Belajar Strategi Bisnis dari P.T. Barnum (Resensi Film The Greatest Showman)

by - November 20, 2020



The Greatest Showman, sebuah film drama musikal Amerika ini dirilis pada Desember 2017 yang menceritakan tentang bagaimana pertunjukan terhebat dan fenomena semacam itu oleh P. T. Barnum (Hugh Jackman) di abad kesembilan belas.  Film yang disutradarai Michael Gracey dan ditulis oleh Jenny Bicks dan Bill Condon ini mampu meraup $264,2 juta dengan bermodalkan $84 juta.

Drama musikal ini dimulai dengan Barnum termuda yang mencoba bertahan hidup di New York setelah ayahnya meninggal. Ia hanyalah seorang anak tukang jahit, namun kemudian Barnum menikah dengan Charity Hallet (Michelle Williams) dari Bourjois, cintanya saat remaja. Barnum termotivasi menjadi pria sukses dan tidak diremehkan oleh masyarakat. Barnum memulai usahanya naik turun hingga Barnum membuktikan kepandaiannya dalam mengambil kesempatan bisnis pada sektor hiburan yang berujung sukses menjadi salah satu pengusaha sukses di New York pada abad ke-19.

Taktik marketing yang brilian dari P.T Barnum ini berhasil menginspirasi 20th Century Fox untuk menciptakan film The Greatest Showman yang diperankan oleh beberapa artis papan atas seperti Hugh Jackman, Zac Efron, Zendaya, dan Michelle Williams. Karakter Barnum diperankan oleh Jackman.

Selain dibuat takjub dengan musikalitasnya yang tinggi dan atraksi-atraksi sirkus yang memukau, film The Greatest Showman juga mengandung beberapa pelajaran bisnis yang bisa memotivasi kita. Apalagi di saat pandemi COVID-19 yang membuat perekonomian menjadi terpuruk. Berikut enam pelajaran bisnis dari film ini:

1.     Motivasi bangkit dan pantang menyerah

Ingatkah kalian dengan adegan pembuka di film The Greatest Showman, dimana Barnum kecil membayangkan dirinya menjadi seorang pemilik sirkus? Sayangnya, impian tersebut belum bisa dilaksanakan karena Barnum kecil dan ayahnya hanya hidup sebagai seorang penjahit sangat miskin.

Begitupula dengan mimpi Barnum untuk berteman dengan Charity harus hilang karena ayah dari Charity yang tidak menerima Barnum dan kemiskinannya. Walau begitu, Barnum tidak menyerah. Barnum menjadi pribadi yang pekerja keras dan penuh mimpi agar bisa memberikan kehidupan makmur. Saat dewasa, Barnum tetap meminang Charity dan dikaruniai dua orang anak perempuan. Barnum ialah laki-laki miskin yang jatuh cinta dengan seorang gadis yang kaya raya. Kehidupan keluarga kecil mereka serba sederhana. Barnum yang menjanjikan kehidupan bahagia untuk Charity mulai memutar otak, terlebih ketika dia harus keluar dari perusahaan tempatnya bekerja akibat kebangkrutan.

Kesenjangan sosial yang sangat berjarak antara dirinya dan kekasih memotivasi Barnum untuk meraih mimpinya yang besar, apapun yang terjadi.

2.     Ambil kesempatan

Selain pekerja keras, Barnum juga memiliki otak bisnis yang cemerlang. Ia mampu melihat peluang yang tidak disadari oleh orang-orang pada zamannya.

Barnum menyadari bahwa saat itu, hiburan dan kesenangan hanya merupakan privilege yang dimiliki orang-orang kaya. Maka dari itu, orang-orang kelas menengah dan ke bawah di kota New York pastinya haus akan hiburan dan kesenangan setelah melewati aktivitas sehari-hari mereka yang membosankan.

Akhirnya, Barnum menggabungkan fantasi, 'keanehan' dan keberaniannya untuk menghibur orang-orang biasa. Dalam film ini, kita bisa menyadari bahwa salah satu hal terpenting adalah mengetahui pangsa pasar dan mengisi celah yang hadir di tengah-tengah mereka.

3.     Kolaborasi

Barnum bekerjasama dengan orang-orang yang terasingkan karena keanehan mereka. Mulai dari perempuan berjenggot sampai orang kerdil, Barnum melihat kekurangan mereka sebagai kelebihan. Tak disangka, pertunjukkan ini menarik minat banyak orang.

Sedikit demi sedikit uang terkumpul dari pertunjukkan ini. Namun, bukan hidup namanya jika tanpa masalah. Pertunjukan yang dibangun Barnum diprotes oleh warga sekitar, bahkan mendapat kritik tajam dari kritikus seni yang menyebut pertunjukkannya sebagai sirkus penjual tipuan.

Tak ambil pusing, Barnum malah mengajak seseorang untuk bekerja sama dengannya. Ialah Phillip Carlyle (Zac Efron), yang diminta oleh Barnum untuk dapat menggaet penonton kelas atas menonton pertunjukan garapannya.

Hal ini serupa dengan berbisnis di kehidupan nyata. Cari orang-orang berpotensi, berkualitas, dan tepat untuk membentuk sebuah tim. Gunakan talenta-talenta unik mereka untuk menyempurnakan tim dan terus melangkah maju. Seseorang juga cenderung akan menyadari potensi diri mereka sendiri ketika tergabung dalam sebuah tim yang positif dan terus berkembang.

4.     Berani bertindak

Ketika kehilangan pekerjaan, Barnum berhasil mendapatkan pinjaman bank yang besar dengan menempatkan aset perusahaan sebagai jaminan. Barnum berhasil mengelabui bank karena sesungguhnya perusahaan itu sudah bangkrut.

Kemudian, ia menggunakan uang ini untuk membeli sebuah bangunan yang awalnya sebagai museum, sampai menjadi sirkus sukses.

Film ini menunjukkan bahwa Barnum tidak takut untuk 'berenang melawan arus' dan menjalankan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tapi tidak perlu mencontoh Barnum menipu bank ya. Tiru keberaniannya dalam mencoba peruntungan.

5.     Menjual diri

Barnum juga memiliki julukan the king of advertising. Baik dari kisah kehidupannya di realita maupun di film The Greatest Showman, kunci kesuksesan Barnum adalah self-promotion. Bahkan saat ini, self-promotion merupakan bagian yang vital untuk meraih karir yang sukses, apalagi di industri kreatif.

Barnum memperhatikan detil-detil poster mulai dari warna yang mencolok, huruf yang di-bold, dan pernyataan-pernyataan berani demi menarik calon audiens. Ketika diperlihatkan poster promosi yang cukup besar, Barnum bersikeras untuk membuatnya lima kali lebih besar.

Kepercayaan diri Barnum yang sangat tinggi membuatnya berani mengambil risiko dan menjadikan bisnis sirkusnya semakin lancar. Kepandaian Barnum dalam berbisnis juga mempengaruhi karir Jenny Lind. Perempuan tersebut merupakan penyanyi opera asal Swedia yang belum dikenal di pasar Amerika Serikat.

Berkat kepintaran Barnum, konser Lind berhasil menghadirkan 30.000 orang yang padahal belum pernah mendengar nama Jenny Lind. Film ini sesungguhnya benar-benar mendemonstrasikan pentingnya advertising dalam sebuah bisnis.

"without promotion, something terrible happens: nothing"

- Barnum.

6.     Jangan cepat puas dan angkuh

Pertunjukkan musik Jenny Lind mendapat kesuksesan yang sangat besar, terlebih penontonnya memang berasal dari kalangan kelas atas. Sayang, hal ini malah membuat Barnum menjadi orang yang sombong dan melupakan regu sirkusnya. Ia bahkan melupakan keluarganya demi bisa lebih terkenal dan sukses lewat pertunjukkannya bersama Jenny Lind.

Nahasnya, kesombongannya itu harus terhenti karena skandal yang menyangkut dirinya dengan Jenny Lind. Ia diberitakan di berbagai surat kabar bahwa menjalin hubungan spesial dengan Jenny Lind. Informasi ini pun sampai ke telinga istrinya. Kekecewaan tak bisa dibendung olehnya. Ia bersama anak-anaknya meinggalkan istana impiannya sejak kecil ke rumah orangtuanya.

Satu persatu keberhasilannya runtuh. Para pemain sirkusi mulai meninggalkan tempat sirkus karena Barnum cenderung memuja Lind dan tidak membutuhkan mereka. Masih basah luka yang ada, ia harus disiram cuka dengan menyaksikan tempat sirkusi miliknya dibakar massa.

Dari cerita ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa hidup terus berubah. Jangan sombong ketika di atas. Jangan pula rendah diri ketika di bawah. Selalu ingat bahwa keberhasilan yang diraih tidak pernah terlepas dari bantuan orang lain. Begitu pun dalam berbisnis, pencapaian perlu disertai dengan rasa syukur.

 Film ini, tidak hanya bercerita tentang cinta, keluarga, perjuangan tetapi juga kemarahan, persahabatan, dan diskriminasi. Film ini semakin epic ketika Philip Carlyle (Zac Efron) jatuh cinta dengan Anne Wheeler (Zendaya) namun mereka bisa bersama karena memiliki ras yang berbeda.

Sayangnya kisah itu cuma dieksplorasi sepintas lalu, menimbulkan kesan ‘agar-ada-saja’. Persis seperti karakter pemain sirkus lainnya, yang sebenarnya adalah simbol perbedaan yang ingin dirayakan film ini.

Namun tak satu pun dari mereka yang karakterisasinya digali lebih dalam daripada Barnum. Bahkan Keala Seatle yang membawakan ‘This is Me’ dengan apik, cuma jadi perempuan berjanggut belaka. Durasi 1 jam 45 menit tak cukup untuk mengeksplorasi karakter-karakter beragam itu kecuali cuma untuk menempatkan mereka sebagai penari latar.

Film ini juga bisa ditonton oleh semua orang karena tidak ada aspek yang tidak sopan dan sangat menghibur. Film musikal garapan sutradara Michael Gracey ini terbilang cukup sukses membawa larut para penontonnya ke dalam alur cerita yang dramatis. Penonton tidak susah untuk mengerti dan terhanyut dalam setiap adegan juga instrumen musik di dalam film ini.

Dalam film ini, 70-80% telah diceritakan melalui lagu. Film ini dimulai oleh Barnum, menampilkan aksinya di sirkus dengan menyanyi juga di akhir film. Lagu-lagu itu menarik dan enak didengarkan. Itu akan membuat pengamat menikmati filmnya dan ingin bernyanyi bersama. Ada banyak lagu yang akan diputar dalam film tersebut. Lagu-lagu tersebut diciptakan oleh Benj Pasek dan Justin Paul. Lagunya begitu luar biasa dan indah, lewat lagu-lagunya bisa dibayangkan ceritanya.

Suguhan koreografi dalam film The Greatest Showman ini juga disajikan dengan apik. Tampilan-tampilan unik dan colorful dari para karakter di dalam film menambah semarak jalannya cerita di film ini. Namun, jika kamu bukan termasuk tipe yang menyukai film musikal, mungkin kamu akan merasa bosan dengan film yang berdurasi 1 jam 45 menit ini.

The Greatest Showman memiliki beberapa adegan yang menggunakan efek CGI terlihat sedikit tidak nyata. Apalagi di adegan sirkus yang ada singa, gajah, dll. Tapi, tertutup kemasan epik film dari awal sampai akhir.

Akting dalam film tidak perlu diragukan lagi karena para pemerannya memiliki kualitas yang baik dalam industri film di Hollywood seperti Hugh Jackman, Zac Efron, Zendaya, dll. Chemistry masing-masing pemeran sangat baik terutama Zac Efron dan Zendaya dalam adegan ketika Zac mencoba membujuk Zendaya dan menyanyikan sebuah lagu bersama.

You May Also Like

1 komentar

  1. Merkur Situs Judi Slot Online & Judi Online Casino
    Bermain febcasino Slot Online, Agen Judi Bola, Judi Online Tepercaya, SBOBET, Live Casino, Judi Online Casino, deccasino Poker Online dan Togel Terpercaya di 인카지노 Indonesia.

    BalasHapus