Gebrakan Revolusi Cianjur (Jika Aku Menjadi Bupati, Aku akan.....)

by - Desember 28, 2015

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn137xQXNJLQ2Gpko17-o7IuinX5djQYeue-i_zmRkywTtZV6VHvjmqVvDQPqJHi9giHff5gwq3-Cxdv05Tzvrr_bm4UkJr70phDLcW6JnOD0AlXADMqqi8z-vD8xQFKuy8lZOI_GOgns/s1600/
Cianjur pada Masa Depan
Desember 2015, segenap warga Kabupaten Cianjur akan menghelat acara besar yang diadakan lima tahun sekali. Ya, masyarakat Cianjur akan mengetahui who will be the next leader of Cianjur. Walaupun acara besar itu akan dilaksanakan lima bulan ke depan, namun kini sudah banyak baligo, spanduk, maupun poster yang dilengkapi foto para calon bupati yang memenuhi setiap sudut pusat kota bahkan pedesaan.
Penulis tidak akan melakukan justifikasi dengan mengungkapkan kelebihan maupun kekurangan setiap calon, karena penulis percaya warga Cianjur yang lain jauh lebih pintar dalam menentukan siapakah yang akan menjadi pemimpin kita nantinya. Siapa pun pemenangnya, yang diharapkan warga Cianjur adalah mendapat kenyamanan, ketentraman, dan keamanan yang terjamin.
“Naha geuning kieu pamingpin urang teh?” (Mengapa seperti ini pemimpin kita?)
“Kunaon Cianjur teh jadi kieu?” (Mengapa Cianjur jadi seperti ini?)
“Mana janji basa kampanye kamari?” (Mana janji sewaktu kampanye?)
Daftar pertanyaan di atas sering terlontar saat pemimpin yang telah kita pilih ternyata tidak sesuai dengan harapan. Namun menyesal pun sudah terlambat saat itu. Maka, sebelum menyesal di kemudian hari, penulis mencoba untuk berangan-angan apa yang akan penulis lakukan jika penulis menjadi Bupati Cianjur periode 2016-2020. Mudah-mudahan menjadi doa yang dapat disampaikan pada para calon pemimpin kita. Perlu diingat, angan penulis hanya berdasarkan pada apa yang penulis lihat dan rasakan dengan kondisi Cianjur saat ini, tentu tanpa memperhitungkan statistik dan segala permasalahan yang mungkin sengaja dibuat sesungguhnya di lapangan.
Kota Santri, Masih Pantaskah?
Jika berbicara tentang Cianjur, hal yang terbersit pada pikiran kita adalah gelar yang disandangnya, ya kota santri. Gelar ini dapat disandang Cianjur karena budi pekerti, keramahtamahannya dan karena selalu “dekat” dengan Tuhan, tapi itu dulu.
http://www.beritametro.co.id/media/news/2013/07/
Sekarang seperti yang kita ketahui, moral masyarakat Cianjur saat ini sangatlah memprihatinkan. Dewasa ini nilai  kejujuran, keadilan, tolong menolong, dan kasih sayang sudah tertindas lesu dihujani oleh perilaku penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling menjatuhkan. Banyak terjadi adu domba dan fitnah, menipu, mengambil hak orang lain sesuka hati, dan perbuatan yang tidak bermoral lainnya.
Kemerosotan moral yang demikian itu lebih mengkhawatirkan lagi, karena bukan hanya menimpa kalangan orang dewasa dalam berbagai jabatan, kedudukan dan profesinya, melainkan juga telah menimpa pelajar tunas-tunas muda yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan membela kebenaran, kedilan dan perdamaian masa depan.  Diharapkan pula para tunas bangsa tersebut bisa menjadi calon penerus tahta pemerintahan yang handal pada masa depan, serta dapat mewujudkan cita-cita luhur bangsa.
Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk bisa mengembalikan generasi muda yang tersesat di jalan yang salah. Hal ini dibutuhkan perhatian dari pemerintah kabupaten ini. Seperti yang kita ketahui, begitu sulit generasi muda mencari lahan untuk mengembangkan bakat mereka. Di sinilah peran pemerintah terutama bupati untuk bisa memfasilitasi para pemuda untuk berkespresi, sehingga masa depan mereka dapat bersinar kembali.
Pendidikan yang bermutu adalah salah satu fasilitas yang dibutuhkan pemuda. Pendidikan berkualitas yang didasari untuk menciptakan watak ataupun akhlak yang berbudi pekerti akan menciptakan pemuda-pemuda yang berkualitas, baik dalam hal pengetahuan, teknologi, bahkan agama sehingga Kabupaten Cianjur ini bisa eksis kembali dengan kota santrinya dan menjadi panutan kota-kota lain baik dalam hal iptek maupun agama.
Pencemaran Udara yang Menyesakkan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9l-zyX3F33qwhayuodeXas-2BDOJNx957JhmfUFar4qrIpvu9_YJoPflkhg_ncFJWb-KWhCEYCgJbVscQxFBFvQX3eVXjBeyg7NV-qgPtXjmRFjYJqLo4SIndItWi-do4Fseq0ufn4vQ/s1600/Bersangkut paut dengan moral, masyarakat yang bermoral baik pasti mencintai lingkungannya. Masyarakat yang bermoral akan menjaga sebaik mungkin kondisi lingkungannya dari pencemaran udara yang disebabkan kurangnya penghijauan kota dan kesadaran masyarakat yang masih minim moral.
Masih berbekas dengan jelas di ingatan penulis, dingin dan segarnya udara Cianjur, sehingga jaket adalah perlengkapan penting menjelang tidur. Namun sekarang, sering penulis mendengar obrolan-obrolan para pendatang dari luar kota yang berwisata ke Cianjur, banyak yang berkata “Loh, kok Cianjur jadi panas yah?” Pernyataan itu menjadi sentilan untuk penulis selaku bagian dari masyarakat Cianjur. Adapun langkah yang akan penulis lakukan untuk mengembalikan kesegaran udara di Cianjur :
  1. Melakukan uji emisi terhadap semua jenis kendaraan (terutama angkutan umum) secara berkala dan hukuman untuk yang tidak lulus, ada dua pilihan: peremajaan atau larangan pengoperasian.
  2. Larangan merokok di angkutan umum, yang kemudian akan dikembangkan menjadi larangan merokok ditempat umum setelah pembangunan tempat-tempat khusus merokok selesai. Namun, di kabupaten yang terkenal dengan “gerbang marhamah”nya ini masih belum mempunyai tempat khusus bagi pengguna rokok sehingga, asap-asap rokok masih berkeliaran dan menyesakkan kota.
  3. Pengembalian fungsi daerah resapan air, jika Anda perhatikan banyak sekali taman kota yang dibangun, tapi tidak jelas manfaat yang ingin dicapai. Lihat taman alun-alun, taman kota pasar Ramayana, dan taman Joglo kondisinya sangat memprihatinkan dengan sampah menjadi hiasannya. Kini, lahan-lahan yang diharapkan bisa menjadi daerah resapan air telah diganti para pengembang property untuk mencapai kepuasannya menjadi lapisan semen. Pabrik-pabrik besar pun bertengger megah di setiap sudut kota tanpa menghiraukan semakin sempitnya daerah resapan air. Daerah Warungkondang yang dulunya begitu hijau karena luasnya pesawahan, kini telah menjadi beton-beton untuk bangunan pabrik.

Jika ketiga hal ini kita lakukan bersama, maka pencemaran udara yang menjadi mimpi buruk akan hilang dan digantikan dengan udara yang bersih dan sehat. Bukankah ini adalah impian kita semua?
Kualitas Sumber Daya Daerah
Terlepas dari masalah kebersihan dan pencemaran udara yang menjadi mimpi buruk masyarakat Cianjur, hal yang tak kalah pentingnya adalah pengolahan sumber daya daerah Cianjur.
Penduduk Kabupaten Cianjur yang berjumlah 2,335 juta jiwa dengan luas 3.840 km² adalah sumber daya potensial yang dapat digali untuk memperbesar pendapatan daerah Cianjur. Namun kondisi saat ini, sebagian besar dari mereka masih termasuk golongan konsumtif, hanya bisa meminta, menggunakan tanpa bisa menghasilkan. Oleh karena itu, penulis sebagai Bupati Cianjur mencoba untuk ‘membangunkan’ potensi-potensi yang tersembunyi pada tiap-tiap diri warga Cianjur.
http://www.disdikpora.baliprov.go.id/files/subdomain/disdikpora/penyerahan%20uang/
  1. Youth inspiration of Cianjur award, yaitu penghargaan yang diberikan pada warga Cianjur yang berprestasi dan mengharumkan Kabupaten Cianjur di bidang apa pun. Jangan sampai para pengharum Cianjur terbuang sia-sia tanpa ada tindakan maupun penghargaan dari pemerintah itu sendiri. Diharapkan penghargaan ini akan memacu semangat untuk dapat terus berprestasi.
  2. Menonjolkan kembali kegiatan karang taruna. Pemerintah tidak dapat setiap saat memantau warga di daerah, di sinilah karang taruna berfungsi sebagai tonggak kemajuan daerah, sarana aspirasi dan benteng pertahanan dari segala penyakit masyarakat seperti narkoba, miras, geng motor hingga perkelahian antarwarga.
  3. Pembenahan daerah wisata. Terdapat banyak sekali tempat wisata di Cianjur. Untuk wisata alam ada Cibodas, Gunung Gede, Gunung Padang namun masih kurangnya fasilitas pelayanan publik menyebabkan tempat ini relatif sepi dari pengunjung, terutama akses untuk masuk. Setelah melengkapi fasilitas serta mempermudah akses, promosi merupakan hal yang tak kalah penting, dan situs-situs seperti www.cianjurkab.go.id/ harus dapat menjadi penarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
  4. Mendidik masyarakat produktif. Bukan mencarikan lapangan pekerjaan melainkan melatih warga Cianjur agar dapat menciptakan lapangan kerja untuk dirinya dan orang lain. Perlu diperhatikan, penulis sebagai bupati tidak akan menyediakan sekolah umum gratis, dan sebagai gantinya penulis akan menjadi fasilitator untuk warga yang ingin menjadi pengusaha. Caranya, pelatihan bengkel untuk mereka yang gemar “ngoprek” kendaraan, penyuluhan bercocok tanam dan berternak untuk yang tertarik menggeluti agrobisnis atau bisa disalurkan ke usaha pengolahan sampah seperti disebut di atas. Satu yang penulis gratiskan adalah buku membaca dan berhitung dengan membeli hak paten dari penulis untuk semua anak di Kabupaten Cianjur. Jika masyarakt sudah memiliki jiwa produktif, maka tidak ada lagi para lulusan universitas yang menyandang gelar sarjana mencari lapangan pekerjaan dan menjadi pengangguran.

Demikian angan penulis jika menjadi Bupati Cianjur, khususnya periode 2016-2020 ini. Jika akhlak, kebersihan dan sumber daya daerahnya telah maju maka kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran tidak akan ada lagi di kabupaten ini. Kesinkronan tiga hal ini adalah awal gebrakan revolusi untuk Cianjur pada masa mendatang. Semoga!***

Juara 2 Perlombaan Menulis Esai tk. Kab. Cianjur
Dipublikasikan di Surat Kabar Berita Cianjur Edisi Agustus 2015

You May Also Like

0 komentar