Pemuda Berkarakter Nabi (Urgensi Implementasi Sifat Wajib Bagi Rasul)
Oktober tahun ini menjadi lebih
istimewa. Pasalnya, kita tidak hanya memeringati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh
pada 28 Oktober yang menjadi tonggak sejarah urgensi pemuda dalam pendirian dan
pembangunan negara, tetapi juga berdampingan dengan hari dilahirkannya baginda
Nabi Muhammad SAW yang tahun ini tepat pada 29 Oktober atau sehari setelah
peringatan Sumpah Pemuda.
Keduanya tidak sebatas dimaknai
sebagai sebuah kebetulan semata. Lebih dari itu, keduanya memiliki irisan satu
sama lain. Di satu sisi, ikrar Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting bagi
perjalanan revolusi kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme. Sejarah mencatat,
revolusi kemerdekaan berakar kuat dari munculnya kesadaran kebangsaan yang
memuncak pada deklarasi Sumpah Pemuda yang secara simbolik menjadi penanda
lahirnya Indonesia. Di sisi lain, maulid Nabi Muhammad merupakan peristiwa
penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Kelahirannya membawa terang bagi
dunia yang gelap gulita. Revolusioner dari zaman jahiliyah menuju zaman
islamiyah.
Nabi Muhammad tidak hanya dikenal
sebagai pembawa risalah Allah di muka bumi, tetapi juga keagungan karakternya
menjadi alasan khalayak bumi berpusat kepadanya. Pondasi dirinya terdiri atas
empat pilar, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fatonah.
Keempat karakter ini tentunya
sudah kita ketahui bersama. Bagaimana tidak, sejak zaman kanak-kanak, kita
dikenal oleh guru ngaji kita betapa mulianya empat sifat tersebut.
Pertanyaannya, apakah keempat hal itu diimplementasikan saat kita mulai
beranjak dewasa?
Fenomena lapangan menampar kita
dengan nyata. Kesemrawutan negara mencerminkan ketidaksempurnaan akhlak orang
banyak yang mengisinya. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi kita.
Terlebih, pemimpin negara kita menginisiasi revolusi mental, yaitu gerakan
untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati
putih, berkemauan baju, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang
menyala-menyala.
Dengan jelas poin pertama menyebutkan bahwa manusia yang baru adalah yang berhati putih. Hati yang putih berkaitan erat dengan kondisi spiritualitas yang mumpuni. Hal ini berkorelasi dengan sifat wajib bagi rasul yang telah disebutkan. Lantas, bagaimana pandangan Islam terkait hal ini?
1.
Shiddiq
Secara bahasa, shiddiq
bermakna jujur atau benar. Satu kata mikro ini bermakna makro. Jujur adalah
nilai abstrak, sumbernya hati, bukan pada omongannya. Kualitas imanlah yang
mengantarkan seseorang menjadi jujur.
Mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Jujur mulai
menjauhi sanubari khalayak. Kini, sifat kidzib
(dusta) semarak dipelihara. Ketidakjujuran sudah meracuni manusia dalam
berbagai lapisan, mulai dari lapisan anak-anak hinggal lanjut usia, dari
masyarakat biasa hingga kalangan yang duduk di kursi penguasa.
Pemuda saat ini perlu menyoroti hal ini. Agar di masa
mendatang tidak ada lagi koruptor-koruptor yang membunuh rakyat dan
pemimpin-pemimpin yang berkhianat atas janji-janjinya semasa kampanye, karena
orang-orang yang berbohong adalah orang-orang yang tidak beruntung di mata
Allah.
وَلَا
تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلۡسِنَتُكُمُ ٱلۡكَذِبَ هَٰذَا حَلَٰلٞ وَهَٰذَا
حَرَامٞ لِّتَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡتَرُونَ
عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا يُفۡلِحُونَ
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.”
2.
Amanah
Rasul kita mendapat gelar Al-Amin. Gelar yang disematkan tidak hanya di-iya-kan ole humat
Muslim, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat kala itu karena kejujurannya
dalam berkehidupan, terutama berdagang.
Sebagai pemimpin masa depan, pemuda perlu memiliki
sifat ini agar menjadi pemimpin yang ideal. Kekuatan sifat ini akan menjadikan
seorang pemimpin selalu dipercaya pengikutnya. Kekuasaan yang dipangku tidak
dijadikan sebagai pemuas nafsu belaka, tetapi menjadikannya sebagai media
ibadah dan memberikan kemaslahatan bagi umat.
Allah pun menempatkan amanah sebagai kriteria dalam
mencari pemimpin, termaktub dalam Q.S. Al-Qashash [28]: 26,
قَالَتۡ
إِحۡدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسۡتَٔۡجِرۡهُۖ إِنَّ خَيۡرَ مَنِ ٱسۡتَٔۡجَرۡتَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡأَمِينُ
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya"”
3.
Tabligh
Di tengah gempuran era digital, informasi yang
menyebar banyak terkontaminasi hoax yang kerapkali memecah keutuhan bangsa.
Pemuda saat ini yang juga dikenal sebagai generasi milenial memiliki peran
aktif dalam penyemaian informasi-informas yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini merupakan implementatif dari karakter tablig.
Informasi salah di media sosial perlu ditekan dengan
informasi-informasi yang sarat akan kebenaran dan nilai-nilai baik. Hal ini pun
perlu didukung peran serta pemerintah yang berkuasa atas sistem ketersebaran
informasi. Jangan menutup-nutupi kebenaran demi kepuasan pribadi. Perangai ini
tentu dilaknat Allah SWT, sebagaimana firman-Nya,
إِنَّ
ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَٱلۡهُدَىٰ مِنۢ
بَعۡدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِي ٱلۡكِتَٰبِ أُوْلَٰٓئِكَ يَلۡعَنُهُمُ
ٱللَّهُ وَيَلۡعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati,” (Q.S. Al-Baqarah: 159)
4.
Fathanah
Dengan karakter ini, Rasulullah berhasil memabngun
karakter mulia melalui kecerdasan beliau dala mberpikir, berucap, dan
bertindak. Selalu saja beliau, Rasulullah SAW memiliki ide cemerlang saat
ditimpa kesulitan.
Kekuatan sifat Fathanah
ini sangat dibutuhkan kapan saja dan dimana saja oleh pemuda. Pemuda senantiasa
dihadapkan beragam masalah. Tentu saja permasalahan akan terhapus oleh solusi
cerdas dan mencerdaskan. Sifat ini akan mempermudah pemuda dalam mengatur,
mengurus, dan bahkan menetapkan keputusan dalam bertindak secara adil atas
dasar pengetahuan yang benar.
يُؤۡتِي
ٱلۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ
وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. Al-Baqarah: 269)
Itulah keempat pilar penting yang
perlu dibangun dalam diri pemuda. Pemuda ideal masa kini adalah pemuda yang
merefleksikan kepribadiannya kepada baginda Rasulullah SAW. Berintegritas dalam
berucap dan bertindak, amanah dalam peran dan posisinya, terbuka dalam
penyampaiannya dengan benar, dan cerdas dalam menyelesaikan persoalan.
0 komentar