Source: Dion Barus |
Internet hadir membawa segudang manfaat, salah satunya untuk kegiatan pemasaran produk dan jasa. Namun, pemasaran produk dan jasa secara online bisa seperti dua ujung pedang yang memberikan efek positif dan juga efek negatif kepada masyarakat. Masyarakat mulai menggandrungi belanja online karena mudah, selain dapat memilih barang dengan banyak pilihan, pembeli dapat memesan tanpa perlu susah payah keluar masuk toko jika tidak ada uang cocok, pun pelaku bisnis mudah dalam memasarkannya karena cakupannya lebih luas. Di sisi lain, tidak sedikit para pelaku bisnis memanfaatkan dari fenomena ini untuk memperkaya diri sendiri dengan melakukan penipuan. Barang dan jasa yang ditawarkan di internet tidak sesuai setelah sampai di tangan konsumen. Salah satu bentuk cybercrime tersebut bukan hanya merugikan konsumen, pun kepada pelaku bisnis yang jujur karena tingkat kepercayaan masyarakat menurun terhadap bisnis online.
Dilansir dari Liputan6.com bahwa berdasarkan hasil survei Kaspersky Lab, 26 persen konsumen di Indonesia menjadi korban penipuan online dan menjadi salah satu negara dengan korban penipuan online terbesar di dunia. Kegiatan penipuan ini dilatarbelakangi karena pelaku bisnis tidak mau rugi atau bahkan gulung tikar, melihat pesaing pun semakin banyak. Maka dari itu, selain melakukan perencanaan bisnis di awal, para pelaku bisnis pun harus menyiapkan karakter pribadi yang unggul sehingga siap menghadapi rintangan dalam berbisnis online. Representasi dari unggul yaitu pelaku bisnis yang berkarakter godly character, kemampuan berfikir, emulasi, dan spiritual discernment.
Indikator godly character adalah memiliki budi pekerti dan berakhlak pada multi latar. Pelaku bisnis tahu bagaimana berakhlak kepada Sang Pencipta dan konsumen. Hakikatnya, orientasi dari berbisnis adalah untuk mendapatkan karunia Tuhan dengan cara mengutamakan kepuasan konsumen dalam bertransaksi. Pelaku bisnis pun memiliki rasa tanggung jawab terhadap pemanfaatan internet untuk berbisnis dan memunculkan kemampuan untuk berfikir agar konsumen tidak kecewa. Kemandirian berfikir ini kemudian dimanifestasikan kepada kemampuan emulasi. Indikator emulasi yaitu mampu berinovasi dan bernilai tambah dari sisi keunggulan kompetitif serta didukung dengan keterampilan learning how to learning. Dengan kemampuan emulasi, produk barang dan jasa pelaku bisnis memiliki keunikan karena inovasi terbarukan dibandingkan produk yang ditawarkan pelaku bisnis lain.
Selanjutnya, karakteristik yang mesti dimiliki pelaku bisnis adalah spiritual discernment. Apapun yang dilakukannya mengacu pada prinsip bahwa setiap memasarkan barang dan jasa harus membawa manfaat bagi konsumen karena akan ada saatnya hari pertanggungjawaban amal. Dalam hidupnya, segala sesuatu diwujudkan dengan ikhtiar, dikuatkan dengan doa, dan mengenai interpretasi atas hasil dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan penuh tawakal (kepasrahan).
Oleh karena itu, dalam menapaki pemanfaatan internet untuk pemasaran produk dan jasa diperlukan sinergisitas dengan karakter unggul seorang pelaku bisnis sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Dengan demikian, tidak akan ada lagi penipuan online karena para pelaku bisnis bersaing secara sehat dan siap untuk bangkit dari kegagalan atau kerugian.