan terus melangkah maju. Seseorang juga cenderung akan menyadari potensi diri mereka sendiri ketika tergabung dalam sebuah tim yang positif dan terus berkembang.

4.     Berani bertindak

Ketika kehilangan pekerjaan, Barnum berhasil mendapatkan pinjaman bank yang besar dengan menempatkan aset perusahaan sebagai jaminan. Barnum berhasil mengelabui bank karena sesungguhnya perusahaan itu sudah bangkrut.

Kemudian, ia menggunakan uang ini untuk membeli sebuah bangunan yang awalnya sebagai museum, sampai menjadi sirkus sukses.

Film ini menunjukkan bahwa Barnum tidak takut untuk 'berenang melawan arus' dan menjalankan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tapi tidak perlu mencontoh Barnum menipu bank ya. Tiru keberaniannya dalam mencoba peruntungan.

5.     Menjual diri

Barnum juga memiliki julukan the king of advertising. Baik dari kisah kehidupannya di realita maupun di film The Greatest Showman, kunci kesuksesan Barnum adalah self-promotion. Bahkan saat ini, self-promotion merupakan bagian yang vital untuk meraih karir yang sukses, apalagi di industri kreatif.

Barnum memperhatikan detil-detil poster mulai dari warna yang mencolok, huruf yang di-bold, dan pernyataan-pernyataan berani demi menarik calon audiens. Ketika diperlihatkan poster promosi yang cukup besar, Barnum bersikeras untuk membuatnya lima kali lebih besar.

Kepercayaan diri Barnum yang sangat tinggi membuatnya berani mengambil risiko dan menjadikan bisnis sirkusnya semakin lancar. Kepandaian Barnum dalam berbisnis juga mempengaruhi karir Jenny Lind. Perempuan tersebut merupakan penyanyi opera asal Swedia yang belum dikenal di pasar Amerika Serikat.

Berkat kepintaran Barnum, konser Lind berhasil menghadirkan 30.000 orang yang padahal belum pernah mendengar nama Jenny Lind. Film ini sesungguhnya benar-benar mendemonstrasikan pentingnya advertising dalam sebuah bisnis.

"without promotion, something terrible happens: nothing"

- Barnum.

6.     Jangan cepat puas dan angkuh

Pertunjukkan musik Jenny Lind mendapat kesuksesan yang sangat besar, terlebih penontonnya memang berasal dari kalangan kelas atas. Sayang, hal ini malah membuat Barnum menjadi orang yang sombong dan melupakan regu sirkusnya. Ia bahkan melupakan keluarganya demi bisa lebih terkenal dan sukses lewat pertunjukkannya bersama Jenny Lind.

Nahasnya, kesombongannya itu harus terhenti karena skandal yang menyangkut dirinya dengan Jenny Lind. Ia diberitakan di berbagai surat kabar bahwa menjalin hubungan spesial dengan Jenny Lind. Informasi ini pun sampai ke telinga istrinya. Kekecewaan tak bisa dibendung olehnya. Ia bersama anak-anaknya meinggalkan istana impiannya sejak kecil ke rumah orangtuanya.

Satu persatu keberhasilannya runtuh. Para pemain sirkusi mulai meninggalkan tempat sirkus karena Barnum cenderung memuja Lind dan tidak membutuhkan mereka. Masih basah luka yang ada, ia harus disiram cuka dengan menyaksikan tempat sirkusi miliknya dibakar massa.

Dari cerita ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa hidup terus berubah. Jangan sombong ketika di atas. Jangan pula rendah diri ketika di bawah. Selalu ingat bahwa keberhasilan yang diraih tidak pernah terlepas dari bantuan orang lain. Begitu pun dalam berbisnis, pencapaian perlu disertai dengan rasa syukur.

 Film ini, tidak hanya bercerita tentang cinta, keluarga, perjuangan tetapi juga kemarahan, persahabatan, dan diskriminasi. Film ini semakin epic ketika Philip Carlyle (Zac Efron) jatuh cinta dengan Anne Wheeler (Zendaya) namun mereka bisa bersama karena memiliki ras yang berbeda.

Sayangnya kisah itu cuma dieksplorasi sepintas lalu, menimbulkan kesan ‘agar-ada-saja’. Persis seperti karakter pemain sirkus lainnya, yang sebenarnya adalah simbol perbedaan yang ingin dirayakan film ini.

Namun tak satu pun dari mereka yang karakterisasinya digali lebih dalam daripada Barnum. Bahkan Keala Seatle yang membawakan ‘This is Me’ dengan apik, cuma jadi perempuan berjanggut belaka. Durasi 1 jam 45 menit tak cukup untuk mengeksplorasi karakter-karakter beragam itu kecuali cuma untuk menempatkan mereka sebagai penari latar.

Film ini juga bisa ditonton oleh semua orang karena tidak ada aspek yang tidak sopan dan sangat menghibur. Film musikal garapan sutradara Michael Gracey ini terbilang cukup sukses membawa larut para penontonnya ke dalam alur cerita yang dramatis. Penonton tidak susah untuk mengerti dan terhanyut dalam setiap adegan juga instrumen musik di dalam film ini.

Dalam film ini, 70-80% telah diceritakan melalui lagu. Film ini dimulai oleh Barnum, menampilkan aksinya di sirkus dengan menyanyi juga di akhir film. Lagu-lagu itu menarik dan enak didengarkan. Itu akan membuat pengamat menikmati filmnya dan ingin bernyanyi bersama. Ada banyak lagu yang akan diputar dalam film tersebut. Lagu-lagu tersebut diciptakan oleh Benj Pasek dan Justin Paul. Lagunya begitu luar biasa dan indah, lewat lagu-lagunya bisa dibayangkan ceritanya.

Suguhan koreografi dalam film The Greatest Showman ini juga disajikan dengan apik. Tampilan-tampilan unik dan colorful dari para karakter di dalam film menambah semarak jalannya cerita di film ini. Namun, jika kamu bukan termasuk tipe yang menyukai film musikal, mungkin kamu akan merasa bosan dengan film yang berdurasi 1 jam 45 menit ini.

The Greatest Showman memiliki beberapa adegan yang menggunakan efek CGI terlihat sedikit tidak nyata. Apalagi di adegan sirkus yang ada singa, gajah, dll. Tapi, tertutup kemasan epik film dari awal sampai akhir.

Akting dalam film tidak perlu diragukan lagi karena para pemerannya memiliki kualitas yang baik dalam industri film di Hollywood seperti Hugh Jackman, Zac Efron, Zendaya, dll. Chemistry masing-masing pemeran sangat baik terutama Zac Efron dan Zendaya dalam adegan ketika Zac mencoba membujuk Zendaya dan menyanyikan sebuah lagu bersama.

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar

Awal Desember 2020, segenap warga Kabupaten Cianjur akan menghelat acara besar yang diadakan lima tahun sekali. Ya, masyarakat Cianjur akan mengetahui who will be the next leader of Cianjur. Acara besar tersebut tidak terasa akan dilaksanakan bulan ke depan, namun sejak beberapa bulan sebelumnya, sudah banyak baligo, spanduk, maupun poster yang dilengkapi foto para calon bupati yang memenuhi setiap sudut pusat kota bahkan pedesaan.

Penulis tidak akan melakukan justifikasi dengan mengungkapkan kelebihan maupun kekurangan setiap calon, karena penulis percaya warga Cianjur yang lain jauh lebih pintar dalam menentukan siapakah yang akan menjadi pemimpin kita nantinya. Siapa pun pemenangnya, yang diharapkan warga Cianjur adalah mendapat kenyamanan, ketentraman, dan keamanan yang terjamin.

“Naha geuning kieu pamingpin urang teh?” (Mengapa seperti ini pemimpin kita?)

“Kunaon Cianjur teh jadi kieu?” (Mengapa Cianjur jadi seperti ini?)

“Mana janji basa kampanye kamari?” (Mana janji sewaktu kampanye?)

Bukan rahasia umum lagi, rakyat sering kali tertipu para “pemimpin bertopeng” yang dianggapnya dapat menyejahterakan dan bahkan banyak yang sangat didamba-damba ternyata hanya bisa menyengsarakan kehidupan rakyat dan dijadikan kacung penguasa.

Menilik dari fakta lapangan yang sedang terjadi, sudah saatnya mencari pemimpin yang mampu memberi pengaruh (positif atau negatif) pada kondisi gatra-gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan yang pada akhirnya berpengaruh pada kondisi ketahanan nasional dan ketahanan daerah. Selaku umat bernabikan Muhammad Saw. sudah sepatutnya kita pun mencari pemimpin yang berkepribadian Al-Quran dan mencerminkan akhlak Nabi. Cerminan tersebut terdapat pada pola kepemimpinan Rasulullah SAW.

Rasulullah diutus oleh Allah mempunyai satu risalah yang sempurna. Risalah inipun hendaklah ditunaikan dengan sempurna, dan menjadi bekal hidup manusia. Islam sebagai rahmatan lil’alamin memang datang untuk membawa rahmat bagi seluruh alam tanpa terkecuali. Sebagai seorang pemimpin umat Islam, Rasulullah memiliki pola kepemimpinan yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat yang multi etnis, multi ras dan multi agama.

Pada periode pemimpinannya di Madinah Rasulullah berhadapan dengan masyarakat yang  heterogen. Sebagaimana diketahui bahwa  fiqh siyasah syar’iyyah telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dalam mengatur dan mengarahkan umatnya menuju tatanan sosial-budaya yang diridai Allah SWT. Fakta  itu semakin nampak setelah Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah.

Peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, dan hal ini merupakan artikulasi pelaksanaan politik Islam. Di Madinah terbentuk satu komunitas muslim, yang terdiri dari golongan muhajirin dan anshar. Sebagai satu komunitas dalam masyarakat yang majemuk, kaum muslimin diharuskan berinteraksi dengan komunitaskomunitas lain, yang terdiri dari; orang-orang nasrani, Yahudi, muslim dan kafir Madinah. Dalam kedudukannya sebagai kepala negara, kebijakan Rasulullah SAW. Merupakan pelaksanaan politik Islam (Djazuli: 2017).

Kepemimpinan Rasulullah, selaku seorang pemimpin dimulai dari bawah sampai atas dan segala penjuru dari berbagai budaya menjadi satu masyarakat / umamatan wahidah yang beriman dan bertakwa. Sebagai sebuah kekuatan, ini nampak pada perang badar di mana kaum Muslimin mampu mengalahkan pasukan Quraisy Jahili, sehingga memperoleh kemenangan, bukan karena suatu mukjizat nabi. Namun lebih banyak karena  kepemimpinan Rasulullah yang berhasil menanamkan keimanan, ketakwaan, kesetiaan, dan semangat juang untuk membela kebenaran dan mempertahankan hak selain memperoleh bantuan Allah SWT (As-Shiddiqy: 1996).

Ada beberapa kunci hal sebagai penyebab keberhasilan dakwah Rasulullah (As-Shiddiqy: 1996), yaitu:

1.     Akhlak Rasulullah yang terpuji dan tanpa cela.

2.     Karakter Rasulullah yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhanan dan bersemangat baja.

3.     Sistem dakwahnya yang menggunakan metode imbauan dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan. Rasulullah  dalam menyeru manusia agar beriman, berbuat yang baik dan mencegah kemunkaran sedikitpun tidak ada unsur paksaan.

4.    Tujuan perjuangan nabi untuk menegakkan keadilan dan kebenaran serta menghancurkan yang batil, tanpa pamrih kepada harta, kekuasaan dan kemilau dunia.

5.     Prinsip persamaan. Rasulullah bergaul dengan semua orang, tutur katanya lembut dan menyenangkan dalam bergaul.

6.     Prinsip kebersamaan. Rasulullah selalu ikut dalam kegiatan bersama dengan umatnya, untuk memberikan teladan/contoh.

7.     Mendahulukan kepentingan dan keselamatan umatnya.

8.     Memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat. Rasulullah bukanlah tipe pemimpin  otoriter. Selain wewenang kerasulan yang hanya diperuntukkan bagi dirinya oleh Allah SWT maka wewenangnya selaku pemimpin didelegasikan kepada orang lain.

9.     Tipe kepemimpinan karismatik dan demokratis. Kepatuhan umat kepadanya karena selalu menunjukkan satunya kata dan perbuatan.

Sifat kepemimpinan demokratis dari Rasulullah SAW diperlihatkan pula oleh ketekunan beliau mendidik para sahabat untuk dipersiapkan sebagai calon-calon penggantinya selaku pemimpin umat dalam urusan dunianya dan membiarkan mereka mengembangakan diri tanpa khawatir tersaingi. Sifat kepemimpinan demokratis ini, beliau tidak mewasiatkan salah seorang diantara sahabatnya untuk menjadi “putra mahkota”. Siapa yang akan menjadi pengganti beliau memimpin umat dna negara yang beliau bangun setalah beliau tiada diserahkan sepenuhnya kepada kehendak umat sendiri.

Sifat demokratis kepemimpinan Rasulullah ditunjukkan pula oleh sikap beliau yang terbuka terhadap kritik dan mendengar pendapat dan saran orang lain. Sikap keterbukaan Rasulullah terhadap kritik dapat dibuktikan pada peristiwa; “pernah sahabat mengkritik tentang pembagian harta  ghanimah dari salah satu peperangan yang terjadi”. Rasulullah menerima kritik tersebut dengan dada lapang, meskipun itu tidak benar”. Sikap mau menerima kritik dan saran dari orang lain ditunjukkan dengan hadits “terimalah nasehat walaupun datangnya dari seorang budak hitam”.

Fakta lain tentang pelaksanaan siyasah Islam (politik Islam) adalah kebijakan yang dibuat Rasulullah SAW berkenaan dengan persaudaraan intern kaum muslimin. Yaitu antara sahabat muhajirin dan anshar. Kebijakan itu merupakan perwujudan dalil  kulliy, yaitu  alukhuwah al-islamiyah. Serta perjanjian ekstern antara muslim dan non muslim. Meskipun kekuasaan dipegang kaum muslimin, dalam hal ini Rasulullah sebagai pemimpin, perjanjian yang dibuat tidak mengganggu keyakinan non muslim. Mereka masih diberi kekebasan memeluk agamanya dan beribadah sesuai keyakinan mereka. Hal ini tercipta karena Rasulullah mendasarkan kebijakan atas prinsip  al-ukhuwah al-islamiyah yang diwujudkan dalam piagam madinah.

Contoh lain dari pelaksanaan siyasah pada masa Rasulullah adalah perjanjian hudaibiyah yang terjadi pada tahun 628 M antara Rasulullah dengan kaum Quraisy yang diwakili Suhayl Ibnu ‘Amr sebagai utusan, Dalam perjanjian ini, beliau tidak memaksakan kehendaknya tetapi menanggapi tuntutan Suhayl Ibnu ‘Amr, sekalipun menyinggung keimanan kaum muslimin.

Inti dari perjanjian tersebut adalah gencatan senjata, kebebasan memilih agama dan beribadah sesuai keyakinan. Disamping itu, ditinjau dari aspek siyasah/ politik Islam mengisyaratkan beberapa hal; 1) keharusan menempuh jalan damai, meskipun dengan cara itu pencapaian tujuan secara logika agak terlambat, 2) keaharusan mempunyai kemampuan membaca situasi dan kondisi, kapan harus memberi dan harus menerima, serta 3) keharusan memiliki kemampuan menentukan waktu yang tepat agar tujuan bisa dicapai, hal ini sesi dengan kaidah, “Barangsiapa mempercepat sesuatu sebelum waktunya, akan mendapat sanksi yang berupa kegagalan.”

Berdasarkan pola kepemimpinan yang dicontohkan Rasulullah SAW, sudah seharusnya kita bisa mengklasifikasikan para calon pemimpin sekarang. Begitu pun dengan para calon pemimpin sekarang, sudah semestinya menjadikan Rasulullah sebagai role model dalam berkepemimpinan kelak.

 

Referensi:

Mubasyaroh. (2018). Pola Kepemimpinan Rasulullah SAW: Cerminan Sistem Politik

                        Islam. POLITEA, 95-105 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Oktober tahun ini menjadi lebih istimewa. Pasalnya, kita tidak hanya memeringati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober yang menjadi tonggak sejarah urgensi pemuda dalam pendirian dan pembangunan negara, tetapi juga berdampingan dengan hari dilahirkannya baginda Nabi Muhammad SAW yang tahun ini tepat pada 29 Oktober atau sehari setelah peringatan Sumpah Pemuda.

Keduanya tidak sebatas dimaknai sebagai sebuah kebetulan semata. Lebih dari itu, keduanya memiliki irisan satu sama lain. Di satu sisi, ikrar Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting bagi perjalanan revolusi kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme. Sejarah mencatat, revolusi kemerdekaan berakar kuat dari munculnya kesadaran kebangsaan yang memuncak pada deklarasi Sumpah Pemuda yang secara simbolik menjadi penanda lahirnya Indonesia. Di sisi lain, maulid Nabi Muhammad merupakan peristiwa penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Kelahirannya membawa terang bagi dunia yang gelap gulita. Revolusioner dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.

Nabi Muhammad tidak hanya dikenal sebagai pembawa risalah Allah di muka bumi, tetapi juga keagungan karakternya menjadi alasan khalayak bumi berpusat kepadanya. Pondasi dirinya terdiri atas empat pilar, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fatonah.

Keempat karakter ini tentunya sudah kita ketahui bersama. Bagaimana tidak, sejak zaman kanak-kanak, kita dikenal oleh guru ngaji kita betapa mulianya empat sifat tersebut. Pertanyaannya, apakah keempat hal itu diimplementasikan saat kita mulai beranjak dewasa?

Fenomena lapangan menampar kita dengan nyata. Kesemrawutan negara mencerminkan ketidaksempurnaan akhlak orang banyak yang mengisinya. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi kita. Terlebih, pemimpin negara kita menginisiasi revolusi mental, yaitu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baju, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-menyala.

Dengan jelas poin pertama menyebutkan bahwa manusia yang baru adalah yang berhati putih. Hati yang putih berkaitan erat dengan kondisi spiritualitas yang mumpuni. Hal ini berkorelasi dengan sifat wajib bagi rasul yang telah disebutkan. Lantas, bagaimana pandangan Islam terkait hal ini?

1.     Shiddiq

Secara bahasa, shiddiq bermakna jujur atau benar. Satu kata mikro ini bermakna makro. Jujur adalah nilai abstrak, sumbernya hati, bukan pada omongannya. Kualitas imanlah yang mengantarkan seseorang menjadi jujur.

Mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Jujur mulai menjauhi sanubari khalayak. Kini, sifat kidzib (dusta) semarak dipelihara. Ketidakjujuran sudah meracuni manusia dalam berbagai lapisan, mulai dari lapisan anak-anak hinggal lanjut usia, dari masyarakat biasa hingga kalangan yang duduk di kursi penguasa.

Pemuda saat ini perlu menyoroti hal ini. Agar di masa mendatang tidak ada lagi koruptor-koruptor yang membunuh rakyat dan pemimpin-pemimpin yang berkhianat atas janji-janjinya semasa kampanye, karena orang-orang yang berbohong adalah orang-orang yang tidak beruntung di mata Allah.

وَلَا تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلۡسِنَتُكُمُ ٱلۡكَذِبَ هَٰذَا حَلَٰلٞ وَهَٰذَا حَرَامٞ لِّتَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا يُفۡلِحُونَ 

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” 

2.     Amanah

Rasul kita mendapat gelar Al-Amin. Gelar yang disematkan tidak hanya di-iya-kan ole humat Muslim, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat kala itu karena kejujurannya dalam berkehidupan, terutama berdagang.

Sebagai pemimpin masa depan, pemuda perlu memiliki sifat ini agar menjadi pemimpin yang ideal. Kekuatan sifat ini akan menjadikan seorang pemimpin selalu dipercaya pengikutnya. Kekuasaan yang dipangku tidak dijadikan sebagai pemuas nafsu belaka, tetapi menjadikannya sebagai media ibadah dan memberikan kemaslahatan bagi umat.

Allah pun menempatkan amanah sebagai kriteria dalam mencari pemimpin, termaktub dalam Q.S. Al-Qashash [28]: 26,

قَالَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسۡتَ‍ٔۡجِرۡهُۖ إِنَّ خَيۡرَ مَنِ ٱسۡتَ‍ٔۡجَرۡتَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡأَمِينُ 

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya"”

3.     Tabligh

Di tengah gempuran era digital, informasi yang menyebar banyak terkontaminasi hoax yang kerapkali memecah keutuhan bangsa. Pemuda saat ini yang juga dikenal sebagai generasi milenial memiliki peran aktif dalam penyemaian informasi-informas yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini merupakan implementatif dari karakter tablig.

Informasi salah di media sosial perlu ditekan dengan informasi-informasi yang sarat akan kebenaran dan nilai-nilai baik. Hal ini pun perlu didukung peran serta pemerintah yang berkuasa atas sistem ketersebaran informasi. Jangan menutup-nutupi kebenaran demi kepuasan pribadi. Perangai ini tentu dilaknat Allah SWT, sebagaimana firman-Nya,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَٱلۡهُدَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِي ٱلۡكِتَٰبِ أُوْلَٰٓئِكَ يَلۡعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلۡعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati,” (Q.S. Al-Baqarah: 159)

4.     Fathanah

Dengan karakter ini, Rasulullah berhasil memabngun karakter mulia melalui kecerdasan beliau dala mberpikir, berucap, dan bertindak. Selalu saja beliau, Rasulullah SAW memiliki ide cemerlang saat ditimpa kesulitan.

Kekuatan sifat Fathanah ini sangat dibutuhkan kapan saja dan dimana saja oleh pemuda. Pemuda senantiasa dihadapkan beragam masalah. Tentu saja permasalahan akan terhapus oleh solusi cerdas dan mencerdaskan. Sifat ini akan mempermudah pemuda dalam mengatur, mengurus, dan bahkan menetapkan keputusan dalam bertindak secara adil atas dasar pengetahuan yang benar.

يُؤۡتِي ٱلۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ 

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. Al-Baqarah: 269)

Itulah keempat pilar penting yang perlu dibangun dalam diri pemuda. Pemuda ideal masa kini adalah pemuda yang merefleksikan kepribadiannya kepada baginda Rasulullah SAW. Berintegritas dalam berucap dan bertindak, amanah dalam peran dan posisinya, terbuka dalam penyampaiannya dengan benar, dan cerdas dalam menyelesaikan persoalan.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Kiriman Lampau

Siapakah Aksa?

Siapakah Aksa?
Aku adalah apa yang kamu baca dan dengar

Ikuti dan Tanya Aku!

  • instagram
  • facebook
  • youtube
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Apa aja yang banyak dicari?

  • [Syarhil] Akhlak Rasulullah sebagai Kunci Perbaikan Dekadensi Moral
    Ilustrasi Assalamualaikum wr.wb. Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Qur’an yang berbahagia, serta ha...
  • Dollar menjadi Raja
    “Waduh! Sembako mahal!” “BBM naik!” “Kemana pemerintah? Kok bahan-bahan pokok jadi mahal!” Itulah beberapa pernyataan yang terlo...
  • Disiplin, Apakah perlu?
    Saat mendengar kata “Disiplin” maka pikiran yang terlintas di benak kita adalah suatu beban atau suatu tanggung jawab yang ...
  • Beasiswa PPA 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    Assalamualaikum! Hallo! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.. Berjumpa lagi dengan Aksa di tahun yang berbeda tapi kabar yang sama...
  • [Story Telling] Malin Kundang (+Video)
    Once upon a time, there was a poor boy named Malin Kundang. He lived with his old mother in West Sumatera. He was very nice boy but he...
  • Mengenal Pilar Budaya Cianjur
    Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur...
  • Ruksakna Iman jeung Alam (Bahasa Sunda)
    Sumber: ISNET Dina surat Ar-Rum ayat 40 deugika 42, Alloh negeskeun ka manusa, yén ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakeun rejeki’ ajan...
  • [PUISI] Tangis (W.S. Rendra)
    Tangis Karya: W.S. Rendra Ke mana larinya anak tercinta Yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! Ia la...
  • Best Position Paper Asia World MUN III (Committee OIC)
    Topic : “Discussing the Roles of Member States and the OIC in Response to the Ongoing Refugee Crisis” Commit...
  • Cyberbullying, Tren Generasi Milenial Indonesia
    Source: iam1n4.com Perbincangan mengenai bullying kembali mencuat ke permukaan. Masalah kolot yang biasanya terjadi di sekolah ini b...

Postingan Terbaru!!

Ada Apa Aja?

  • Artikel dan Essai
  • Beasiswa dan Kepemudaan
  • Berani Merasa
  • Cerpen
  • Excel
  • Pidato
  • Puisi
  • Tugas Kuliah

Garis Waktu

  • Juli 2025 (2)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2021 (3)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (6)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (3)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (5)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (5)
  • November 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Juni 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (2)
  • Desember 2018 (6)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (10)
  • September 2018 (5)
  • Agustus 2018 (6)
  • Juli 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Desember 2015 (8)
  • Juli 2015 (1)
  • April 2015 (1)
  • Maret 2015 (9)

Created with by Aksara Fauzi | Helped by Someone