­

Puisi Perpisahan Pertemanan - Bertemu menjadi saudara, berpisah tanpa ada luka

by - Agustus 23, 2020

 

Masih jelas membekas dalam benak

Aku tergopoh kelimpungan mencari tujuan

Hilang arah tenggelam dalam gelap

Begitu sukar dijalani dengan penuh rintangan

 

Tak berangsur lama

Setitik cahaya memancar di depan pintu rumah

Jauh yang kukira, ternyata dekat nyata

Gundah yang sesak dibakar habis senyum sumringah

 

Pertemuan yang tak sempat dikira akhirnya terjadi

Masing-masing membawa bekal yang berbeda

Di dalamnya penuh ambisi dan suka cita

Berharap bisa bersatu padu membentuk realita

 

Tak disangka, bekal yang dinikmati tak seenak dikira

Beberapa hidangan yang disajikan pahit di lidah

Beragam ekspresi bermunculan

Memaki, menahan amarah, membuang, beberapa ungkapan yang muncul di air muka

 

Walau begitu, jangan sampai patah arang

Satu ikrar untuk tetap bersama menjadi pengingat

Semua kisah tak berjalan tanpa duka

Semangat suka cita perlu diangkat ke angkasa

 

Satu persatu buah pikiran diwujudnyatakan

Bersua orang-orang baru yang asing di mata

Gelak tawa mengisi kotak ingatan pendengaran

Menjelma menjadi memori yang terpenjara

 

Mengajar aksara di pagi buta

Tidak menyurutkan semangat berbagi dalam renjana

Dalam sabar, membentuk diri yang dipenuhi rasa cinta

Dalam ikhlas, menjadikan hidup lebih berguna

 

Berganti hari, berganti orang yang ditemui

Ketuk pintu terus terlempar di tiap rumah

Sambutan hangat menjadi obat

Untuk diri yang tak jarang ingin menyerah

 

Tak jarang himpitan terus mendekat

Yang tak diinginkan memaksa untuk bergerak

Kelelahan menjadi buah dari keterpaksaan

Tak ada senyum dalam keberlangsungan

 

Mau tak mau, semau harus dijalani

Semua keluh tertampar kenyataan

Buah yang beraroma busuk ternyata menyimpan manis

Menjadi pelipur lara saat raga hendak runtuh

 

Baru saja menyicipi nikmatnya buah

Waktu memaksa untuk menelannya dengan segera

Manis yang dirasa hanya singgah sedetik

Seperti kalimat yang akhirnya berujung titik

 

Adik-adik..

Sebelum bibir kelu berujar ‘sampai jumpa’

Izinkan kami berujar kejujuran dari palung hati terdalam

 

Terima kasih sudah mau mendengarkan dongeng di pagi hari

Berjejer rapi menghadap kami

Sorot mata yang tertuju kepada kami tiada henti

Sungguh, itu semua menentramkan hati

 

Pak, Bu..

Tiada kata yang sanggup kami ucapkan selain terima kasih

Terima kasih atas pelukan hangat penuh cinta

Senantiasa sabar mendengarkan celoteh mahasiswa

 

Sahabat..

Mungkin, sekarang belumlah terlambat

Bolehkah aku sampaikan sebuah kejujuran?

Yang terpendam dalam luka dan kehinaan

Bersemayam dalam diri yang hampa, hina dan rendahan

Sahabat…

Dulu aku hanyalah segenggam debu

Yang berharap menjadi gunungan emas

Aku terlalu takut untuk melangkah

Apalagi menantang terik dan hujan dihadapan

Dengan penuh kasih, diraihnya tanganku

Menghapus tetes keputus-asaanku

Terngiang ucapmu yang mendebarkan hati,

“Mari bersama, maju hadapi hujan

Payungilah langkahmu dengan keimanan

Dan temukanlah pelangi impian

Kita selalu bersama, kemanapun bagaikan tali disimpul mati”

 

Kita akan tetap sama

Bertemu menjadi saudara, berpisah tanpa ada luka.

#24Agustus2020

You May Also Like

0 komentar