Bangkit diatas Kerumunan
Sumber: Inc.com |
Bayangkan kejadian ini:
Suatu saat kamu menghadiri reuni SMA. Bersama teman-teman saling bernostalgia dan bercanda. Sejurus kemudian, kamu menyadari betapa hidup mereka sudah sangat berbeda. Padahal sewaktu di SMA, mereka 'bukan siapa-siapa'. Sedangkan kamu, dalam beberapa hal justru lebih hebat. Lebih berprestasi secara akademis dan lebih populer karena aktif berorganisasi.
Sesungguhnya saat ini kamu pun bukan 'produk gagal'. Banyak orang menilai kamu sukses. Tetapi dibanding mereka saat ini, kamu jauh tertinggal. Hidup mereka sudah melesat naik, sedangkan kamu merasa masih 'begitu-begitu saja'.
"Kenapa sekarang mereka bisa lebih hebat seperti itu, sedangkan aku masih seperti ini?
"Apa yang membuat karir mereka bisa melesat sementara karirku hanya berjalan di tempat?"
Di dalam kondisi seperti itu banyak orang yang kemudian menyalahkan keadaan, mencari-cari alasan dan pembenaran. "Atasan tidak mendukung percepatan karir saya," kata mereka yang menyalahkan keadaan. "Saya tidak punya tim yang handal dan modal saya kan kecil," ujar mereka yang mencari alasan. Bisa jadi mereka mencari-cari pembenaran dengan mengatakan, "Kondisi ekonomi sekarang membuat setiap orang sulit untuk bisa maju". Atau "Jelas dia bisa lebih cepat, karena pakai jaringan orang tuanya."
Pada saat merasa gagal dan tidak mampu menggapai mimpi, banyak orang yang cenderung bersikap seperti itu, supaya kegagalan tidak terasa semakin pahit. Bahkan tidak sedikit yang kemudian menurunkan target dan mengendurkan semangat juangnya dengan alasan supaya hidup menjadi realistis. Selebihnya menyerah dan memutuskan untuk 'menerima' keadaan apa adanya.
"Mungkin takdir saya memang cuma segitu," bisik hatinya. "Toh begini saja sudah bagus," lanjutnya. Atau, "Yang lain juga begini kok, nggak ada masalah"
Apakah tepat bersikap seperti itu? Menurutku, tidak. Bersikap seperti itu hanya akan membuat kita sulit untuk menjadi orang hebat. Sikap tersebut juga cenderung akan membunuh daya kreativitas serta semangat kita untuk maju. Ketika orang-orang menghapus mimpinya, mengendurkan juangnya dan memilih untuk hanya menjadi orang biasa saja, seketika itu pula perjuangan hidup mereka berakhir. Mereka tidak tumbuh dan akan terus tetap menjadi orang biasa. Orang seperti itu ada dimana-mana, berserakan dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka telah menjadi apa yang bisa diistilahkan sebagai kerumunan. The Crowd!
Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Keunikan tersebut membuat seseorang menjadi istimewa dan berbeda dari orang lain. Namun, pada saat seseorang berada di dalam sebuah kerumunan, keunikan itu pun lenyap. Keistimewaan itu tidak terlihat, karena setiap orang yang berada di dalam kerumunan terlihat sama, sulit dibedakan dan tidak menarik untuk dibahas.
Pada saat kamu berada di dalam kerumunan, sangat besar kemungkinan kamu akan mengalami kesulitan. Penghasilan tidak bergerak secepat kenaikan harga semua kebutuhan hidup. Kamu mulai meragukan kemampuan diri sendiri dan mulai merasa minder, sehingga kerap kali menjauh dari pergaulan. Kamu mulai menyalahkan keadaan karena merasa menjadi korban dari keadaan. Spiral kehidupanmu bergerak semakin turun dan bisa jadi pada akhirnya keluarga menjadi korban.
Apakah kamu siap tenggelam? Kalau tidak, apa yang kemudian harus dilakukan? If you don't wanna go down, the only logical choice is to go up.
Ketika kamu sedikit demi sedikit keluar dari kerumunan, seketika itu pula kamu mulai dilirik. Kamu tampak lebih menarik dan mulai jadi pembicaraan. Tingkat kepercayaan orang padamu menjadi lebih tinggi. Situasi itu tentu sangat menguntungkan.
The world is full of people, content to be what they are who never know the joy of success; they lack the will to go that far.
Yet in this world, there is a need, for some to lead the rest to rise above the average life, by giving of their best.
Are you the one who dares, to try when challenged by the task to rise to heights you've never dreamed, or is that too much to ask?
This can be your fear, for a great purpose to achieve if you accept the challenge, and in yourself believe.
-Ellen bailey poems
It's time to rise above the crowd. Ini adalah bentuk rasa syukur. Allah sudah melimpahkan berabgai sumberdaya di dalam diri. Sudah sepatutnya dikelola secara optimal. Gunakan untuk memberi manfaat yang lebih banyak kepada orang lain di sekitar kita.
Dengan harta yang bertambah, kamu bisa bersedekah lebih banyak. Dengan meraih tahta tertinggi, kamu bisa mengubah keadaan dengan lebih efektif. Dengan ilmu yang tinggi, kamu bisa membantu banyak orang menemukan solusi dari berbagai masalah kehidupan. Dengan memiliki popularitas, nasihatmu bisa didengar oleh lebih banyak orang. Singkatnya, ketika Rise above the crowd, maka kamu bisa sukses mulia pada tingkatan yang tinggi.
Oleh karena itu, hindari bersikap pasrah pada keadaan dan memilih bersembunyi di dalam kerumunan sebagai orang biasa. Bukankah sikap seperti itu merupakan bentuk keputusasaan, sebuah sifat yang Allah tidak sukai?
"Tidak ada gairah yang ditemukan dalam bermain kecil, dalam menjalani hidup lebih rendah dari apa yang mampu kamu wujudkan" -Nelson Mandela
Jim Carrey berbicara dalam pidatonya,
"Hidup bukanlah sesuatu yang terjadi pada dirimu,
melainkan sesuatu yang terjadi untukmu."
0 komentar