Arti Cinta
Cinta, setiap insan pasti pernah
merasakannya. Karena cinta, manusia hidup tentram. Karena cinta, manusia hidup
rukun. Cinta bisa mengubah segalanya, mengubah perasaan manusia dan mengubah
suasana dunia.
Aku pun tak luput dari keindahan cinta.
Ya, masih teringat seperti apa perjalanan cintaku 1 tahun yang lalu. Dimana,
kebahagiaan menyelimuti hidupku. Duka lara dihempaskan suka cita. Di masa-masa
itu kunikmati nikmat tuhan yang tak terkira. Kesempurnaan diri telah ku rasakan
di masa itu.
Tapi, kebahagiaan itu tidak aku rasakan
kembali. Duka lara kini yang menyelimutiku. Kesendirian dalam lorong kesunyian
aku berpijak. Kekalutan selalu kubawa ke tempat berkeluh kesah. Masih ku ingat,
kita menjalin kasih dengan penuh senyum dan canda tawa. Foto, ya hanya itu yang
bisa membawa alam bawah sadarku kembali mengulang masa lalu, masa dimana cinta
menjadi cerita. Waktu itu...
“ Alhamdulillah, latihannya lancar.
Semoga besok aku dapat menyampaikannya dengan baik “ ucapku sehabis latihan
pidato untuk ditampilkan esok hari di acara perpisahan siswa kelas IX MTsN
Sawahgede. Terus ku berlatih agar bisa menyampaikannya dengan baik. Di seisi
ruangan, sesak dipenuhi siswa-siswa lainnya yang berlatih untuk dipentaskan
esok. Ada yang menari, drama, dan bahkan paduan suara.
Tapi, yang membuat aku terkesima itu
disaat pandanganku terfokus ke siswa-siswa yang sedang berlatih paduan suara,
tapi bukan paduan suara-nya yang membuatku terpukau tapi salah satu siswa yang
sedang berlatih. Walaupun siswi lainnya memiliki kecantikan yang lebih darinya,
tapi entah apa yang membuat dia itu spesial di hati.
“ Mungkin ini yang namanya cinta.. “
Bisikku dalam hati dan hanya aku luapkan dengan senyuman bahagia. Disetiap
latihan, aku hanya terfokus ke siswi itu. Dari bulu matanya, pipinya yang
chubby, dan yang membuat aku melting itu lesung pipinya yang terbentuk dikala
dia mengukir senyuman.
“ Woy!! “ Kaget temanku. “Astagfirullah!”
Jawabku sambil mengelus dada yang kurasakan jantung ini hampir copot. “Cieee
yang lagi merhatiin cewek. Haha...” Ejek temanku, Ari. “ Ah! Sok tau kamu!
Siapa juga yang merhatiin cewek” Jawabku dengan ku sembunyikan perasaanku agar
Ari tidak tahu bagaimana perasaanku. “Ah, jangan bohong fan! Aku tau kok nama
dia siapa, itu Aulia siswi kelas 8 dan dia itu anggota DKM. Suka yah? Haha..”
ucapnya sambil terus mengejekku. Aulia, nama yang indah seindah parasnya. “Udah
ah! Yuk kita lanjut latihan.
Sehabis latihan, aku dan siswi itu
terpisahkan ruang dan waktu. Terbersit perasaan rindu kepada siswi itu. Selama
jalan pulang, terus aku ukir senyuman dan aku lihat foto-foto dia yang telah
aku potret secara sembunyi-sembunyi bak mata-mata. Perasaan ini terus tumbuh
dan baru kali ini aku merasakan perasaan yang begitu indah..
“ Aulia.. baru kali ini aku dibuat
bahagia oleh cinta.. “ Lirihku dalam hati sembari melihat langit-langit kamar
dan terus aku pancarkan senyuman yang indah.
Esoknya, aku bisa melihat siswi itu walau
dari kejauhan. Deg... Antara kaget dan bahagia. Disaat aku terus memandangi
dia, tiba-tiba dia melihat ke arahku dan dia membalas senyumku. Kebahagiaanku
semakin bertambah, luapan senyuman terus ku ukir sampai aku dan dia dipisahkan
oleh jarak yang tak seberapa namun bermakna.
Rasa penasaranku dan rasa ingin dekatku
dengan siswi itu semakin terasa dikala malam menyelimuti. Dalam kesunyian,
diriku membayangkan bagaimana bahagianya diriku bisa memiliki hatinya, bisa
mengukir kisah cinta diatas prasasti hati.
“ Ya tuhan.. Begitu indah ciptaanmu,
parasnya, senyumnya, dan semua yang dia lakukan begitu indah. Apakah ini
namanya cinta? “ Gumamku dalam hati sembari mengerjakan tugas sekolah yang
masih menunggu.
Semburat cahaya matahari membangunkanku,
terbangun dari mimpi dan terbangun melanjutkan kisah hidup. Entah kenapa, pagi
ini lain dengan pagi sebelumnya. Semangat melanjutkan hidup terus membara,
membara karena cinta mungkin..
“ Bismillah!! Semoga hari ini berjalan
dengan baik dan... bisa melihat dia, walau dari kejauhan.. haha “ Lirihku
sambil terus berjalan.
Teng nong.. Bel istirahat berbunyi. Semua
siswa keluar untuk mencari makanan. Tapi, mungkin hanya aku yang berbeda dari
lainnya. Bukan makanan yang aku cari, tapi cinta yang aku cari. Haha...
Mataku terus melirik ke tiap-tiap kelas,
ya siapa lagi kalau bukan dia yang aku cari. Bola mata ini tak hentinya terus
melihat ke sudut sudut kelas. Bola mata ini terhenti di kelas VIII D. Kulihat
sang penakluk hati duduk tepat di bangku depan. Kulihat dia sedang becanda
gurau dengan teman kelasnya. Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku. Mulut ini
kelu untuk sebatas menyapa, hanya bisa terdiam mematung sambil melihat sang
puteri.
“Woy!! Ngapain diem disini? Cepet ke
kelas! Udah bel nih” Kaget temanku. Aku hanya mengangguk dan bergegas pergi ke
kelas.
“Teng nong.. Teng nong.. Teng nong..” Bel
pulang sudah berbunyi. Para siswa keluar dari kelasnya masing-masing dengan
bahagia seperti burung yang keluar dari sangkarnya.
Aku langsung mencari temanku, Nurul.
Dialah yang kenal dekat dengan Aulia. Dengan memendam rasa malu, aku meminta
nomor HP Aulia kepadanya.
Sesampainya di rumah, cepat aku
melemparkan badan ini ke kasur. Dengan rasa suka cita yang sedang meliputi,
raga ini seperti terbang diatas awan dan begitu ringannya badan ini sedang
terbang. Mungkin ini salah satu kebahagiaan yang tidak akan aku lupakan.
Cepat-cepat aku buka HP dan aku ingin
mengirim SMS ke aulia. Tapi, tiba-tiba tangan ini kaku. Tangan yang ringan
dalam menulis, tiba-tiba kaku begitu saja seperti es yang sedang membeku.
“Astagfirullah! Susah banget cuma mau sms
juga!” Gerutuku dalam hati
Dengan keberanian yang aku punya, aku pun
memberanikan diri untuk mengirim SMS walau hanya kata “Assalamualaikum” .Ya,
akhirnya aku berhasil mengirimnya. Tidak berapa lama kemudian, aku pun mendapat
balasan “Waalaikumsalam. Maaf ini siapa?”.
Raga ini seakan melayang lagi dan lagi ke
atas awan sana. Aku pun memberanikan diri lagi untuk membalasnya. Dan dimulai
dari itu, terjadi percakapan yang hangat antara aku dan aulia, puteri impian.
Kini tiap iringan langkahku, wajahnya
selalu berkeliaran dipikiranku. Lesung pipinya, mampu membuat diriku melanglang
buana di alam khayal. Hubungan antara aku dan dia pun kian hari kian baik dan
akrab.
Tak terasa 1 bulan aku sudah mengenal dia
dan tak terasa pula rasa sayang dan cinta ini makin membludak.
“Mungkin ini saatnya, untuk mengungkapkan
apa yang aku rasakan” Lirihku sambil melihat keluar jendela.
Aku pun memberanikan diri untuk melakukan
itu. Ku buka HP-ku, ku tekan ikon Message. Tangan ini mulai kaku seperti
pertama kali aku meng-SMS dia. Aku mulai ketik rangkaian kata puitis yang
indah.
“Assalamualaikum. De, selamat pagi J.
Seperti yang ade tau, ade dan kaka telah bersama-sama lewati hari dengan
kehangatan silaturahim. Telah kita lewati juga segala beban hidup bersama.
Curahan hati antara kita pun tak terlupakan. Ade sering curhat ke kaka, dan
sebaliknya. Andai ade tau aja, pertama kaka liat ade di perpisahan itu. Kaka
terasa diluncurkan ke atas awan dan terbang diatas hamparan dengan cinta
sebagai pegangan kakak. Kaka juga merasakan perasaan yang berbeda disaat
pertama kenal ade. Kaka merasakan arti sebuah cinta yang sesungguhnya, melalang
buana di alam khayal cinta. Kaka juga merasakan kenyamanan yang belum pernah
kaka rasakan sebelumnya. Pernah kaka bertanya pada diri sendiri, apakah ini
namanya cinta? Dan ya, ini namanya cinta. Kini benih cinta telah ade tanam di
hati kakak. Jujur, kaka kagum dengan akhlak ade, paras ade, dan segala yang ada
pada diri ade. Kaka suka sama ade. Maaf atas kejujuran ini... Wassalamualaikum”
Kuakhiri sms ini dengan salam lagi.
Kini rasa lega dan deg-degan sedang
menyelimutiku. Rasa was-was, aku takut dia malah membenciku dan meninggalkanku
di kesunyian malam. Rasa lega, akhirnya semua rahasia hati telah dibuka.
“Kak.....” Kulihat sekilas sms yang dia
kirim. Lalu aku baca semuanya dan berisi :
“ Kak, ade juga mau jujur. Ade juga
merasakan seperti yang kaka rasakan. Ade juga suka sama kakak sejak pertemuan
kita di perpisahan itu. Tapi kak, mungkin rasa suka kita belum biasa diikat
cinta. Kita bisa mengikat rasa suka kita nanti, pas ade bisa Khatam Quran yang
ke-5. Dan sampai saat ini ade baru 28 juz. “
Deg.... tiba-tiba ragaku lemas. Bukan
karena dia tidak bisa memulai cinta denganku. Tapi, aku terkesima dengan
jawabannya.
“ Baru kali ini, ada wanita yang akan
mengikat cinta asalkan harus khatam quran dulu.. Subhanallah.. Engkau
benar-benar orang yang tepat untuk diriku, puteri impian “ Lirihku di pagi hari
dengan kicauan burung yang masih bergema di pagi hari.
“ Iya de J Baru kali ini kaka mendapat
jawaban yang membuat syahdu di hati dan membuat tentram hati ini. Kaka mengerti
J Dan kaka bukannya menyesal telah menyatakan ini, justru kaka semakin semangat
untuk bisa meraih hati ade J “ Jawabku.
“ Makasih yah kak, ade juga gak menyesal
udah suka sama kakak, pangeran surgaku J “
Ya, hati ini semakin bergelora setelah
mendapat jawaban yang membawa ketentraman di hati. Kini, hari-hariku semakin
berwarna dan tidak ada warna abu di setiap langkahku.
4 bulan telah kulalui. Walau sudah lama
mengukir tinta kebahagiaan, rasa sayang dan cinta ini kian hari tidak pernah
pudar, justru semakin menunjukan warnanya.
“ Assalamualaikum, kak? Ade mau ngasih
tau, kalo ade udah khatam quran J “ Kubaca perlahan sms yang baru dia kirim.
Sontak, debaran kebahagiaan merasukiku. Tidak ada kata-kata yang pantas
menggambarkan kebahagiaan ini.
“Waalaikumsalam. Alhamdulillah, kalo udah
khatam J Jadi, ade mau kan sama kaka?“ Jawabku.
Ku tunggu beberapa menit untuk menunggu
kepastian atas penantian selama ini yang aku tunggu.
“ Iya kak J Ade mau, semoga karena
terjalinnya kita berdua. Kaka semakin semangat belajar, terutama menjalani
hari. Semoga juga, ade semakin semangat untuk mengukir prestasi baik untuk
dunia maupun akhirat. “ Jawabnya dengan kata-kata lembut yang mampu
meluluhlantakan segala kerisauan.
Ya, kini pukul 14.29 tanggal 23 Desember
2013 menjadi hari yang tidak akan pernah aku lupakan. Walau zaman telah
menenggelamkan sejarah. Ikatan yang lama kutunggu, akhirnya terikat. Arti
cinta, telah kurasakan. Kebahagiaan ini adalah kebahagiaan yang tidak akan ada
yang dapat menggantikannya. Terima kasih, puteri impianku Aulia.
“ Makasih ya de. “ Jawabku singkat,
karena kehabisan kata-kata.
Kini, tak akan aku biarkan kesukaran
menyelimutiku dan tak sudi, aku membiarkan angin pagi menyentuh raga.
Happiness, mungkin itu yang aku nikmati disetiap helaan nafas. Puteri impian,
kini aku telah menggenggamu dan tak akan aku biarkan kau keluar dari
genggamanku.
Ya, walaupun cinta ini terikat karena
ketulusan. Pasti ada kerikil disetiap jalan yang aku dan dia lalui. Jurang
kehancuran, hampir mengakhiri apa yang telah aku dan dia jalin. Cemburu?
Wajar.. Seringkali diantara aku dan dia ada yang cemburu, entah itu karena aku
dekat dengan perempuan lain maupun dia yang dekat dengan lelaki lain. Tapi,
terkadang aku malu terhadap diri sendiri. Pasti, dia yang selalu mengalah akan
pertengkaran kecil. Dan satu untaian kata yang selalu terniang darinya : “La
taghdobu walahul Jannah. Kaka jangan marah yah, kan kalo marah gak akan masuk
surga”. Terkadang aku berfikir, betapa bahagianya aku mendapatkan wanita
sholehah dan penyayang sepertinya, Aulia.
17 Juni 2014, pukul 13.45...
Handphoneku bergetar. Ya, seperti biasa
dia yang sms. Tapi, sms yang dia kirim kali ini berbeda dari sebelumnya. Ya,
untaian kata yang dia kirim melumpuhkan kaki yang menopang. Menyayat hati yang
dulu terlapisi kebahagiaan. Debaran jantung mulai tak beraturan. Kelu, ya lidahku
kelu untuk mengatakan apa yang terjadi. Tangan ini melemas tak mampu untuk
membalas pesan darinya.
Ketegaran sebagai lelaki, kini terhempas
hanya karena untaian kalimat. Kalimat yang tak pernah aku kira sebelumnya. Tak
sangka, ini akan terjadi..
“Assalamualaikum kak.. Kak, selamat pagi
J Kak gimana kabarnya? Kak, ade ada kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya,
ade sama mamah boleh lanjutin SMA di pesantren Garut. Tapi, kabar buruknya.
Cita-cita ade itu ingin jadi ustadzah. Oleh karena itu, kata guru ngaji dan
mamah. Kalo mau jadi ustadzah itu gak boleh pacaran. Kak, sebenernya ade gak
mau mengatakan semua ini. Ade itu sebenernya masih cinta sama kaka, masih
sayang sama kaka, dan masih menempatkan kaka di singgasana hati ade. Tapi,
semua ini harus dilakukan. Ini juga amanat kaka ade supaya ade gak pacaran.
Jadi, maaf kak.. Kita harus mengakhiri yang telah kita jalin. Tapi, kaka harus
percaya.... “ Pesan itu terpotong.
Debaran jantung ini terus berontak.
Pikiranku entah melayang kemana. Hanya pesan ini menjadi fokusku.
“ Tapi, kaka harus percaya. Kaka adalah
yang pertama dan terakhir buat ade, kaka harus percaya itu semua.. Ade gak akan
pacaran lagi, selain sama kaka. Ade berharap, ade sama kaka bisa bersatu jika
sudah beranjak dewasa nanti.. Jika pun tidak, ade berharap kaka lah pangeran
surga ade yang menemani ade menari-nari di surga nanti. Aku padamu, kak.... ”
Pesan yang dia kirim terhenti.
Debaran jantung mulai mereda. Helaan
nafas mulai beraturan. Walau pahit pada bait-bait pertama. Namun, rasa manis
aku rasakan diakhir bait. Ya, walau hati tidak mengizinkan untuk melepaskannya.
Tapi, itu adalah jalan terbaik untuk dia dan untukku, mungkin... Aku tak bisa
memaksakan kehendakku untuk memaksa dia untuk terus melanjutkan perjalanan
hidup bersamaku.
“ Waalaikumsalam. Iya de.. Gak apa-apa.
Kaka mengerti seperti apa keadaan ade saat ini. Sebagai lelaki, kaka tidak bisa
mendikte ade supaya terus bersama kaka. Tuhan tau apa yang terbaik buat kita.
Kaka hanya bisa berdoa, apa yang diharapkan ade di kalimat terakhir tadi
tercapai. Gapai cita-cita ade, jangan sampai cita-cita itu hanya menjadi angin.
Ade juga harus tahu, walau ribuan orang silih berganti menempati singgasana
hati kaka. Tapi, hanya ade yang selamanya duduk di singgasana itu. Aku padamu
de.. Ade mantan terindah kaka J I will always love you, puteri impian “
Ku kirim pesan yang telah ku ketik dan
akhirnya cinta ini kandas oleh cita-cita yang memang harus digapai. Tapi, aku
yakin kemurnian cinta ini tidak akan pudar sampai kapanpun. Arti cinta telah
aku rasakan setelah aku bersamanya. Banyak pelajaran yang aku dapat darinya.
Walaupun kini, status aku dan dia hanya sebatas antara kakak dan adik kelas.
Tapi, hati ini tetap bersikuku bahwa dialah puteri impianku..
Terima kasih Aulia sudah mengajarkan arti
cinta.. You are my beloved princess.
28 Februari 2015
0 komentar