• Beranda
  • Artikel dan Esai
  • Akademik
    • Beasiswa dan Kepemudaan
    • Tugas Kuliah
    • Soon
  • Puisi
  • Cerpen
  • Pidato
  • #Berani Merasa
  • Excel
instagram facebook youtube Google+ bloglovin Email

Aksara Fauzi

"Aku hadir saat mata terpejam..."

 

Ada perasaan yang sulit diberi nama—semacam lelah yang tak sepenuhnya fisik, dan sedih yang tak bisa dijelaskan dengan air mata. Rasanya seperti berjalan dalam kabut, tetap melangkah meski arah tak selalu jelas. Tidak ada yang benar-benar tahu beban yang dipanggul, karena ia terlalu terbiasa menyembunyikannya di balik senyum dan kesibukan. Tapi jauh di dalam diri, ada suara kecil yang terus berbisik lirih, “Sampai kapan mampu bertahan tanpa disadari?”

Ada waktu-waktu tertentu dalam tiap putaran hari yang terasa berbeda—bukan karena sesuatu yang baru, tapi justru karena polanya terlalu dikenal. Seperti musim yang datang tanpa kejutan, membawa angin yang akrab tapi tak pernah benar-benar hangat. Ada detak halus di dada yang perlahan mengencang, seolah tubuh sudah terlalu sering membaca tanda-tanda: hari-hari ini bukan lagi tentang menghitung waktu, tapi tentang menanti pesan yang isinya sudah bisa ditebak bahkan sebelum tiba.

Ia diam, seperti biasa. Tak mengeluh, tak menolak, hanya menerima. Bukan karena tak ingin bicara, tapi karena sudah terlalu sering kalimatnya gugur sebelum sempat dirangkai. Dalam sunyi, ia hanya menghela napas, menyelipkan doa yang entah untuk siapa—mungkin untuk dirinya sendiri, mungkin untuk mereka yang terus menaruh harap di pundaknya.

Sudah lama rasanya ia menjadi semacam tiang—kokoh dari luar, tapi kadang nyaris patah di dalam. Menjadi tempat bergantung yang tak pernah ditanya bagaimana rasanya menahan beban yang tak terlihat. Ia mengalir seperti sungai yang tak pernah menolak alirannya sendiri, meski bebatuan terus menggores dasarnya.

Kadang datang sepi yang menusuk, semacam sedih yang tak punya nama. Bukan karena lelah memberi, tapi karena ia tak pernah benar-benar dipeluk kembali. Kehadiran dirinya hanya terasa penting saat dibutuhkan, selebihnya hening. Tapi ia tahu, tak semua luka perlu diumbar, tak semua kecewa perlu diungkap.

Jauh di dalam, ada sisi kecil dalam dirinya yang tetap menyala—tak terang, tapi cukup untuk membuatnya terus berjalan. Sebab ia percaya, ada kekuatan dalam diam, ada kebaikan dalam bertahan, meski tak selalu dihargai. Ia memilih tetap menjadi pelindung, meski sering tak terlihat. Tetap menjadi penguat, meski tak pernah disebut.

Dan meskipun akhir-akhir ini ia merasa lututnya gemetar, langkahnya goyah, dan hatinya seperti tak kuasa berdiri, ia tetap mencoba menumbuhkan keikhlasan yang sederhana—bahwa memberi tak selalu harus disambut syukur, bahwa mencintai kadang tak mendapat tempat kembali. Ia tahu, keikhlasan bukan tentang tidak merasakan sakit, tapi tentang tetap memberi dengan tulus meski hati sedang retak. Ia akan tetap berusaha, selama mampu, menjadi versi terbaik dari dirinya yang tenang dan tak banyak bicara, karena ia percaya: kebaikan yang dijalankan dengan hati, takkan pernah sia-sia, meski tak ada yang melihatnya.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Ada satu pertemuan dalam hidup yang tak pernah benar-benar direncanakan, namun meninggalkan jejak lebih dalam dari yang bisa dijelaskan. Saat itu, aku hanya berniat mengenal. Tapi dalam waktu yang singkat—dalam percakapan yang tak terlalu lama, dalam tawa yang tak terlalu keras, dan dalam jeda yang terlalu cepat berlalu—aku merasa hatiku menemukan sesuatu yang lama dicari. Sesuatu yang hangat. Sesuatu yang membuatku percaya lagi.

Ada harapan kecil yang tumbuh diam-diam. Bukan karena dia sempurna, tapi karena hadirnya terasa cukup. Dan untuk sesaat, aku membiarkan diriku membayangkan bagaimana jika aku dan dia berjalan berdampingan. Bukan di dunia mimpi, tapi di hari-hari nyata, dalam suka yang sederhana.

Namun, rasa itu terlalu jujur. Mungkin terlalu cepat. Terlalu terbuka.

Aku tak menyembunyikan betapa aku menyukainya. Betapa senangnya aku mendengarnya berbicara, melihatnya tertawa, menyimaknya seolah waktu memperlambat diri hanya untuk memberi ruang bagi kebersamaan itu. Tapi ternyata, kejujuranku tak bersambut.

Beberapa pertemuan berlalu. Kemudian dia menjauh. Tanpa kata, tanpa alasan, hanya senyap yang membentang pelan-pelan seperti kabut tipis di pagi hari. Tidak menyakitkan seketika, tapi menyesakkan perlahan. Seperti ditinggalkan oleh sesuatu yang belum sempat benar-benar dimiliki.

Mungkin aku terlalu nyata, terlalu terlihat ingin. Dan itu cukup untuk membuatnya pergi.

Tapi semakin aku merenung, aku mulai mengerti, rasa yang tulus bukanlah kesalahan. Harapan bukanlah dosa. Mencintai dengan diam atau terang, tetaplah bentuk keberanian. Dan jika seseorang menjauh karena kita menunjukkan hati yang terbuka, mungkin dia memang tidak pernah berniat tinggal.

Kini, aku tidak lagi menunggu kabar. Tapi bukan berarti aku lupa. Ada hal-hal yang tetap tinggal meski orangnya tidak. Ada pelajaran yang tumbuh dari luka yang lembut. Ada kekuatan yang datang dari kehilangan yang hening.

Namun, di sela-sela aku belajar melepaskan, ada ruang kecil yang tak pernah kututup. Sebuah tempat sunyi di dalam hati yang masih menyimpan rasa yang sama—tenang, jujur, dan tak berubah arah. Jika suatu hari kamu kembali, entah dengan kata atau hanya tatapan yang berbeda, kamu akan tahu: aku masih di sini. Dengan rasa yang tak berkurang. Dengan harapan yang tidak menuntut, hanya menunggu—diam-diam, tapi setia.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Kiriman Lampau

Siapakah Aksa?

Siapakah Aksa?
Aku adalah apa yang kamu baca dan dengar

Ikuti dan Tanya Aku!

  • instagram
  • facebook
  • youtube
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Apa aja yang banyak dicari?

  • [Syarhil] Akhlak Rasulullah sebagai Kunci Perbaikan Dekadensi Moral
    Ilustrasi Assalamualaikum wr.wb. Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Qur’an yang berbahagia, serta ha...
  • Dollar menjadi Raja
    “Waduh! Sembako mahal!” “BBM naik!” “Kemana pemerintah? Kok bahan-bahan pokok jadi mahal!” Itulah beberapa pernyataan yang terlo...
  • Disiplin, Apakah perlu?
    Saat mendengar kata “Disiplin” maka pikiran yang terlintas di benak kita adalah suatu beban atau suatu tanggung jawab yang ...
  • Beasiswa PPA 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    Assalamualaikum! Hallo! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.. Berjumpa lagi dengan Aksa di tahun yang berbeda tapi kabar yang sama...
  • [Story Telling] Malin Kundang (+Video)
    Once upon a time, there was a poor boy named Malin Kundang. He lived with his old mother in West Sumatera. He was very nice boy but he...
  • Mengenal Pilar Budaya Cianjur
    Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur...
  • Ruksakna Iman jeung Alam (Bahasa Sunda)
    Sumber: ISNET Dina surat Ar-Rum ayat 40 deugika 42, Alloh negeskeun ka manusa, yén ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakeun rejeki’ ajan...
  • [PUISI] Tangis (W.S. Rendra)
    Tangis Karya: W.S. Rendra Ke mana larinya anak tercinta Yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! Ia la...
  • Best Position Paper Asia World MUN III (Committee OIC)
    Topic : “Discussing the Roles of Member States and the OIC in Response to the Ongoing Refugee Crisis” Commit...
  • Cyberbullying, Tren Generasi Milenial Indonesia
    Source: iam1n4.com Perbincangan mengenai bullying kembali mencuat ke permukaan. Masalah kolot yang biasanya terjadi di sekolah ini b...

Postingan Terbaru!!

Ada Apa Aja?

  • Artikel dan Essai
  • Beasiswa dan Kepemudaan
  • Berani Merasa
  • Cerpen
  • Excel
  • Pidato
  • Puisi
  • Tugas Kuliah

Garis Waktu

  • Juli 2025 (2)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2021 (3)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (6)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (3)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (5)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (5)
  • November 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Juni 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (2)
  • Desember 2018 (6)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (10)
  • September 2018 (5)
  • Agustus 2018 (6)
  • Juli 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Desember 2015 (8)
  • Juli 2015 (1)
  • April 2015 (1)
  • Maret 2015 (9)

Created with by Aksara Fauzi | Helped by Someone