• Beranda
  • Artikel dan Esai
  • Akademik
    • Beasiswa dan Kepemudaan
    • Tugas Kuliah
    • Soon
  • Puisi
  • Cerpen
  • Pidato
  • #Berani Merasa
  • Excel
instagram facebook youtube Google+ bloglovin Email

Aksara Fauzi

"Aku hadir saat mata terpejam..."

Serupa Maskumambang
Pupuh menyisakan luapan emosi
Melodi dan penyanyi dibalut nyeri
Menyatu dalam keadaan ngeri
Islam yang penuh gaung damai
Seolah redup di bumi pertiwi
Masyarakat dibungkam televisi
Yang tiada henti melakukan polarisasi
Penuh radikalisasi, minim moderasi
Merajut penuh peristiwa

13 Mei 2018
Puluhan manusia menyanyikan kidung Ave Maria
Penuh khidmat meresapi kata demi kata
Damai menjadi udara segar yang sedang dihirup
Tiada kegundahan sedikit pun yang menggetarkan hati
Siapa sangka, ledakan yang tak pernah ada dalam mimpi
Terjadi di hadapan
Wanita bertudung panjang menjadi biang keladi
Nahasnya, gadis kecil ada di kedua lengannya
Bermaksud merenggut surga
Rela lenyapkan nurani tak berdosa

Titik balik pun terjadi
Sepanjang hari Islam menjadi sorotan
Disinyalir perbuatan keji satu keluarga
Yang mengaku ber-Tuhan-kan Allah
Berafiliasi dengan kelompok bejad ISIS
Terjadi pembiasan makna
Segala rupa yang melekat di tubuh teroris
Diidentikkan sebagai manusia radikal tak berakal

“Islam agama radikal! Hati-hati dengan wanita bercadar serba hitam! Jangan dekati lelaki berjanggut bercelana gombrang! Atau tubuh akan terkoyak ledakan!”

Betap sesaknya hati dibombardir mispersepsi
Siti, gadis kecil yang diajarkan taat terhadap syariat
Hendak mengingkari semua dogma agama
“Bu! Biarkan aku menjadi pembangkang agama. Jika memang benar ini titah Tuhan. Kenapa Tuhan tak hadir membela? Jika memang benar ini perintah Rasul. Kenapa penuh liku dalam mempertahankannya? Kenapa aku harus menjadi korban kebiadaban para teroris yang tak kuakui sebagai saudaraku? Yakinkan aku bahwa aku bukan teroris!”
Tangis merangkum segala kecewa, beban, dan luka

Ya Rahman Ya Rahim..
Sampai berapa lama lagi aku harus terus bertahan menikmati luka?
Gulir detikku penuh caci dan benci
Islam, agama yang kau bumikan
Dicacati penuh kenistaan
Syariat yang kau firmankan
Didistorsi penuh kemunafikan
Dikoyak tiada henti, jiwa raga dan hati nurani
Ya Malikal Mulki..
Kemana hilangnya pemuda Muslim?
Dibenamkan bumi bagian mana? Digerus ombak lautan mana?
Mengapa mereka lenyap tanpa jejak?
Apakah ia lupa dimana ia dilahirkan? Dimana ia dibesarkan?
Mengapa kini mereka berdiri di barisan para pembangkang?
Menyorakkan tawa hina terhadap saudara seimannya..

Ya Rasulallah…
Hadirlah untukku dan kuatkan aku sekejap saja
Rangkul bahuku sedetik saja
Inginku menatap sinar matamu yang menenangkan
Ucap lisanmu yang penuh damai
Gerak tubuhmu yang mencerminkan kalam Tuhan
Ya Nabiyallah…
Bela aku di hadapan musuh yang membabi buta
Kuatkan tekadku menghadapi budak setan
Kuatkan langkah ku menerobos batas liberal
Kuatkan ucapanku mensyiarkan kebenaran
Jangan biarkan aku sendiri di zaman penuh fitnah
Tegaskan pada mereka, bahwa aku bukanlah teroris

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sumber: Screenshot youtube

Ketika Rasulullah saw. wafat, tidak ada pesan beliau tentang penggantinya. Hanya di dalam al-Quran dan kemudian menjadi tradisi kaum muslimin dibawah pimpinan Nabi untuk melaksanakan permusyawaratan dalam memecahkan masalah duniawi termasuk masalah kenegaraan.

Pengganti Nabi yang pertama yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dipilih secara musyawarah di Saqifah Bani Saidah yang kemudian dibaiat di Masjid Nabawi oleh kaum Anshor dan Muhajirin. Ketika Abu Bakar sakit, ia menyarankan kepada sahabat-sahabatnya untuk mengangkat Umar bin Khattab sebagai penggantinya.

Adapun khalifah ketiga yang terpilih yaitu Utsman Bin Affan yang dipilih melalui permusyarawatan dalam suatu panitia pemilihan. Khalifah keempat segera terpilih yaitu Ali Bin Abi Thalib yang memikul tanggung jawab yang berat yaitu menyelesaikan masalah politik dan hukum atas pembunuhan Utsman. Pada masanya, terjadi peperangan seperti perang Shiffin dan perang Jamal. Karena berbeda pendapat setelah peristiwa arbitrase, terjadi perpecahan antara umat muslim, yaitu yang pro Ali (Syi’ah), kontra Ali (Khawarij), dan tidak keduanya (Murji’ah).

Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang ushul sebagai suatu aqidah tentang keesaan Allah swt., wujud dan sifat-sifat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya dan sebagainya yang diperkuat dengan dalil-dalil akal dan meyakinkan. Sebelum Ilmu Kalam lahir, ia termasuk dalam Al-Fiqhul Akbar menurut Abu Hanifah.

Setelah Islam berkembang luas, lahirlah berbagai pemikiran yang membahas aqidah dan kepercayaan akibat persinggungan dengan berbagai kebudayaan yang mereka temui. Maka terjadilah diskusi dan perdebatan dan bersamaan dengan itu lahirlah masalah-masalah ketuhanan, qadla dan qadar dan sebagainya. Masuklah pengaruh agama lain ke dalam pemikiran sebagian kaum muslimin. 

Yang mendorong berkembang lebih mendalam Ilmu Kalam yaitu pada masa Umayyah adalah kaum muslimin banyak yang mempelajari Ilmu Logika (manthiq) dan pada masa Abbasiyah adalah berkat penelaahan para ahli Kalam terhadap filsafat dan logika Yunani setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Lahirnya ilmu kalam bermula dari adanya gejola perpolitikan ketiak terjadinya peristiwa tahkim. Pada saat itu, umat Islam terpecah menjadi 3, yaitu Syiah, Khawarij, dan Murjiah. Mulanya mereka hanyalah kelompok politik, namun seiring berkembangnya Islam, kelompok-kelompok ini pun tidak hanya membahas perpolitikan terutama tentang khalifah, namun sudah masuk ke dalam permasalahan keagamaan, seperti tentang siapa yang kafir dan tidak, hakikat tuhan, qadla dan qadar, hari akhir, dan lain-lain.

1. Aliran Khawarij
Secara bahasa berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Aliran ini mulanya adalah golongan politik yang menolak sikap Ali dalam menerima arbitrase antara Ali dan Muawiyah.

Aliran Khawarij terbagi atas beberap kelompok, yaitu Muhakkimah, Azariqah, Najdat, Baihasiyah, ‘Ajaridah, Tsa’alibah, Ibadhiyah dan Shufriyah. Perbedaan diantara kelompok ini yaitu mengenai iman dan kufur.

Adapun pemikiran-pemikiran mereka, yaitu; (1) Orang-orang Islam yang menentang mereka termasuk kafir tetapi tidak musyrik; (2) Orang yang berbuat dosa besar adalah tetap mu’min; (3) Wajib adanya Khalifah/ Imam dalam masyarakat Islam dan umat wajib tunduk dan patuh kepadanya.

2. Aliran Murji’ah

Secara bahasa berasal dari kata irja’ yang berarti pengunduran dan pengharapan. Aliran Murji’ah adalah aliran yang mendasarkan kepada pemikiran yang bersifat netral, yang pada dasarnya tidak mau terlibat dalam pertentangan dan permusuhan serta tidak mau mengkafirkan orang. Semua itu mereka tangguhkan penyelesaiannya pada hari perhitungan yang akan datang di hadapan Tuhan.

Menurut al-Baghdadi, Murji’ah terbagi atas 3 golongan besar, yaitu Murji’ah Qadariyah, Murji’ah Jabariyah, dan Murji’ah yang tidak dipengaruhi paham keduanya. Pada tahap perkembangan lebih lanjut, terdapat golongan-golongan, yaitu golongan Yunusiyah, Ghassaniah, Tsaubaniah, al-Marisiah, dan as-Shalihiah.

3. Faham Jabariah dan Qadariah

Jabariah berasal dari kata jabaran yang berarti memaksa, yang berarti manusia melaksanakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Jaham bin Sofwan berpendapat menolak atas sifat-sifat Tuhan dan kemudian diikuti oleh aliran Mu’tazilah. Tetapi dalam masalah qada dan jabar, Jaham bin Sofwan menganut Jabariyah.

Secara prinsip, Jaham bin Sofwan menolak adanya kekuasaan dalam diri manusia. Ia menyatakan, manusia itu dipasa, tidak memiliki kemampuan dan atau kekuasaan, tidak mempunyai kemauan sendiri dan tidak mempunyai pilihan atas suatu aktifitas. Fahamnya ini didasarkan kepada al-Quran, antara lain Q.S. An-Nisa: 149, Q.S. Al-Qalam: 24, Q.S. Al-Baqarah: 286, Q.S. Al-An’am: 112, Q.S. As-Saffat: 96, Q.S. Al-Hadid: 22, dan Q.S. Al-Insan: 30.

Faham Jabariah dalam perkembangan pemikiran Teologi Islam mirip faham fatalisme atau filsafat yang beranggapan secara determinis bahwa manusia tidak mempunyai kekuatan dan kebebasan, sebab segala-galanya telah ditentukan sebelumnya. Bagi mereka yang berfaham Determinis Teologi maka ketentuan itu datang dari alam makrokosmos dan mikrokosmos sebagaimana tampak dalam fislafat Tiongkok kuno, fislfat Mesir kuno dan fislfat Parmenides dari Yunani

Adapun faham Qadariah lahir dari Ma’bad al-Juhani. Menurutnya, manusia sendirilah yang berkehendak dan kemudian melakukan tindakan dengan kekuasaannya. Di dalam al-Quran, ayat-ayat yang memberikan inspirasi adanya free will tersebut, antara lain Q.S. Fussilat: 40, Q.S. Ali Imran: 164, dan Q.S. Ar-Ra’ad: 11.

4. Aliran Syi’ah

Syi’ah semula merupakan golongan politik yang mendukung Ali dan menganggap bahwa suatu pemerintahan yang tidak dipimpin oleh Ali dan keturunannya, maka pemerintahan itu tidak sah dan menyeleweng. Kelompok ini selalu disandingkan dengan Ahlus Sunnah karena memiliki perbedaan yang mencolok. Dalam pokok-pokok dasar akidah Islam, Syiah menambahkan dengan I’tikad dan Imamah.

Di dalam perkembangannya, ternyata aliran Syi’ah terpecah belah menjadi beberapa golongan besar, yaitu Ghulatus Syi’ah, Syi’ah Imamah, Rafidhah dan Zaidiah. Perbedaan faham di dalam tubuh golongan ini pun menyebabkan munculnya golongan-golongan kecil dengan faham-faham yang lebih ekstrim. Salah satu pembahasan yang memiliki perbedaan antargolongan yaitu mengenai bentuk, sifat, dan zat Tuhan.

Menurut kepercayaan Syi’ah, bahwa masalah khilafah atau Imamah adalah masalah rukun agama, dan karenanya tidak mungkin bagi Rasulullah melupakan atau mengabaikannya, serta tidak mungkin menyerahkannya kepada umum. Imam, menurut pandangan Syi’ah, adalah maksum dan menetapkan siapa yang menjadi Imam selanjutnya, sampai akhir zaman.

5. Aliran Mu’tazilah

Aliran ini tidak bisa dipisahkan dengan Washil bin Atha. Salah satu pendiriannya yaitu mengenai mu’min berdosa besar bahwa mereka itu Huwa fi manzilatain bainal manzilatain la mukmin wala kafir.

Ajaran pokok Mu’tazilah ada 5 atau disebut juga Ushul al-Khamsah, yaitu tauhid, keadilan tuhan, al wa’ad wal wa’id, manzilah baina manzilatain, dan amar ma’ruf nahi munkar. Umumnya, aliran Mu’tazilah berpendirian bahwa manusia adalah pencipta semua perbuatannya. Dengan demikian semua perbuatan hamba diciptakan oleh hamba sendiri, baik atau buruk. Sementara itu, mengenai khalifah, mempunyai kesatuan pendapat yaitu kepala negara diusahakan dan dipilih oleh rakyat.

Aliran ini terbagi ke dalam banyak golongan sesuai siapa yang diikuti, seperti Al-Washiliyah, Al-Nazhzhamiyah, Al-Bihsriyyah, Al-Hisyamiyah, dll.

6. Aliran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

Konsepsi Imam Asy’ari merupakan dasar pikiran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sebagai konsepsi jalan tengah diantara dua kutub pendapat yang ekstrim. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu bersilang pendapat dengan Mu’tazilah. Dalam pembahasan zat dan sifat Tuhan, Imam Asy’ari atas dasar asas Naqal dan akal, dengan secara berhati-hati menyisihkan kemungkinan adanya Tasybih (keserupaan antara Tuhan dengan makhluk). Di lain sisi, banyak pendapat Imam Asy’ari yang mendapat tantangan khusus dari filsuf Andalusia Ibnu Rusyd dalam kitabnya Al Kasyfu’an Manahij al-Adillah fi Aqaid al Milah yang menyatakan bahwa konsepsi Asy’ari membawa kepada tajsi dan membawa kepada politheisme.

Berbeda dengan Mu’tazilah, aliran ini berpendapat bahwa manusia dan perbuatannya adalah makhluk Allah, baik dan buruknya adalah Tuhan yang menjadikannya. Aliran ini pun menolak pendapat Jabariah yang menyatakan bahwa Allah-lah yang memaksakan manusia berbuat maksiat sesuai dengan takdirnya, kemudian orang itu diazab.

Jumhur Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, menetapkan syarat-syarat Imamah, yaitu Quraisy, bai’at, demokrasi, dan keadilan.

7. Aliran Salaf

Aliran ini tidak terlepas dari kejadian Mihnat. Ciri khas aliran ini adalah kembali kepada penafsiran harfiah (literalis) atas nash-nash dan memunculkan tradisi kalam dan hukum sebagaimana ketika perkembangan pertama dalam Islam, terutama pemikiran-pemikiran Ahmad bin Hanbal, serta menolak dominasi akal dalam memecahkan berbagai masalah keagamaan.

Adapun tokoh terkenal yang membangkitkan faham Hanbali adalah Ibnu Hazm. Dari banyak tulisan Ibnu Hazm, dapat dihimpun pokok-pokok pikirannya dalam bidang teologi Islam, diantaranya yaitu bagi Ibnu Hazm yang dimaksud dengan keesaan Zat Allah adalah tidak bersyarikat zat-Nya dengan sesuatu apapun juga, tidak berbilang dan tidak ada sesuatu pun dari yang baru ini menyerupainya.

Adapun di Timur, usaha rekonstruksi pemikiran Islam ke arah Salaf as-Saleh dicanangkan oleh Ibnu Taimiyah. Ada tiga hal yang perlu diluruskan untuk pemurnian Islam olehnya, yaitu pemahaman kaum muslimin yang telah banyak dicekoki pikiran Hellenisme, perkembangan aliran dalam teologi Islam, dan kalangan tasawuf yang banyak menerima pengaruh dari luar Islam.

Secara keseluruhan, dalam pemikiran-pemikirannya bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa sifat, yaitu rasional (Khawarij, Qadariyah, Mu’tazilah), tradisional (Salaf), moderat (Jabariyah), fundamental (Ahlussunnah wal Jama’ah), dan skeptis (Murjiah). Dari banyaknya perbedaan pemahaman semua aliran, diantaranya adalah mengenai pengkafiran seseorang, hakikat dan wujud Allah dan kehidupan setelah kematian (surga dan neraka) Namun, pada zaman sekarang, terdapat 2 aliran besar yang banyak  akan pengikutnya yaitu Syiah dan Ahlussunnah wal Jama’ah. Kedua aliran ini tidak pernah bertemu titik temu bahkan akan saling menyalahkan bahkan hingga perang karena pemikiran yang berbeda, terutama mengenai kekhalifahan dan rukun agama. 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hamparan padang rumput nan luas menutup nusantara
Gunung menjulang membelah langit pertiwi
Inilah negeriku, negeri dambaan tetangga
Negeri yang gemah ripah loh jinawi

Tiba-tiba petir menyambar jiwa garuda
Falsafah yang dulu dielu-elukan
Lemah, jatuh, dan rapuh bersama darah pahlawan
Keringat patriot bangsa diludahi penuh hina

Kini, sepanjang bentangan garis khatulistiwa
Tiada ketenangan yang terasa
Perpecahan berapi-api di tiap sudut negeri
Persatuan hanyalah cerita jenaka

Ada apa dengan negeriku?
Siapa yang salah dan siapa yang benar?
Dimanakah tempat peristirahatanku kelak?
Kapan rayap-rayap raksasa habis dibasmi tanpa tersisa?

Haruskah bung karno menyuarakan kata merdeka lagi?
Haruskah bung tomo membangunkan para macan pertiwi lagi?
Haruskah jiwa tak berdosa berceceran di trotoar jalan lagi?
Haruskah bambu runcing terangkat ke angkasa lagi?

Tidak!
Sama sekali tidak!
Biarkan mereka tidur terlelap di pangkuan sang khalik
Menikmati indahnya sagara surga milikNya
Inilah tugas kita, menggemakan Indonesia Raya di langit jagad raya
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Kiriman Lampau

Siapakah Aksa?

Siapakah Aksa?
Aku adalah apa yang kamu baca dan dengar

Ikuti dan Tanya Aku!

  • instagram
  • facebook
  • youtube
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Apa aja yang banyak dicari?

  • [Syarhil] Akhlak Rasulullah sebagai Kunci Perbaikan Dekadensi Moral
    Ilustrasi Assalamualaikum wr.wb. Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Qur’an yang berbahagia, serta ha...
  • Dollar menjadi Raja
    “Waduh! Sembako mahal!” “BBM naik!” “Kemana pemerintah? Kok bahan-bahan pokok jadi mahal!” Itulah beberapa pernyataan yang terlo...
  • Disiplin, Apakah perlu?
    Saat mendengar kata “Disiplin” maka pikiran yang terlintas di benak kita adalah suatu beban atau suatu tanggung jawab yang ...
  • Beasiswa PPA 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    Assalamualaikum! Hallo! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.. Berjumpa lagi dengan Aksa di tahun yang berbeda tapi kabar yang sama...
  • [Story Telling] Malin Kundang (+Video)
    Once upon a time, there was a poor boy named Malin Kundang. He lived with his old mother in West Sumatera. He was very nice boy but he...
  • Mengenal Pilar Budaya Cianjur
    Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur...
  • Ruksakna Iman jeung Alam (Bahasa Sunda)
    Sumber: ISNET Dina surat Ar-Rum ayat 40 deugika 42, Alloh negeskeun ka manusa, yén ‘ngayugakeun kahirupan’ , ‘nyiptakeun rejeki’ ajan...
  • [PUISI] Tangis (W.S. Rendra)
    Tangis Karya: W.S. Rendra Ke mana larinya anak tercinta Yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! Ia la...
  • Best Position Paper Asia World MUN III (Committee OIC)
    Topic : “Discussing the Roles of Member States and the OIC in Response to the Ongoing Refugee Crisis” Commit...
  • Cyberbullying, Tren Generasi Milenial Indonesia
    Source: iam1n4.com Perbincangan mengenai bullying kembali mencuat ke permukaan. Masalah kolot yang biasanya terjadi di sekolah ini b...

Postingan Terbaru!!

Ada Apa Aja?

  • Artikel dan Essai
  • Beasiswa dan Kepemudaan
  • Berani Merasa
  • Cerpen
  • Excel
  • Pidato
  • Puisi
  • Tugas Kuliah

Garis Waktu

  • Juli 2025 (2)
  • Desember 2023 (1)
  • September 2021 (1)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2021 (3)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (1)
  • September 2020 (1)
  • Agustus 2020 (6)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (3)
  • April 2020 (7)
  • Maret 2020 (5)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (5)
  • November 2019 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Juni 2019 (1)
  • Mei 2019 (1)
  • Maret 2019 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (2)
  • Desember 2018 (6)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (10)
  • September 2018 (5)
  • Agustus 2018 (6)
  • Juli 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Desember 2015 (8)
  • Juli 2015 (1)
  • April 2015 (1)
  • Maret 2015 (9)

Created with by Aksara Fauzi | Helped by Someone