• Beranda
  • Artikel dan Esai
  • Akademik
    • Beasiswa dan Kepemudaan
    • Tugas Kuliah
    • Soon
  • Puisi
  • Cerpen
  • Pidato
  • Jajan Yuk!
  • Excel
instagram facebook youtube Google+ bloglovin Email

Aksara Fauzi

"Aku hadir saat mata terpejam..."

IDI Bali Soroti Stok APD Tim Medis yang Kian Menipis
Sumber Gambar: Radar Bali

Halo, apa kabar pejuang Corona?
Aku tahu, kabarmu saat ini sedang tidak baik-baik saja
Semoga kamu selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa
Doaku selalu kupanjatkan, meskipun kamu tidak kenal aku sebelumnya

Akhir-akhir ini jalanan sedang menanjak
Ada yang berhenti, ada pula yang beranjak
Aku salut kepadamu yang merelakan untuk pergi dari rumah
Sedia menjadi garda terdepan yang tak kenal lelah

Peluh terus berjatuhan, namun tidak dengan semangat
Semua dikorbankan hingga tumbang merelakan hayat
Aku tau, kamu pun ingin seperti yang lain
Menghabiskan waktu bersama orang rumah untuk bermain

Terima kasih atas kecekatan yang selalu siap siaga
Memastikan masyarakat positif corona bisa sehat seperti semula
Terima kasih atas ketulusan yang selalu didedikasikan
Tak kenal kasta untuk menyelamatkan

Saat pemerintah memberlakukan segala hal dari rumah
Kamu membaktikan jiwa dan raga ke berbagai daerah
Saat masyarakat melakukan isolasi diri
Kamu tak segan untuk berinteraksi dengan mereka yang terinfeksi

Ketika orang-orang pusing dengan bisnis yang mengalami kerugian
Kamu justru memutar otak agar solusi bisa segera didapatkan
Ketika orang-orang duduk santai menyepelekan wabah
Kamu bekerja penuh sungguh walau raga mulai melemah

Ketika kami sibuk mencari kegiatan untuk mengisi waktu luang
Kamu justru sibuk menyelamatkan banyak orang 
Ketika kami berkeluh kesah karena kegiatan belajar perlu banyak kuota
Kamu justru terus memaksimalkan bekerja meminimalkan kata

Terima kasih tenaga kesehatan atas pengorbanan bagi ibu pertiwi
Meski menjalaninya harus menyetapaki banyak duri
Walaupun peralatan kesehatan yang ada begitu terbatas
Namun keikhlasan dalam melayani tak kenal batas

Terima kasih tenaga kesehatan atas kesabaran dalam penanganan
Sedangkan kami terus mengkambinghitamkan permasalahan
Mencari-cari kesalahan antar kubu lawan
Sedangkan kalian terus tersenyum meski seringkali tak dihiraukan

Terima kasih tenaga kesehatan yang mengerahkan seluruh tenaga
Tiada lelah kau mengabdi pada bangsa
Bekerja penuh penat
Namun sadar, didalamnya penuh berkat
Kerja sekerat-kerat, pahala penuh sendat

Terima kasih…
Sebenarnya, kalimat itu tak cukup
Namun, memang tak ada yang mampu mencukupi

Pejuang Corona, kalianlah pahlawan tanpa lencana
Namamu akan abadi dalam aksara
Meski raga telah tiada

#30Maret2020

Versi video: https://www.instagram.com/tv/B-ZcnbjJ5hAOVjD5KxEo7GZbkUyObflfrowZq80/?igshid=1ac1y6e668qv
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Pendanaan menjadi hal penting bagi mahasiswa tingkat akhir. Tak bisa dielakkan, tanpa pendanaan yang cukup, ide brilian untuk tugas akhir bisa sia-sia begitu saja. Beragam cara dilakukan untuk memenuhinya, seperti dengan bekerja paruh waktu, mencari beasiswa, dan cara terakhir adalah tetap bergantung kepada orang tua. Salah satu yang memungkinkan dan tidak memberatkan adalah dengan beasiswa. Nah, beasiswa yang membantu untuk tugas akhir, salah satunya adalah Beasiswa Mizan.

Program Beasiswa Mizan kembali hadir pada tahun 2020 ini untuk menyokong semangat kreativitas dan kualitas berkarya para calon cendekia Indonesia. Beasiswa ini diperuntukan bagi para mahasiswa S1, S2, serta S3 yang tengah menyelesaikan studi akhirnya berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Yuk baca ketentuannya dengan seksama!

TEMA PENELITIAN

Penelitian karya akhir (skripsi, tesis, atau disertasi) harus bertemakan STUDI KEISLAMAN, ditinjau dari berbagai aspeknya (ajaran, teks filsafat, sosial, politik, ekonomi, budaya, sejarah, teknologi, sains dan lain-lain).

KETENTUAN UMUM:
  1. Diperuntukkan bagi mahasiswa yang tengah menyelesaikan studi akhir penulisan: skripsi, tesis, atau disertasi.
  2. Peserta mengisi data diri secara online lalu mengirimkan print out proposal skripsi, tesis, atau disertasi yang telah disetujui dan direkomendasikan oleh pembimbing atau dekan fakultas (direktur program pascasarjana).
  3. Dewan Redaksi Mizan akan melakukan seleksi awal, dan kemudian proposal terpilih akan dinilai oleh Dewan Juri.
  4. Proposal diterima paling lambat 31 Maret 2020. 
PERSYARATAN ADMINISTRATIF
  1. Warga Negara Indonesia.
  2. Sedang melakukan penelitian untuk studi akhir.
  3. Mengirimkan proposal penelitian.
  4. Memiliki IPK minimum 2.75 untuk mahasiswa program S1 dan 3.0 untuk mahasiswa program S2 dan S3 yang ditunjukkan dengan transkip nilai terakhir.
  5. Menyertakan surat rekomendasi dari Dekan untuk mahasiswa program S1 dan Direktur Pascasarjana untuk mahasiswa program S2 dan S3.
  6. Belum pernah mendapatkan beasiswa Mizan sebelumnya.
  7. Proposal yang masuk menjadi milik panitia dan tidak dikembalikan.

BERKAS DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN
  1. Proposal penelitian
  2. 1 foto copy Kartu Tanda Mahasiswa.
  3. 1 foto copy Kartu Tanda Penduduk.
  4. 1 foto diri ukuran 3X4 berwarna.
  5. 1 foto copy Transkrip Nilai Terakhir.
  6. Daftar riwayat hidup (Unduh).
  7. Bagi mahasiswa S1 melampirkan surat keterangan rekomendasi dari pembimbing atau Dekan, sedangkan untuk mahasiswa program S2 dan S3 melampirkan surat rekomendasi dari Direktur Pascasarjana. *) Tidak ada format khusus untuk surat rekomendasi. Asalkan Surat Rekomendasi tersebut dikeluarkan oleh kampus disertai dengan tanda tangan dan cap kampus.
  8. Surat kesediaan mengikuti beasiswa (Unduh).

CARA MENDAFTAR
  1. Mengisi data diri secara online : https://www.mizan.com/beasiswa2020/
  2. Mengirimkan via Pos hasil karya peserta dalam bentuk print out ke Panitia Beasiswa Mizan:
          Mizan Publika
          Gd. Cibis Nine Lt. 12 Unit G-2
          Jl. TB. Simatupang No. 2
          Cilandak Timur, Pasar Minggu
          Jakarta Selatan 12560

BATAS PENGUMPULAN DAN PENGUMUMAN LOLOS

Pengumpulan berkas dokumen paling lambat 31 Maret 2020.
Pengumuman penerima Beasiswa Mizan akan dilakukan paling lambat Bulan Mei 2020.

INFORMASI LEBIH LANJUT

FAQ Beasiswa Mizan : https://www.mizan.com/faq-beasiswa-mizan/
e-mail : publicrelation@mizan.com
Media sosial : mizandotcom (Instagram)
Selamat berikhtiar!
Never stop trying. Never stop believing. Never give up. Your day will come. GOOD LUCK!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Image result for black and white
Sumber gambar: Pinterest


Akan tiba saatnya satu ikat menjadi dua terurai
Akan tiba masanya menjejaki dimensi yang berbeda
Akan tiba waktunya gembira karena anak cucu
Akan tiba kalanya meringis sebab sanak saudara

“Kullu Nafsin Dza Iqotul Maut”
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati
Tuhan peringati makhluk bumi dengan firman-Nya
Siap tak siap, ruh manusia akan bersua di pelataran rumah-Nya
Entah dengan suguhan hidangan yang nikmat
Atau pengabaian yang teramat hina

Sejenak pikiran tergopoh
Butir-butir pertanyaan berkeliaran
“Apakah aku siap menyatu dengan bumi?
Apakah aku cukup bekal untuk berkunjung ke dimensi abstrak?
Apakah Tuhan akan menunggu dengan tangan terbuka untuk mendekapku?”
Segala persoalan membisukan sekujur tubuh

Bukan seberapa banyak pahala yang telah ku kumpulkan
Setumpuk dosa yang membukit selalu menjadi buah bibir antara hati dan pikiran
Teguran-teguran Yang Maha Kuasa sering kubaca dalam lembaran ayat
Iya, hanya sekadar membaca, bukan berkaca

Termenung, sesekali menelusuri diri
Kian dalam, kian menyadari
Tak ada sekat antara aku dan iblis
Penghimpun dosa yang ulung
Larangan-Nya menjadi kelaziman di setiap harinya
Sedari mentari menyibakkan ketangguhannya hinga munculnya bulan menampilkan ketenangannya, segala kehinaan habis kusetapaki
Dosa kepada diri, handai taulan, tetangga, semua kuraup
Lantas, masihkah pantas kucium aroma surga?

Ya Allah,
Kusadari, dosa-dosa yang kuhimpun tak pantas kutampilkan di hadapan-Mu
Namun, tak ingin aku sampai hilang harapan
Jangan lepaskan aku dalam tuntunanmu
Kuatkan jiwaku mendobrak nafsu setan
Kuatkan ragaku menjalani beragam kebaikan
Jika tiba saatnya,
Jenguk aku di pusara dengan sentuhan ridho-Mu
#1November2019

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Image result for kitab islam vector
Sumber Gambar: all-free-download.com

Sesuatu yang berkaitan dengan keislaman tentunya haruslah berkaitan erat dengan dalil-dalil yang termaktub dalam Al-Quran dan Hadist. Landasan utama dalam kehidupan beragama tersebut haruslah dijadikan pedoman bagi semua muslim agar tidak terjadi penyelewengan dalam kehidupan. Hal tersebut pun berlaku dalam dunia dakwah.

Dakwah dan Islam adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kehadiran Islam tanpa disebarluaskan melalui proses dakwah tidak akan tersebut ke seluruh pelosok negeri di dunia. Kewajiban untuk berdakwah telah tertulis dengan jelas dalam Al-Quran. Banyak dari kita mungkin sudah hapal dalil-dalil tersebut. Namun, apakah kalian mengetahui bahwa hadist pun berbicara tentang dakwah ini? Nah, untuk menambah khazanah keislaman, penulis hendak memaparkan hadist-hadist yang berhubungan dengan dakwah. Penulis akan mengklasifikasikan hadist-hadist tersebut berdasarkan unsur-unsur dalam dakwah, berikut penjelasannya,

1. Pelaku Dakwah (Dai)


“Dari Abdullah ibn Amr bahwa Nabi saw. bersabda, "Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat. Ceritakanlah apa yang telah aku beritahukan mengenai Bani Israil karena demikian itu tidak berdosa. Barang siapa sengaja berdusta tentang aku, kelak tempatnya di neraka." (H.R. Al-Bukhari no. 3202)

Hadis ini menjelaskan tentang perintah Rasulullah saw. kepada umatnya untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau. Kata “ولواية” menunjukkan bahwa dakwah dilakukan menurut kemampuan masing-masing. Meskipun hanya satu ayat (sedikit ajaran Islam) yang kita terima, kita mempunyai kewajiban untuk menyampaikannya kepada orang lain.

Dakwah dalam Islam merupakan tugas yang sangat mulia, yang juga merupakan tugas para nabi dan rasul, juga merupakan tanggung jawab setiap muslim. Dakwah bukanlah pekerjaan yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan, juga tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Seorang dai harus mempunyai persiapan-persiapan yang matang baik dari segi keilmuan atau pun dari segi budi pekerti. 

Hendaknya perhatian seorang dai bergeser dari hal-hal yang bersifat furu’ dan juz’i kepada hal-hal yang bersifat ushul (pokok) dan kulli, dari hal-hal yang nafilah (sunnah) kepada yang bersifat fardu, dari perkara yang diperselisihkan kepada perkara yang disepakati, dari amalan anggota tubuh kepada amalan hati, dari sesuatu yang bersifat ekstrim kepada moderat, dari yang menyulitkan kepada yang memudahkan dan menggembirakan, dan “dari-dari” yang lainnya menuju sesuatu yang lebih baik.

Dalam berdakwah, seorang dai hanya dituntut untuk dapat menyampaikan kebenaran kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa harus membedakan status atau strata sosial sesuai dengan firman Allah “Dan tiada bagimu hanya untuk menyampaikan”. Apa pun hasil dari dakwah, sepenuhnya merupakan hak Allah, Allah-lah yang akhirnya akan menentukan siapa yang dibukakan hatinya untuk melihat kebenaran sehingga ia termasuk orang yang diberikan petunjuk (hidayah), dan siapa yang dikunci dan ditutup hatinya dari kebenaran sehingga ia termasuk orang yang tersesat.

Dari paparan di atas, bisa dipahami betapa beratnya tugas yang diemban oleh para dai, mereka tidak hanya dituntut untuk mengemas dakwahnya lebih menarik, tetapi juga dituntut menjadi teladan atas apa yang didakwahkannya. Dengan demikian, sudah seharusnya terdapat keselarasan antara ucapan dan tindakan dai di dalam melakukan dakwahnya.

2. Objek Dakwah (Mad'u) 

Objek dakwah haruslah diajak kepada pengagungan Allah atau menuju Al-Islam. Karena Islam bersifat universal, objek dakwah pun adalah manusia secara universal. Hal ini didasarkan juga kepada misi Nabi Muhammad saw. yang diutus oleh Allahs swt. mendakwahkan Islam kepada segenap umat manusia. Dengan kata lain, objek dakwah adalah manusia sebagai penerima dakwah, baik individu maupun kelompok, bahkan umat Islam maupun bukan, atau manusia secara keseluruhan.

Dakwah kepada manusia yang belum beragama Islam adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid dan beriman kepada Allah, sedangkan dakwah kepada manusia yang beragam Islam adalah untuk meningkatkan kualitas iman, Islam, dan Ihsan.

Dalam Hadist yang marfu’ diriwayatkan bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Saya diperintahkan untuk berbicara (berdakwah) kepada manusia sesuai dengan kadar pemahaman mereka.”

Oleh karena itu, seorang dai harus tahu psikologis objek dakwah sebelum berdakwah. Agar dakwah bisa dilakukan dengan secara efisien, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan, maka sudah waktunya dibuat dan disusun stratifikasi sasaran. Mungkin berdasarkan tingkat usia; tingkat pendidikan dan pengetahuan; tingkat sosial ekonomi dan pekerjaan; berdasarkan tempat tinggal; dan lain sebagainya.
Dakwah hendaknya disampaikan pada setiap kaum sesuai dengan kemampuan dan level mereka, serta dengan metode yang sesuai dengan mereka, dengan bahasa yang mampu dicerna oleh otak mereka. Janganlah seorang Dai berbicara kepada orang yang diajak ke dalam dakwah dengan bahasa yang sebenarnya bukan bahasa mereka.

Inilah apa yang dikatakan Sayyidina Ali, “Bicaralah pada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui, dan tinggalkanlah apa yang mereka ingkari, adakah kalian menginginkan mereka mendustakan Allah dan Rasulnya.”

Rasul pun memerintahkan kita untuk menyampaikan berita dengan mudah dan jangan sampai menyulitkan pemahaman orang lain apalagi sampai terjadinya makna ganda (ambigu).

وقال النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم وهو يبعث الناس: (يَسُرُّوا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا مَعَسِّرِيْنَ)
 (رواه مسلم)

“Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.”

Adapun menurut Muhammad Abdu mad’u dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
  1. Golongan cerdik cendekia yang cinta pada kebenaran, dapat berpikir secara kritis, dan dapat cepat menangkap persoalan.
  2. Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.
  3. Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.
3. (Menyebarkan) Pesan Dakwah


(مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم 

“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya”

Memahami Hadist Nabi di atas, erat hubungannya dengan pendakwah (dai). Sejatinya, seorang dai bertugas untuk menunjukkan suatu kebaikan kepada khalayak sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist. Oleh karena itu, setiap pesan dakwah yang diberikan haruslah maslahat dan dapat dengan mudah dipahami orang banyak.

Pada prinsipnya, pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Quran dan Hadist. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua, yaitu pesan utama (Al-Quran dan Hadist) dan pesan tambahan atau penunjang (selain Al-Quran dan Hadist ). Pesan dakwah berisi semua bahan atau mata pelajaran yang berisi tentang pelajaran agama yang akan disampaikan oleh dai kepada mad’u dalam suatu aktivitas dakwah agar mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Rasul telah bersabda:

“Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman”

Semua muslim harus berani berdiri di garda terdepan dalam pembasmian kemunkaran dan menggalakan kema’rufan, terutama dai. Jangan sampai seorang dai malah diam membisu saat kemunkaran merajalela. Karena jika kita melihat kemunkaran di depan mata kita namun hanya diam saja padahal kita mampu untuk menghentikan kemunkaran tersebut, maka Allah tidak hanya akan menghukum yang berbuat kemunkaran saja, namun juga orang sekelilingnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُعَذِّبُ الْعَامَّةَ بِعَمَلِ الْخَاصَّةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُونَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوهُ فَلَا يُنْكِرُوهُ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَذَّبَ اللَّهُ الْخَاصَّةَ وَالْعَامَّةَ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab orang-orang secara keseluruhan akibat perbuatan mungkar yang dilakukan oleh seseorang, kecuali mereka melihat kemungkaran itu di depannya, dan mereka sanggup menolaknya, akan tetapi mereka tidak menolaknya. Apabila mereka melakukannya, niscaya Allah akan mengadzab orang yang melakukan kemungkaran tadi dan semua orang secara menyeluruh.” (H.R. Imam Ahmad)

Padahal memberikan petunjuk kepada orang lain, Allah akan memberikan penghargaan yang setimpal atau bahkan lebih, sebagaimana sabda Nabi saw.:


“Ajaklah mereka memeluk Islam dan beritahu mereka apa-apa yang diwajibkan atas mereka yang berupa hak Allah di dalamnya. Demi Allah, Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran engkau, adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unta merah” (H.R. Imam Bukhari)

Jadi, karena dakwah merupakan perbuatan terbaik dan pelakunya akan dibalas dengan balasan yang besar. Maka dengan segera kita harus seperti Rasulullah yang selalu tetap tegar dalam dakwah, walau diganggu, dipersulit dan meskipun akan dibunuh tidaklah hal itu menghalangi beliau dalam berdakwah demi tegaknya agama Islam.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sumber gambar: Kompas.com

Atmosfer kehidupan bersosial masyarakat Indonesia menjadi kurang enak setelah Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan adanya dua orang di Indonesia yang positif terjangkit virus corona pada Senin, 2 Maret 2020. Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif dan akhirnya sembuh. Virus yang telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai pandemi ini membuat kalang kabut kehidupan masyarakat. Ketidaksiapan vaksin dan ketidaklengkapan peralatan kesehatan menjadikan virus ini menjamur ke berbagai daerah. Tercatat hingga 15 Maret 2020, pasien positif virus corona di Indonesia menjadi 117 kasus.

Upaya preventif pun gencar dilakukan pemerintah, khususnya instansi kesehatan. Bergotong royong mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 dengan masifnya sosialisasi untuk mencuci tangan dan menjaga kesehatan dengan rajin olahraga serta menjaga pola makan. Selain dari itu, sudah ramai di media sosial lokal maupun internasional 'social distancing' untuk menekan eskalasi korban virus corona. Secara kebahasaan, social distancing berarti memberikan jarak dalam kehidupan bersosial. Langkah ini dianggap salah satu cara paling sederhana dan cukup efektif untuk mencegah penyebaran penyakit COVID-19. Mengapa begitu?

Seperti yang diketahui bahwa droplet atau percikan air liur adalah perantara penyebaran Covid-19. Jadi, jika seseorang yang terinfeksi virus ini kemudian tidak sengaja batuk atau bersin tanpa menutup mulutnya, maka droplet akan jatuh pada permukaan yang ada di dekatnya.

Saat ada orang lain yang tidak terinfeksi memegang permukaan tersebut, lalu menyentuh mulut, hidung atau matanya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, maka ia berisiko tinggi ikut tertular. Inilah yang membuat angka penularan penyakit ini naik drastis dalam waktu singkat.

Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya terinfeksi, lalu pergi ke berbagai lokasi untuk memenuhi teman dan kerabatnya. Akibatnya, penyebaran virus ini semakin luas. Apalagi, virus ini sudah bisa menular ke orang lain, meskipun orang-orang yang terinfeksi tidak merasakan gejala yang berat. Mereka bisa saja merasa sehat dan hanya sedikit bersin-bersin atau flu, namun ternyata sudah terinfeksi COVID-19.

Social distancing yang dalam praktiknya adalah tindakan untuk sebisa mungkin berdiam diri di rumah, menjauh dari keramaian, dan tidak bepergian apabila memang tidak diperlukan. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona adalah sebagai berikut,

1. Saling jaga jarak
Menuru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus corona bisa menyebar dalam radius sekitar 1,8 meter dari orang yang terinfeksi. WHO sendiri menyarankan individu saling menjaga jarak minimal satu meter.

2. Ganti kebiasaan jabat tangan
Hal ini adalah upaya untuk meminimalisir risiko tertular dari tangan yang kotor. Adapun alternatif yang bisa dilakukan saat bertemu orang adalah dengan lambaian tangan atau menundukkan kepala sebagai ungkapan salam.

3. Hindari keramaian
Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi intensitas mengunjungi tempat ramai seperti mall, pasar, restoran, tempat wisata, hingga sekolah atau lembaga pendidikan.  Beruntungnya banyak lembaga pendidikan sudah memberlakukan pembelajaran secara daring (e-learning) bagi siswanya dengan kurun waktu 14 hari dan bahkan hingga akhir semester. Bayangkan jika orang yang terinfeksi itu masih tetap masuk kerja, sekolah, datang ke seminar, atau konser musik. Meski awalnya yang terinfeksi hanya satu orang, namun setelah menyebar, bisa saja ribuan orang lainnya yang berada di tempat tersebut, juga terinfeksi.

Memperlambat laju penyebaran virus juga penting agar orang yang sakit, tidak terinfeksi secara bersamaan. Tentu, akan jauh lebih mudah mengobati 4 orang yang terinfeksi dibandingkan dengan 1.000 orang sakit secara bersamaan.

Dengan demikian, social distancing secara tidak langsung mampu membantu rumah sakit, laboratorium, maupun dokter dan tenaga medis lainnya agar tidak kewalahan menangani jumlah pasien COVID-19 yang melebihi kapasitas dan kemampuan daerah tersebut. Sehingga, semua pasien yang sakit bisa mendapatkan perawatan yang optimal.

Referensi: sehatq.com dan detikHealth.com
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Kiriman Lampau

Siapakah Aksa?

Siapakah Aksa?
Aku adalah apa yang kamu baca dan dengar

Ikuti dan Tanya Aku!

  • instagram
  • facebook
  • youtube
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Apa aja yang banyak dicari?

  • [Syarhil] Akhlak Rasulullah sebagai Kunci Perbaikan Dekadensi Moral
    Ilustrasi Assalamualaikum wr.wb. Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Qur’an yang berbahagia, serta ha...
  • Dollar menjadi Raja
    “Waduh! Sembako mahal!” “BBM naik!” “Kemana pemerintah? Kok bahan-bahan pokok jadi mahal!” Itulah beberapa pernyataan yang terlo...
  • Disiplin, Apakah perlu?
    Saat mendengar kata “Disiplin” maka pikiran yang terlintas di benak kita adalah suatu beban atau suatu tanggung jawab yang ...
  • Beasiswa PPA 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    Assalamualaikum! Hallo! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.. Berjumpa lagi dengan Aksa di tahun yang berbeda tapi kabar yang sama...
  • [Story Telling] Malin Kundang (+Video)
    Once upon a time, there was a poor boy named Malin Kundang. He lived with his old mother in West Sumatera. He was very nice boy but he...
  • Mengenal Pilar Budaya Cianjur
    Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur...
  • Ruksakna Iman jeung Alam (Bahasa Sunda)
    Sumber: ISNET Dina surat Ar-Rum ayat 40 deugika 42, Alloh negeskeun ka manusa, yén ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakeun rejeki’ ajan...
  • Best Position Paper Asia World MUN III (Committee OIC)
    Topic : “Discussing the Roles of Member States and the OIC in Response to the Ongoing Refugee Crisis” Commit...
  • [PUISI] Tangis (W.S. Rendra)
    Tangis Karya: W.S. Rendra Ke mana larinya anak tercinta Yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! Ia la...
  • Cyberbullying, Tren Generasi Milenial Indonesia
    Source: iam1n4.com Perbincangan mengenai bullying kembali mencuat ke permukaan. Masalah kolot yang biasanya terjadi di sekolah ini b...

Postingan Terbaru!!

Ada Apa Aja?

  • Artikel dan Essai
  • Beasiswa dan Kepemudaan
  • Cerpen
  • Excel
  • Pidato
  • Puisi
  • Tugas Kuliah

Garis Waktu

  • Desember 2023 (1)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2021 (3)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (6)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (3)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (5)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (5)
  • November 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Juni 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (2)
  • Desember 2018 (6)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (10)
  • September 2018 (5)
  • Agustus 2018 (6)
  • Juli 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Desember 2015 (8)
  • Juli 2015 (1)
  • April 2015 (1)
  • Maret 2015 (9)

Created with by Aksara Fauzi | Helped by Someone