Teks Pidato (Pildacil) tentang Corona Virus Disease - Covid 19

by - September 03, 2020


Assalamualaikum wr.wb. 

Si Kabayan makan sekoteng

Besoknya makan lontong

Yang cantik dan ganteng-ganteng

Salam saya jawab dong..


Hamdan wa syukron lillah, solatan wa sallaman ‘alaa rosuulillah. Wa’alaa alihi wa ash-habihi waman tabi’a hudah. (amma ba’du)


Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah swt. sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul dalam acara (........................) ini dalam keadaan sehat walafiat.


Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada baginda kita, Nabi Muhammad Saw., yang senantiasa mendorong ummatnya untuk belajar sepanjang masa.


Teman-teman, (…………………….…….) mau tanya.

Waktu kita kecil, apakah kita tiba-tiba bisa berhitung sendiri? Tiiiidak

Membaca sendiri? Tiiiidak

Menulis sendiri? Tiiiidak


Naah,, teman-teman, itulah yang patut kita syukuri saat ini. Kita sekarang sudah bisa berhitung, membaca dan menulis sendiri. Semuanya kita dapat karena diajarkan oleh orangtua dan bapak ibu guru kita dengan sabar. Bukan bawaan kita dari lahir. iiiih…coba bayangkan kalo bayi baru lahir, tiba-tiba berhitung satuu,,duaa,,, tiga,,, atau tiba-tiba berebet lumpat, saya yakin teman-teman akan ngeri!


Belajar bukan berarti harus betul semua, dan bernilai seratus semua. Bahkan belajar juga dari kesalahan. Seperti saat kita belajar berdiri, pasti terjatuh terlebih dahulu. Makanya nih,, ayah, ibu, bapak ibu guru, apabila kami melakukan kesalahan, tak perlu marah ya……ingatkan saja kami agar menjadi lebih baik. Betul betul betul?.. betuuul.


Hadirin yang dirahmati Allah..


Ngomong-ngomong tentang belajar, saat ini kegiatan belajar sedang berubah 180 derajat. Gara-gara korodok, ehhh korona, kegiatan belajar di sekolah diliburkan dan diganti dengan belajar di rumah. Duh.. repot ya. Padahal, lebih enak belajar di sekolah. Bisa ketemu guru, main sama teman-teman, dan tentunya dapet uang jajan dari orangtua, hehe..


Meskipun keadaan sedang darurat seperti ini, beljar harus tetap dilakukan ya. Kan belajar bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Dengan belajar, kita akan mampu membedakan yang haq dan yang bathil. Dengan belajar juga, kita akan lebih mantap dalam menjalankan ibadah kepada Allah swt.. Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa belajar menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat, dan harus dilakukan sejak baru dilahirkan hingga kita mati. Rosullullah SAW bersabda :


Tholabul ‘ilmi faridotun ‘ala kulli muslim”

(Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim)

Uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal lahdi

(Tuntutlah ilmu sejak dari lahir hingga ke liang lahat)           


Hadirin yang dirahmati Allah…


Tidak ada alasan untuk tidak belajar, meskipun sedang di tengah pandemi seperti saat ini. Sekarang, belajar udah gampang banget. Dengan internet, kita bisa belajar banyak hal. Gak tau jawaban PR, bisa cari di mbah google. Gak ngerti pelajaran, bisa nonton youtube. Semua itu kembali kepada kita masing-masing. Jika kita mau berusaha, pasti ada jalannya. Dan ingat, bahwa dengan belajar, derajat kita akan ditinggikan oleh Allah SWT. Sebagaimana firmannya dalam Q.S. Al-Mujadilah ayat 11:


“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”


Coba deh kita cek dalam kehidupan dunia dulu. Apakah seorang arsitek, gajinya sama dengan kuli bangunan? Tiiidaak… Kenapa ya? Padahal kuli bangunan lebih capek tenaga, dari pagi sampai sore di bawah terik matahari dan penuh keringat, sedangkan arsitek lebih banyak berteduh dan memerhatikan kerja kuli. Jelas, karena arsitek, sekolahnya sampai ke pendidikan tinggi, sedangkan kuli bangunan tidak. Jadi, teman-teman mau terus belajar dan bisa jadi arsitek?


Hadirin yang dirahmati Allah…


Maka dari itu, marilah kita belajar dengan rajin agar segala cita-cita bisa tercapai. marilah kita manfaat waktu kita sebaik-baiknya dengan belajar, dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Rintangan karena Corona ini jangan dijadikan alasan untuk berhenti belajar. Jangan sampai malah lebih sering main layangan di sawah daripada belajar. Dan tentunya orangtua pun harus bisa lebih sabar dengan kami yang tidak jarang gak bisa mengerjakan PR. Jangan dimarahin terus ya Bu, Pak..


Bikin sate setengan mateng

Dibungkus sama neng asih

Sekian dari (………………..) yang ganteng

Sampai jumpa dan terimakasih


Wallohul muwaafiq ilaa aqwaamiththoriq

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaaaaaatuh

You May Also Like

0 komentar