Pemuda Berkarakter Nabi (Urgensi Implementasi Sifat Wajib Bagi Rasul)

by - November 01, 2020


Oktober tahun ini menjadi lebih istimewa. Pasalnya, kita tidak hanya memeringati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober yang menjadi tonggak sejarah urgensi pemuda dalam pendirian dan pembangunan negara, tetapi juga berdampingan dengan hari dilahirkannya baginda Nabi Muhammad SAW yang tahun ini tepat pada 29 Oktober atau sehari setelah peringatan Sumpah Pemuda.

Keduanya tidak sebatas dimaknai sebagai sebuah kebetulan semata. Lebih dari itu, keduanya memiliki irisan satu sama lain. Di satu sisi, ikrar Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting bagi perjalanan revolusi kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme. Sejarah mencatat, revolusi kemerdekaan berakar kuat dari munculnya kesadaran kebangsaan yang memuncak pada deklarasi Sumpah Pemuda yang secara simbolik menjadi penanda lahirnya Indonesia. Di sisi lain, maulid Nabi Muhammad merupakan peristiwa penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Kelahirannya membawa terang bagi dunia yang gelap gulita. Revolusioner dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.

Nabi Muhammad tidak hanya dikenal sebagai pembawa risalah Allah di muka bumi, tetapi juga keagungan karakternya menjadi alasan khalayak bumi berpusat kepadanya. Pondasi dirinya terdiri atas empat pilar, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fatonah.

Keempat karakter ini tentunya sudah kita ketahui bersama. Bagaimana tidak, sejak zaman kanak-kanak, kita dikenal oleh guru ngaji kita betapa mulianya empat sifat tersebut. Pertanyaannya, apakah keempat hal itu diimplementasikan saat kita mulai beranjak dewasa?

Fenomena lapangan menampar kita dengan nyata. Kesemrawutan negara mencerminkan ketidaksempurnaan akhlak orang banyak yang mengisinya. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi kita. Terlebih, pemimpin negara kita menginisiasi revolusi mental, yaitu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baju, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-menyala.

Dengan jelas poin pertama menyebutkan bahwa manusia yang baru adalah yang berhati putih. Hati yang putih berkaitan erat dengan kondisi spiritualitas yang mumpuni. Hal ini berkorelasi dengan sifat wajib bagi rasul yang telah disebutkan. Lantas, bagaimana pandangan Islam terkait hal ini?

1.     Shiddiq

Secara bahasa, shiddiq bermakna jujur atau benar. Satu kata mikro ini bermakna makro. Jujur adalah nilai abstrak, sumbernya hati, bukan pada omongannya. Kualitas imanlah yang mengantarkan seseorang menjadi jujur.

Mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Jujur mulai menjauhi sanubari khalayak. Kini, sifat kidzib (dusta) semarak dipelihara. Ketidakjujuran sudah meracuni manusia dalam berbagai lapisan, mulai dari lapisan anak-anak hinggal lanjut usia, dari masyarakat biasa hingga kalangan yang duduk di kursi penguasa.

Pemuda saat ini perlu menyoroti hal ini. Agar di masa mendatang tidak ada lagi koruptor-koruptor yang membunuh rakyat dan pemimpin-pemimpin yang berkhianat atas janji-janjinya semasa kampanye, karena orang-orang yang berbohong adalah orang-orang yang tidak beruntung di mata Allah.

وَلَا تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلۡسِنَتُكُمُ ٱلۡكَذِبَ هَٰذَا حَلَٰلٞ وَهَٰذَا حَرَامٞ لِّتَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا يُفۡلِحُونَ 

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” 

2.     Amanah

Rasul kita mendapat gelar Al-Amin. Gelar yang disematkan tidak hanya di-iya-kan ole humat Muslim, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat kala itu karena kejujurannya dalam berkehidupan, terutama berdagang.

Sebagai pemimpin masa depan, pemuda perlu memiliki sifat ini agar menjadi pemimpin yang ideal. Kekuatan sifat ini akan menjadikan seorang pemimpin selalu dipercaya pengikutnya. Kekuasaan yang dipangku tidak dijadikan sebagai pemuas nafsu belaka, tetapi menjadikannya sebagai media ibadah dan memberikan kemaslahatan bagi umat.

Allah pun menempatkan amanah sebagai kriteria dalam mencari pemimpin, termaktub dalam Q.S. Al-Qashash [28]: 26,

قَالَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسۡتَٔۡجِرۡهُۖ إِنَّ خَيۡرَ مَنِ ٱسۡتَٔۡجَرۡتَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡأَمِينُ 

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya"”

3.     Tabligh

Di tengah gempuran era digital, informasi yang menyebar banyak terkontaminasi hoax yang kerapkali memecah keutuhan bangsa. Pemuda saat ini yang juga dikenal sebagai generasi milenial memiliki peran aktif dalam penyemaian informasi-informas yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini merupakan implementatif dari karakter tablig.

Informasi salah di media sosial perlu ditekan dengan informasi-informasi yang sarat akan kebenaran dan nilai-nilai baik. Hal ini pun perlu didukung peran serta pemerintah yang berkuasa atas sistem ketersebaran informasi. Jangan menutup-nutupi kebenaran demi kepuasan pribadi. Perangai ini tentu dilaknat Allah SWT, sebagaimana firman-Nya,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَٱلۡهُدَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِي ٱلۡكِتَٰبِ أُوْلَٰٓئِكَ يَلۡعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلۡعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati,” (Q.S. Al-Baqarah: 159)

4.     Fathanah

Dengan karakter ini, Rasulullah berhasil memabngun karakter mulia melalui kecerdasan beliau dala mberpikir, berucap, dan bertindak. Selalu saja beliau, Rasulullah SAW memiliki ide cemerlang saat ditimpa kesulitan.

Kekuatan sifat Fathanah ini sangat dibutuhkan kapan saja dan dimana saja oleh pemuda. Pemuda senantiasa dihadapkan beragam masalah. Tentu saja permasalahan akan terhapus oleh solusi cerdas dan mencerdaskan. Sifat ini akan mempermudah pemuda dalam mengatur, mengurus, dan bahkan menetapkan keputusan dalam bertindak secara adil atas dasar pengetahuan yang benar.

يُؤۡتِي ٱلۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ 

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. Al-Baqarah: 269)

Itulah keempat pilar penting yang perlu dibangun dalam diri pemuda. Pemuda ideal masa kini adalah pemuda yang merefleksikan kepribadiannya kepada baginda Rasulullah SAW. Berintegritas dalam berucap dan bertindak, amanah dalam peran dan posisinya, terbuka dalam penyampaiannya dengan benar, dan cerdas dalam menyelesaikan persoalan.

You May Also Like

0 komentar