Perbanyak Area Resapan sebagai Tabungan Air Masa Depan

by - September 15, 2018


Berbagai fenomena alam yang terkait dengan air sudah menjadi siklus tahunan. Ketika musim kemarau tiba selalu diikuti dengan krisis air yang berkepanjangan. Pasokan air yang tersedia tidak sepadan dengan kebutuhan masyarakat. Sebaliknya, saat musim hujan, yang terjadi juga bencana, seperti banjir dan longsor.

Secara topografi, potensi sumber daya air yang dimiliki Indonesia sangatlah besar, tapi tidak disokong oleh semangat konservasi air, yaitu memperluas daerah resapan. Dari ruang lingkup terkecil saja, seperti rumah, sudah tidak ada lagi area untuk resapan air karena telah ditutup beton seluruhnya. Ini pun diperparah oleh kegiatan para pengembang properti yang menggerus lahan hijau untuk memuaskan nafsu mereka membangun kawasan industri tanpa memerhatikan lingkungan. Hal tersebut menjadi penyebab terancamnya stok air tanah.

Bertolak dari fenomena di atas, manajemen air dengan pembangunan daerah resapan adalah solusi untuk meminimalkan defisit sumber daya air. Perlu adanya perluasan ruang terbuka hijau, pembuatan sumur resapan, dan pembuatan lubang biopori sehingga  curah hujan yang tinggi pun tidak lagi menjadi musibah tetapi anugerah karena dengan demikian cadangan air yang disimpan semakin banyak.

Berkenaan dengan manajemen air, secara lebih lanjut Indonesia dapat belajar kepada Singapura. Sistem drainase "Negara Jiran" ini memisahkan antara aliran air hujan dan air limbah. Di Singapura, air hujan akan ditampung oleh sebuah daerah resapan air untuk kemudian dialirkan melalui saluran air, kanal, dan sungai menuju reservoir sebagai tempat penyimpanan air.

Adapun kunci sukses dalam penanggulangan krisis air ini adalah sinergisitas antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus mau berkomitmen kuat dalam menjamin ketersediaan air dengan melakukan langkah kecil seperti menyisakan lahan di lingkungan rumah untuk daerah resapan, menanam tanaman, dan membuat sumur resapan. Dengan demikian, krisis air tidak lagi menjadi mimpi buruk karena telah banyaknya daerah resapan sebagai tabungan air masa depan. (Telah dimuat di Harian Media Indonesia hlm. 9, 14 September 2018)

You May Also Like

0 komentar