Setiap pertengahan tahun, dialog pembicaraan mahasiswa tingkat akhir selalu bermuara ke bahasan KKN. Sejak tahun 2020, terdapat sedikit perbedaan yang signifikan terkait KKN ini. Pada masa pandemi, regulasi mengenai KKN memunculkan tantangan baru bagi mahasiswa. Dari sinilah, kemampuan berpikir kritis mahasiswa diperhitungkan.
Teringat pengalaman penulis pada tahun kemarin. Sebagai generasi pelopor KKN Masa Pandemi, banyak pertimbangan yang mesti dipikirkan secara matang. Tetap menjadi manfaat tanpa menyebarkan mudarat -virus covid19. Saya mengabdi selama kurang lebih 2 bulan bersama 15 mahasiswa di Desa Sukasari Kec. Karangtengah. Tidak mudah memang menjalani kegiatan pengabdian masyarakat dengan keterbatasan gerak yang sudah diatur pemerintah, namun bagaimana pun juga pemberdayaan masyarakat harus bisa berjalan.
Pada tulisan kali ini, penulis akan berbagi kurang lebih 20 ide program KKN (Kuliah Kerja Nyata) selama masa pandemi yang sebelumnya pernah dilaksanakan penulis. Seluruh program akan terbagi atas 5 cabang, berikut uraiannya:
1. Bidang Pendidikan
Mendikte kata "KKN", pasti
bayangan yang tergambar adalah keseruan berbagi cerita dan wawasan kepada
anak-anak di desa, asiknya bermain di ladang, dan saling membantu mengerjakan
PR sekolah, betul? Bidang pendidikan merupakan hal krusial yang perlu diberikan
perhatian karena bagaimanapun juga bidang ini adalah pondasi untuk kemajuan
bangsa. Adapun program yang dapat dilakukan pada bidang ini, yaitu:
1)
Kerjasama dengan guru.
2)
Membangun rumah belajar.
3)
Mendirikan pojok literasi.
4)
Membuat media pembelajaran.
5)
Sharing session:
a.
Sharing session dengan guru.
b.
Sharing session dengan murid.
c. Sharing session dengan orangtua murid.
2. Bidang Ekonomi
Selama masa pandemi, tak dapat
dipungkiri bahwa roda ekonomi mengalami ‘kemacetan’. Mobilitas yang dibatasi
tentu berimbas kepada penjualan yang tidak maksimal sehingga lebih besar pasak
daripada tiang. Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa dapat melakukan program
sebagai berikut:
1)
Kerjasama dengan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES).
2)
UMKM Goes to Maps.
3) Training pelaku UMKM.
3. Bidang Lingkungan
Seluruh aktifitas kehidupan saat ini
dilakukan di rumah, seperti WFH (Work
From Home) dan LFH (Learning From
Home). Kegiatan ini memiliki dampak terhadap lingkunga. Kok bisa? Seperti
yang diketahui bahwa tingkat konsumtif masyarakat meningkat tajam seiring
banyaknya kemudahan untuk mendapatkan makanan atau barang yang dilakukan secara
daring melalui beragam marketplace.
Sayangnya, sifat tersebut tidak diimbangi dengan perilaku cinta lingkungan,
sehingga sampah rumah tangga pun menumpuk selama pandemi. Lantas, apa yang bisa
dilakukan untuk mereduksi sampah-sampah tersebut?
1)
Menjalankan program Eco-Brick.
2)
Mendirikan Bank Sampah.
3)
Donasi tong sampah.
4) (tambahan) Pembuatan papan jalan.
4. Bidang Keagamaan
Tokoh agama masih memiliki porsi yang
cukup besar sebagai sosok yang dijadikan panutan oleh warga, maka tak ayal
kerapkali masyarakat cenderung mempercayai ustaz ketimbang tokoh masyarakat
lainnya. Fenomena ini dapat menjadi negatif apabila sosok yang diyakini tak
memiliki sikap toleransi dan keras kepala yang berdampak tidak mematuhi aturan
pemerintah, namun dapat menjadi positif ketika pesan-pesan yang disampaikan
berkesesuaian nilai-nilai agama dan membantu menyukseskan program pemerintah –khususnya
dalam pengendalian covid-19. Maka dari itu, kita bisa ikut berkontribusi
dengan,
1)
Menyiapkan materi tentang korelasi
agama dan keharusan berdiam diri pada masa pandemi.
2) Ikut pengajian dengan menyampaikan pentingnya parenting selama pembelajaran dari rumah.
5. Bidang Kesehatan
Bidang ini tentunya tidak boleh
sampai ketinggalan, mengingat kondisi saat ini yang sedang tak karuan. Sebagai
agen perubahan, mahasiswa dapat berkontribusi secara penuh dan serius dalam
upaya pengendalian penyebaran covid-19 dengan cara,
1)
Berperan aktif dalam kegiatan
posyandu.
2)
Relawan vaksinasi di tempat kesehatan
(contohnya Puskesmas).
3) Menyelenggarakan sosialisasi covid-19 dan pentingnya vaksinasi.
6. Bidang Media
Masa pandemi memaksa semua aspek
kehidupan bermigrasi ke dunia media digital. Anak milenial tentunya sudah
kadung akrab dengan media yang dapat dikatakan sudah menjadi nadi dalam kehidupan
ini. Maka dari itu, tentu mahasiswa harus masuk ke dalam jaringan masyarakat
yang notabene masih banyak –khususnya golongan orang tua- yang masih asing
dengan media digital ini. Adapun program yang dapat diselenggarakan, yaitu:
1)
Optimalisasi media sosial pemerintah
atau lembaga masyarakat.
2)
Melakukan live di media sosial selama kegiatan.
3) Dokumentasi video.
Program-program di
atas mudah-mudahan dapat menjadi referensi bagi teman-teman mahasiswa untuk
dapat melakukan pengabdian masyarakat yang diharapkan dapat berjalan terus
menerus. Untuk pembahasan yang lebih mendalam, teman-teman dapat menonton video
youtube pada link di bawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=qHxN2GpjXAE
https://www.youtube.com/watch?v=qHxN2GpjXAE
https://www.youtube.com/watch?v=qHxN2GpjXAE