• Beranda
  • Artikel dan Esai
  • Akademik
    • Beasiswa dan Kepemudaan
    • Tugas Kuliah
    • Soon
  • Puisi
  • Cerpen
  • Pidato
  • #Berani Merasa
  • Excel
instagram facebook youtube Google+ bloglovin Email

Aksara Fauzi

"Aku hadir saat mata terpejam..."

12 Ilustrasi yang Menggambarkan Perasaan Si Pejuang LDR
Sumber Gambar: POPBELA.com


Komunikasi yang efektif dengan wawasan luas, salah satu kunci kelanggengan hubungan. Bener gak?
Lalu, seperti apa sih komunikasi yang efektif itu? Nah, aku mengutip dari A. Devito mengenai ciri komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu:

1. Keterbukaan

Ini bukan berarti bahwa pasangan kalian harus dengan segera membukakan semua 'tetek bengek' kehidupannya kepada kalian. Memang ini mungkin menarik, tetapi jika dipaksakan malah membuat hubungan menjadi rumit dan berujung perpisahan.

Hal tersebut harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aibmu tak perlu diumbar kepada pasanganmu. Bahkan yang sudah terikat cincin saja masih ada kemungkinan untuk mengumbar.

Ingat hukum newton? Aksi-reaksi. Itu sangat penting. Jika disuguhkan pertanyaan/ stimulus percakapan, jangan diam, tidak kritis, dan tidak tanggap. Hal itu sangat menjemukan. Sebisa mungkin untuk menjawabnya.

Tentu jawaban tersebut tidak serta merta datang begitu saja. Aspek tersebut dipengaruhi Frame of refference dan Field of experience. Wawasan pendidikan dan pengalaman menjadi pendukung. Dari sekarang, yuk tingkatkan observasi. Memahami dia, fenomena, dan tentunya diri sendiri.

2. Empati

Aspek ini berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami pasanganmu pada suatu tertentu, dari sudut pandang pasanganmu, melalui kacamata pasanganmu. Sederhananya, memosisikan diri kamu menjadi dirinya. Hal ini tidak mudah, terlebih untuk kalian yang 'kurang peka'. Maka dari itu, intensitas komunikasi bisa membuka pintu kepekaan yang tertutup. 

Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman pasangan, perasaan dan sikap pasangan, serta harapan dan keinginan pasangan untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunkasikan empati, baik verbal maupun non-verbal. 

Nah, ini menarik. Gak semua komunikasi diungkapkan dengan lisan, ada juga mereka yang memang lebih senang dengan pembuktian dalam wujud benda atau perbuatan. Contohnya, kalo doi sakit, langsung diantar ke dokter, dibelikan makanan yang diinginkan. Intinya yg bikin mood naik deh. Ya itu balik ke kesanggupan masing-masing. Jika secara finansial mampu, bisa penuhi keinginan pasangan. Jika tidak, dengan intens menanyakan kabar dan mau menjadi telinganya pun sudah baik. Asalkan ada usaha ya.

3. Dukungan

Hubungan kalian akan langgeng jika saling mendukung satu sama lain. Sikap mendukung ini ditunjukkan dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik. Intinya tulus dan tahu waktu dan tempat. Ingat, dukungan di sini dalam jalan yang positif ya. Jika pasanganmu melakukan kesalahan, ingatkan. Jangan segan.

Biasanya, ga sedikit pasangan yang memang ingin mendapatkan dukungan pertama dari pasangannya sendiri. Maka dari itu, jika kalian rutin komunikasi, tentu akan tahu agenda keseharian dan yang akan datang si pasangan. Jangan sampai kalah oleh orang lain. Jangan lengah. Jika tak sempat dan terdahului, segera meminta maaf dan menjabarkan alasan dari keterlambatan itu. Setidaknya kamu sudah berusaha, bukan?

4. Rasa positif

Perasaan positif dalam diri turut mendorong pasangan untuk aktif berpartisipasi dan menciptakan suasana komunikasi yang kondusif. Mood baikmu menentukan apa yang akan keluar dari bibirmu. Sebagus apapun rangkaian dalam otak, jika hatimu sedang tak ingin, malah justru keluar percakapan yang tak diharapkan. Hal ini berimbas kepada pasanganmu sendiri. Alhasil, mood kalian sama-sama berantakan.

Ingat istilah 'diam itu emas'? Esensinya adalah lebih baik diam jika emosimu sedang tidak stabil. Jangan sungkan berkata 'jangan ganggu aku dulu' kepada pasangan. Tentunya, pasangan pun harus memahami hal tersebut. Harus kooperatif yoo. Pacaran itu melibatkan 2 orang. Bercakaplah dalam keadaan perasaan yang positif. Beristirahatlah untuk bercakap saat keadaan perasaan sedang negatif. Saling memahami menjadi penting bagi keduanya.

5. Kesetaraan

Komunikasi dalam hubungan haruslah setara, artinya ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbang. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat. Tidak ada yang ingin unggul atau diunggulkan. Karena dalam berpacaran, kompetisi yang tak sehat hanya membawa hubungan ke titik perpisahan. Lagi-lagi saling memahami adalah penting.

Lalu, dengan siapa aku bisa mempraktikkan ini? :')
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Johari Window - YouTube
Sumber Gambar: flixabout.com

Pernah gak temen kalian lebih tau potensi kalian dibandingkan diri kalian sendiri?


Hal ini seringkali terjadi pada setiap kita, apalagi saat remaja. Masa-masa sedang memahami diri dan membentuk identitas diri. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang penuh dengan masalah, tantangan, dan harapan. Salah satu masalah terbesarnya adalah ketika mengalami krisis identitas.

Remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas akan menderita kebingungan identitas, akibatnya membuat remaja menarik diri, mengisolasi diri dari kawan-kawan, dan menampilkan kerpibadian yang tidak jelas dan terombang-ambing.

Kita kerapkali bertanya-tanya, "Siapa aku? Apa keunggulanku? Apakah cuma kelemahan yang aku punya? Bagaimana menemukan bakat terpendamku?"

Mengenal dan memahami diri memang tak mudah, tapi itu harus dilakukan. Jika kita sudah bisa memahami diri, sudah tentu harus bisa mengoptimalkan potensi dan kelebihan yang dimiliki untuk mencapai kesuksesan dan kegemilangan masa depan. Dan jangan lupa, kita pun harus bisa menerima kekurangan diri dengan tetap berupaya untuk meminimalisir, sehingga tidak menimbulkan suatu masalah atau bahkan mengubur segala kehebatan diri kita.

Akhirnya, pemahaman diri dapat membantu kita dalam menentukan arah dan tujuan hidup yang realistis, memiliki cita-cita yang sesuai dengan potensi diri, dan mencapai kematangan dalam karir.

Lalu timbul pertanyaan, "Bagaimana cara memahami diri?"

Salah satu caranya adalah dengan menggunakan Johari Window. Apa itu? berupa diagram untuk menggambarkan dan memperbaiki self awareness dan mutual understanding antarindividu. Nama Johari diambil dari gabungan kedua nama, yaitu (Jo)seph luft dan (Harry) Indgham, yang akhirnya disingkat menjadi Johari -mungkin biar mudah di lidah orang Indo hehe.. Konsep Johari Window dikembangkan sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela.

'Jendela' tersebut terdiri dari 4 area, yaitu:

1. Area terbuka (Open Area)

Area Terbuka adalah apa yang diketahui kita dan juga diketahui oleh orang lain/ teman kita. Ada kesesuaian pandangan. Bagi yang telah mengenal potensi dan kemampuannya sendiri, kelebihan dan kekurangannya sangatlah mudah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, sehingga tipe ini selalu menemui kesuksesan setiap langkahnya.
Mengapa demikian? Karena dia paham dirinya, sehingga dia pun paham apa yang harus dilakukannya -terlebih orang lain pun mengetahui kemampuannya. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.

2. Area buta (Blind Area)

Apa yang tidak diketahui oleh kita sendiri, tetapi diketahui oleh orang lain. Bila hal tersebut terjadi, maka berkomunikasi merupakan cara agar kita bisa memahami diri sendiri. Diperlukan umpan balik dari orang lain. Pelru Percaya diri dan keterbukaan. Hal ini acapkali terjadi, terlebih jika kita memiliki teman dekat. Biasanya mereka akan memberitahumu tentang potensi yang kamu miliki. Maka dari itu, inilah pentingnya berinteraksi dengan orang sekitar, apalagi yang sudah diaktegorikan sahabat.

3. Area tersembunyi (Hidden Area)

Area tersembunyi adalah apa yang hanya diketahui oleh kita, dan tidak diketahui oleh orang lain. Biasanya hal ini memicu terjadinya miskomunikasi tentang kita. Cenderung menutup diri dan sembunyi-sembunyi. Dalam beberapa aspek, memang suatu informasi tak perlu diumbar, tetapi juga jangan terlalu banyak yang disimpan.

4. Area gelap/ tidak diketahui (Unknown Area)

Area Gelap/ Tidak Diketahui (Unknown Area). Merupakan informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Semakin kita tumbuh dewasa, maka jendela ini akan mengecil. Pendidikan dan pengalaman berperan didalamnya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model Johari Window merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki individu dari sudut pandang diri sendiri dan orang lain. Hal ini erat kaitannya dengan intensitas kita berkomunikasi, baik itu intrapersonal, interpersonal, atau bahkan kelompok. Komunikasi bertujuan untuk mendapatkan umpan balik yang ditujukan untuk membuktikan informasi yang konstruktif dalam rangka membantu seseorang untuk menjadi sadar bagaimana perilaku seseorang memengaruhi orang lain. Sehingga akan terjadi pertukaran ide dan berakhir menjadi pembentukan diri. 

Setelah kita memahami diri kita, orang akan menyadari 'siapa saya?'. Namun, hal itu bukan akhir dari apa yang akan dilakukan dalam hidup ini. Pemahaman diri adalah sebagai wahana untuk mencapai tujuan hidup. Oleh karenanya, setelah seseorang dapat menjawab pertanyaan 'siapa saya?' maka pertanyaan selanjutnya adalah 'saya ingin menjadi apa dan siapa?' Jawaban atas pertanyaan tersebut tentunya beragam, sesuai dengan peran-peran dan mimpi-mimpi yang dimainkannya. 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
27 Quotes That Will Change The Way You Think About Success | Inc.com
Sumber: Inc.com
Bayangkan kejadian ini:

Suatu saat kamu menghadiri reuni SMA. Bersama teman-teman saling bernostalgia dan bercanda. Sejurus kemudian, kamu menyadari betapa hidup mereka sudah sangat berbeda. Padahal sewaktu di SMA, mereka 'bukan siapa-siapa'. Sedangkan kamu, dalam beberapa hal justru lebih hebat. Lebih berprestasi secara akademis dan lebih populer karena aktif berorganisasi.

Sesungguhnya saat ini kamu pun bukan 'produk gagal'. Banyak orang menilai kamu sukses. Tetapi dibanding mereka saat ini, kamu jauh tertinggal. Hidup mereka sudah melesat naik, sedangkan kamu merasa masih 'begitu-begitu saja'. 

"Kenapa sekarang mereka bisa lebih hebat seperti itu, sedangkan aku masih seperti ini?
"Apa yang membuat karir mereka bisa melesat sementara karirku hanya berjalan di tempat?" 

Di dalam kondisi seperti itu banyak orang yang kemudian menyalahkan keadaan, mencari-cari alasan dan pembenaran. "Atasan tidak mendukung percepatan karir saya," kata mereka yang menyalahkan keadaan. "Saya tidak punya tim yang handal dan modal saya kan kecil," ujar mereka yang mencari alasan. Bisa jadi mereka mencari-cari pembenaran dengan mengatakan, "Kondisi ekonomi sekarang membuat setiap orang sulit untuk bisa maju". Atau "Jelas dia bisa lebih cepat, karena pakai jaringan orang tuanya."

Pada saat merasa gagal dan tidak mampu menggapai mimpi, banyak orang yang cenderung bersikap seperti itu, supaya kegagalan tidak terasa semakin pahit. Bahkan tidak sedikit yang kemudian menurunkan target dan mengendurkan semangat juangnya dengan alasan supaya hidup menjadi realistis. Selebihnya menyerah dan memutuskan untuk 'menerima' keadaan apa adanya.

"Mungkin takdir saya memang cuma segitu," bisik hatinya. "Toh begini saja sudah bagus," lanjutnya. Atau, "Yang lain juga begini kok, nggak ada masalah"

Apakah tepat bersikap seperti itu? Menurutku, tidak. Bersikap seperti itu hanya akan membuat kita sulit untuk menjadi orang hebat. Sikap tersebut juga cenderung akan membunuh daya kreativitas serta semangat kita untuk maju. Ketika orang-orang menghapus mimpinya, mengendurkan juangnya dan memilih untuk hanya menjadi orang biasa saja, seketika itu pula perjuangan hidup mereka berakhir. Mereka tidak tumbuh dan akan terus tetap menjadi orang biasa. Orang seperti itu ada dimana-mana, berserakan dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka telah menjadi apa yang bisa diistilahkan sebagai kerumunan. The Crowd!

Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Keunikan tersebut membuat seseorang menjadi istimewa dan berbeda dari orang lain. Namun, pada saat seseorang berada di dalam sebuah kerumunan, keunikan itu pun lenyap. Keistimewaan itu tidak terlihat, karena setiap orang yang berada di dalam kerumunan terlihat sama, sulit dibedakan dan tidak menarik untuk dibahas. 

Pada saat kamu berada di dalam kerumunan, sangat besar kemungkinan kamu akan mengalami kesulitan. Penghasilan tidak bergerak secepat kenaikan harga semua kebutuhan hidup. Kamu mulai meragukan kemampuan diri sendiri dan mulai merasa minder, sehingga kerap kali menjauh dari pergaulan. Kamu mulai menyalahkan keadaan karena merasa menjadi korban dari keadaan. Spiral kehidupanmu bergerak semakin turun dan bisa jadi pada akhirnya keluarga menjadi korban.

Apakah kamu siap tenggelam? Kalau tidak, apa yang kemudian harus dilakukan? If you don't wanna go down, the only logical choice is to go up. 

Ketika kamu sedikit demi sedikit keluar dari kerumunan, seketika itu pula kamu mulai dilirik. Kamu tampak lebih menarik dan mulai jadi pembicaraan. Tingkat kepercayaan orang padamu menjadi lebih tinggi. Situasi itu tentu sangat menguntungkan.

The world is full of people, content to be what they are who never know the joy of success; they lack the will to go that far. 
Yet in this world, there is a need, for some to lead the rest to rise above the average life, by giving of their best.
Are you the one who dares, to try when challenged by the task to rise to heights you've never dreamed, or is that too much to ask?
This can be your fear, for a great purpose to achieve if you accept the challenge, and in yourself believe. 
-Ellen bailey poems

It's time to rise above the crowd. Ini adalah bentuk rasa syukur. Allah sudah melimpahkan berabgai sumberdaya di dalam diri. Sudah sepatutnya dikelola secara optimal. Gunakan untuk memberi manfaat yang lebih banyak kepada orang lain di sekitar kita.

Dengan harta yang bertambah, kamu bisa bersedekah lebih banyak. Dengan meraih tahta tertinggi, kamu bisa mengubah keadaan dengan lebih efektif. Dengan ilmu yang tinggi, kamu bisa membantu banyak orang menemukan solusi dari berbagai masalah kehidupan. Dengan memiliki popularitas, nasihatmu bisa didengar oleh lebih banyak orang. Singkatnya, ketika Rise above the crowd, maka kamu bisa sukses mulia pada tingkatan yang tinggi.

Oleh karena itu, hindari bersikap pasrah pada keadaan dan memilih bersembunyi di dalam kerumunan sebagai orang biasa. Bukankah sikap seperti itu merupakan bentuk keputusasaan, sebuah sifat yang Allah tidak sukai?

"Tidak ada gairah yang ditemukan dalam bermain kecil, dalam menjalani hidup lebih rendah dari apa yang mampu kamu wujudkan" -Nelson Mandela

Jim Carrey berbicara dalam pidatonya, 
"Hidup bukanlah sesuatu yang terjadi pada dirimu, 
melainkan sesuatu yang terjadi untukmu."
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Kiriman Lampau

Siapakah Aksa?

Siapakah Aksa?
Aku adalah apa yang kamu baca dan dengar

Ikuti dan Tanya Aku!

  • instagram
  • facebook
  • youtube
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Apa aja yang banyak dicari?

  • [Syarhil] Akhlak Rasulullah sebagai Kunci Perbaikan Dekadensi Moral
    Ilustrasi Assalamualaikum wr.wb. Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Qur’an yang berbahagia, serta ha...
  • Dollar menjadi Raja
    “Waduh! Sembako mahal!” “BBM naik!” “Kemana pemerintah? Kok bahan-bahan pokok jadi mahal!” Itulah beberapa pernyataan yang terlo...
  • Disiplin, Apakah perlu?
    Saat mendengar kata “Disiplin” maka pikiran yang terlintas di benak kita adalah suatu beban atau suatu tanggung jawab yang ...
  • Beasiswa PPA 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    Assalamualaikum! Hallo! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.. Berjumpa lagi dengan Aksa di tahun yang berbeda tapi kabar yang sama...
  • [Story Telling] Malin Kundang (+Video)
    Once upon a time, there was a poor boy named Malin Kundang. He lived with his old mother in West Sumatera. He was very nice boy but he...
  • Mengenal Pilar Budaya Cianjur
    Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur...
  • Ruksakna Iman jeung Alam (Bahasa Sunda)
    Sumber: ISNET Dina surat Ar-Rum ayat 40 deugika 42, Alloh negeskeun ka manusa, yén ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakeun rejeki’ ajan...
  • [PUISI] Tangis (W.S. Rendra)
    Tangis Karya: W.S. Rendra Ke mana larinya anak tercinta Yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! Ia la...
  • Best Position Paper Asia World MUN III (Committee OIC)
    Topic : “Discussing the Roles of Member States and the OIC in Response to the Ongoing Refugee Crisis” Commit...
  • Cyberbullying, Tren Generasi Milenial Indonesia
    Source: iam1n4.com Perbincangan mengenai bullying kembali mencuat ke permukaan. Masalah kolot yang biasanya terjadi di sekolah ini b...

Postingan Terbaru!!

Ada Apa Aja?

  • Artikel dan Essai
  • Beasiswa dan Kepemudaan
  • Berani Merasa
  • Cerpen
  • Excel
  • Pidato
  • Puisi
  • Tugas Kuliah

Garis Waktu

  • Juli 2025 (2)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2021 (3)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (6)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (3)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (5)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (5)
  • November 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Juni 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (2)
  • Desember 2018 (6)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (10)
  • September 2018 (5)
  • Agustus 2018 (6)
  • Juli 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Desember 2015 (8)
  • Juli 2015 (1)
  • April 2015 (1)
  • Maret 2015 (9)

Created with by Aksara Fauzi | Helped by Someone